Phenobarbital adalah obat untuk mengontrol dan meredakan kejang. Selain itu, obat ini juga bermanfaat sebagai obat penenang yang biasa digunakan menjelang operasi, dan untuk mengatasi insomnia atau susah tidur.

Phenobarbital atau fenobarbital bekerja dengan cara menstabilkan aktivitas listrik di sistem saraf pusat, sehingga kejang bisa diatasi atau dicegah. Phenobarbital juga bisa memberikan efek tenang dan kantuk. Berkat efek tersebut, obat ini bisa digunakan untuk mengatasi insomnia, atau membuat pasien rileks selama operasi.

 

phenobarbital - Alodokter

Phenobarbital tidak boleh digunakan dalam jangka panjang pada penanganan insomnia. Penggunaan fenobarbital juga tidak boleh sembarangan dan harus sesuai dengan resep dokter.

Merek dagang phenobarbital: Phenobarbital, Phenobarbital Sodium, dan Sibital 200.

Apa Itu Phenobarbital

Golongan Antikonvulsan golongan barbiturat
Kategori Obat resep
Manfaat Mengontrol dan meredakan kejang, serta sebagai obat penenang sebelum tindakan operasi dan untuk mengatasi insomnia
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak
Phenobarbital untuk ibu hamil dan menyusui Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa.Phenobarbital terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.
Bentuk obat Tablet dan suntik

Peringatan Sebelum Menggunakan Phenobarbital

Sebelum menggunakan phenobarbital Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:

  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Phenobarbital tidak boleh digunakan pada orang yang alergi terhadap obat ini; obat barbiturat lain, seperti primidone; atau obat antikejang lain, seperti carbamazepine, oxcarbazepine, atau phenytoin.
  • Beri tahu dokter jika Anda menderita gagal hati, gagal ginjal, asma berat, penyakit paru obstruktif kronis, atau jika Anda memiliki riwayat porfiria. Phenobarbital sebaiknya tidak digunakan pada pasien dengan kondisi tersebut.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah menderita gangguan pernapasan, penyakit ginjal, penyakit liver, penyakit jantung, diabetes, hipertiroidisme, anemia, atau defisiensi vitamin K atau asam folat.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah mengalami gangguan mental, seperti depresi atau pernah melakukan percobaan bunuh diri.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah mengalami ketergantungan terhadap obat penenang, seperti, alprazolam, lorazepam, atau diazepam, kecanduan alkohol, atau penyalahgunaan NAPZA.
  • Beri tahu dokter jika Anda menderita penyakit Addison, pheochromocytoma, atau gangguan kelenjar pituitari, seperti sindrom Cushing, prolaktinoma, hipopituarisme, atau tumor pituitari.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan kontrasepsi hormonal, seperti pil KB, obat pengencer darah, seperti warfarin, atau obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk mengantisipasi interaksi obat.
  • Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan phenobarbital karena berisiko memperburuk efek samping obat ini.
  • Jangan langsung mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan alat berat setelah menggunakan phenobarbital, karena obat ini dapat menyebabkan pusing dan kantuk.
  • Diskusikan dengan dokter perihal manfaat dan risiko penggunaan phenobarbital pada lansia. Pengguna lansia rentan mengalami efek samping berupa linglung dan lebih berisiko untuk jatuh.
  • Konsultasikan ke dokter jika ada perubahan emosi dan tingkah laku selama anak menjalani pengobatan dengan phenobarbital. Penggunaan phenobarbital berisiko membuat anak hiperaktif.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan phenobarbital sebelum menjalani operasi, termasuk operasi gigi.
  • Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan phenobarbital.

Dosis dan Aturan Pakai Phenobarbital

Berikut ini adalah pembagian dosis phenobarbital berdasarkan bentuk obat dan tujuan penggunaannya:

Phenobarbital tablet

Tujuan: Mengontrol dan mengatasi kejang

  • Dewasa: 60–180 mg per hari pada malam hari. Dosis dapat ditambah hingga 350 mg per hari yang dibagi dalam beberapa kali jadwal konsumsi. Penambahan dosis dilakukan hingga kejang dapat terkontrol dengan baik.
  • Anak-anak: 5–8 kg/BB per hari atau 3–6 mg/kgBB per hari.

Tujuan: Sebagai obat tidur atau obat penenang

  • Dewasa: 30–120 mg per hari, yang dibagi dalam 2–3 kali jadwal konsumsi. Dosis maksimal 400 mg per hari.
  • Anak-anak: 2 mg/kgBB, 3 kali sehari, atau 3–5 kg/BB sebelum tidur.

Phenobarbital suntik

Tujuan: Mengatasi kejang pada status epileptikus

  • Dewasa: Suntikan IV sebanyak 15–20mg/kgBB. Dosis bisa diulang setelah 10 menit dengan tambahan dosis 5–10 mg/kg
  • Anak-anak: Suntikan IV pelan sebanyak 15–20 mg/kgBB. Suntikan bisa diulang setelah 10 menit dengan dosis 5–10 mg/kgBB.

Tujuan: Mengatasi kejang

  • Dewasa dan anak usia >12 tahun: Suntikan IV 1–3 mg/kgBB per hari, yang dibagi dalam 1–2 dosis.
  • Anak usia 6–12 tahun: Suntikan IV 4–6 mg/kgBB per hari, yang dibagi dalam 1–2 dosis.
  • Anak usia 1–5 tahun: Suntikan IV 6–8 mg/kgBB per hari, yang dibagi dalam 1–2 dosis.
  • Bayi 1–12 bulan: Suntikan IV 5–6 mg/kbBB per hari, yang dibagi dalam 1–2 dosis.
  • Bayi baru lahir (<28 hari): Suntikan IV 3–5 mg/kgBB per hari, yang dibagi dalam 1–2 dosis.

Tujuan: Sebagai obat penenang sebelum tindakan operasi

  • Dewasa: 100–200 mg suntikan IM dalam, diberikan 1–1,5 jam sebelum operasi.
  • Anak-anak: Suntikan IV/IM 1–3 kg/BB, diberikan 1–1,5 jam sebelum operasi.

Tujuan: Sebagai obat penenang

  • Dewasa: Suntikan IV/IM 30–120 mg per hari, yang dibagi dalam 2–3 dosis. Dosis maksimal 400 mg per hari.

Untuk pasien lansia, dosis phenobarbital akan disesuaikan oleh dokter dengan kondisi pasien.

Cara Menggunakan Phenobarbital dengan Benar

Phenobarbital suntik hanya boleh diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Dokter akan menyuntikkan phenobarbital ke dalam pembuluh darah atau ke dalam otot, tergantung kondisi pasien.

Jika Anda diresepkan phenobarbital tablet, ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan obat sebelum mulai mengonsumsinya. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.

Phenobarbital tablet dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Telan tablet phenobarbital dalam kondisi utuh dengan air putih, tanpa membelah, mengunyah, atau menghancurkannya terlebih dahulu.

Bagi penderita epilepsi yang diresepkan phenobarbital, konsumsi obat ini secara teratur agar kejang bisa dicegah dan tidak muncul kembali. Konsumsi obat ini di jam yang sama tiap harinya agar efek pengobatan maksimal.

Jangan menghentikan pengobatan tanpa berkonsultasi dengan dokter, karena berisiko memperburuk kondisi Anda, serta menimbulkan gejala putus obat, seperti sulit tidur, cemas, tremor, dan kejang. Dokter akan menurunkan dosis phenobarbital secara bertahap jika pengobatan perlu dihentikan.

Jika Anda lupa mengonsumsi phenobarbital, segera konsumsi jika belum mendekati waktu konsumsi obat berikutnya. Apabila sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis di waktu selanjutnya.

Dokter mungkin akan meminta Anda untuk menjalani pemeriksaan darah secara berkala selama menjalani pengobatan dengan phenobarbital. Patuhi jadwal kontrol yang telah diberikan dokter agar kondisi dan respons terapi dapat terpantau.

Simpan phenobarbital tablet di tempat sejuk dan terhindar dari sinar matahari secara langsung, dan jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Phenobarbital dengan Obat Lain

Interaksi yang dapat terjadi jika phenobarbital digunakan bersama obat-obatan tertentu adalah:

  • Peningkatan kadar dan risiko efek samping phenobarbital jika digunakan bersama oxcarbazepine, phenytoin, methylphenidate, chloramphenicol, atau asam valproat
  • Peningkatan risiko terjadinya kerusakan hati jika digunakan bersama paracetamol
  • Penekanan fungsi otak yang berlebihan, sehingga dapat menyebabkan kantuk yang tidak wajar, jika digunakan bersama obat penenang atau antihistamin
  • Penurunan efektivitas phenobarbital jika digunakan bersama vigabatrin, asam folat, memantine, obat MAOI, selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), atau antidepresan trisiklik
  • Penurunan kadar dan efektivitas dari obat quinidine, chloramphenicol, doxycycline, metronidazole, rifampicin, chlorpromazine, paroxetine, carbamazepine, lamotrigine, primidone, aripiprazole, clonazepam, digoxin, ciclosporin, tacrolimus, haloperidol, methadone, atau teofilin
  • Penurunan kadar dan efektivitas dari obat antihipertensi golongan antagonis kalsium, seperti felodipine, diltiazem, verapamil, atau nifedipine, dan penghambat beta, seperti metoprolol atau timolol
  • Penurunan efektivitas obat golongan antikoagulan, seperti warfarin dan heparin, sehingga meningkatkan risiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah
  • Penurunan efektivitas obat kanker jenis penghambat protein kinase, seperti axitinib, crizotinib, duvelisib, dan erlotinib
  • Penurunan efektivitas obat antivirus, seperti abacavir, lopinavir, nelfinavir, saquinavir, atazanavir, darunavir, dan sofosbuvir
  • Penurunan efektivitas kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen atau progesteron, seperti pil KB
  • Penurunan efektivitas obat golongan kortikosteroid
  • Penurunan efektivitas obat golongan antijamur, seperti itraconazole, voriconazole, atau griseofulvin

Efek Samping dan Phenobarbital

Penggunaan phenobarbital berpotensi menyebabkan sejumlah efek samping, di antaranya:

  • Pusing
  • Kantuk
  • Sakit kepala
  • Mual
  • Muntah
  • Hilang nafsu makan
  • Lelah
  • Suasana hati menurun
  • Euforia (rasa gembira yang berlebihan atau tidak wajar), terutama pada anak kecil dan lansia

Selain itu, penggunaan phenobarbital suntik dapat menyebabkan efek samping berupa iritasi kulit di area yang disuntikkan obat.

Periksakan ke dokter jika efek samping di atas tidak kunjung reda atau bertambah parah. Segera temui dokter jika muncul reaksi alergi obat, atau efek samping yang berat berikut ini:

  • Gejala depresi atau timbul keinginan menyakiti diri sendiri atau bunuh diri
  • Penglihatan ganda
  • Napas cepat, napas pendek, atau kesulitan bernapas
  • Detak jantung lambat
  • Pingsan
  • Nyeri di leher, punggung, tangan, atau bagian tubuh lain, yang tidak diketahui penyebabnya
  • Kelainan sel darah merah, yang bisa ditandai dengan kulit pucat, berat badan turun drastis, diare, jantung berdebar, bengkak di lidah, kesemutan dan mati rasa di tangan atau kaki