Calmlet adalah obat yang berguna untuk mengatasi gangguan kecemasan dan serangan panik pada orang dewasa. Obat yang berbahan aktif alprazolam ini hanya digunakan untuk pengobatan jangka pendek.

Kandungan alprazolam dalam Calmlet termasuk dalam kelompok obat benzodiazepine. Alprazolam dapat meningkatkan efek senyawa alami di otak yang bekerja sebagai penghambat aktivitas saraf sehingga bisa timbul efek tenang. Hasilnya gangguan kecemasan dan gangguan panik bisa berkurang.

Calmlet

Produk Calmlet

Calmlet tersedia dalam 2 varian produk, yaitu:

  • Calmlet 1 mg tablet, dengan kandungan 1 mg alprazolam tiap tabletnya
  • Calmlet 0,5 mg tablet, yang mengandung 0,5 mg alprazolam tiap tablet

Apa Itu Calmlet

Bahan aktif  Alprazolam 
Golongan Obat resep
Kategori Benzodiazepine
Manfaat Meredakan gejala gangguan kecemasan dan gangguan panik
Digunakan oleh Dewasa
Calmlet untuk ibu hamil Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa.
Calmlet untuk ibu menyusui Obat berbahan aktif alprazolam, seperti Calmlet, umumnya bisa dikonsumsi sesekali ketika menyusui dan tidak direkomendasikan untuk pemakaian rutin. 
Jika ibu menyusui perlu minum obat ini dalam jangka panjang, pantau tanda-tanda pada bayi, seperti sering mengantuk, tidak mau menyusu, atau berat badan tidak naik.
Bentuk obat Tablet 

Peringatan sebelum Menggunakan Calmlet

Calmlet tidak boleh digunakan secara sembarangan. Berikut hal penting yang perlu diperhatikan sebelum menjalani pengobatan dengan Calmlet:

  • Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang dimiliki. Calmlet tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap alprazolam.
  • Sampaikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit ginjal, glaukoma, myasthenia gravis, penyakit liver, sleep apnea, atau PPOK.
  • Informasikan kepada dokter perihal penggunaan Calmlet jika Anda pernah atau sedang mengalami kecanduan alkohol, penyalahgunaan NAPZA, depresi, atau pikiran untuk bunuh diri.
  • Diskusikan dengan dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen atau produk herbal. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi terjadinya interaksi antarobat.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, mungkin hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan. Segera hentikan konsumsi Calmlet jika Anda hamil, lalu konsultasikan dengan dokter.
  • Hindari konsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan Calmlet. Hal ini untuk mencegah terjadinya efek samping.
  • Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas yang memerlukan kewaspadaan bila timbul pusing dan kantuk setelah mengonsumsi Calmlet. Pastikan Anda benar-benar prima sebelum beraktivitas kembali.
  • Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan Calmlet.

Dosis dan Aturan Pakai Calmlet

Berikut ini adalah dosis umum penggunaan Calmlet berdasarkan kondisi yang diobati:

Kondisi: Gangguan panik dengan atau tanpa agoraphobia

  • 0,5–1 mg diminum sebelum tidur atau 0,5 mg, 3 kali sehari.

Kondisi: Gangguan kecemasan

  • 0,75–1,5 mg per hari dalam dosis terpisah.

Cara Menggunakan Calmlet dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan bacalah informasi yang tertera pada label kemasan obat sebelum mengonsumsi Calmlet. Jangan mengurangi atau menambah dosis tanpa persetujuan dokter.

Agar efektif, patuhilah cara menggunakan Calmlet dengan benar berikut:

  • Minumlah Calmlet sebelum atau sesudah makan. Efek samping kantuk akibat konsumsi Calmlet bisa berkurang bila obat ini diminum segera setelah makan.
  • Telan tablet Calmlet secara utuh dengan bantuan air putih.
  • Jika Anda lupa, segera minum Calmlet begitu teringat. Namun, bila waktu minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
  • Lakukan kontrol sesuai jadwal yang ditentukan dokter agar kondisi dan respons terapi dapat terpantau. Anda mungkin akan diminta menjalani pemeriksaan tertentu selama menggunakan Calmlet.
  • Jangan menghentikan penggunaan Calmlet secara tiba-tiba karena berisiko memperburuk kondisi dan menimbulkan gejala putus obat, seperti susah tidur, tremor, atau kejang. Dokter akan menurunkan dosis secara bertahap jika pengobatan memang perlu dihentikan.
  • Simpan Calmlet di tempat yang sejuk, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
  • Jangan menggunakan Calmlet yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa. 

Interaksi Calmlet dengan Obat Lain

Kandungan alprazolam dalam Calmlet dapat menyebabkan interaksi obat jika digunakan bersama obat tertentu. Efek interaksi tersebut bisa berupa:

  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping berupa gangguan pernapasan berat hingga koma jika digunakan dengan obat golongan opioid, seperti tramadol
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping Calmlet bila digunakan bersama ketoconazole, erythromycin, itraconazole, cimetidine, fluvoxamine, pil KB, fluoxetine, atau diltiazem
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping digoxin
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping Calmlet bila digunakan dengan kelompok obat antipsikotik, antidepresan, obat bius, antihistamin, atau obat antiansietas lain
  • Penurunan efektivitas Calmlet jika digunakan bersama phenytoin atau carbamazepine

Untuk mencegah terjadinya efek interaksi obat, diskusikan dengan dokter jika Anda berencana menggunakan Calmlet bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun.

Efek Samping dan Bahaya Calmlet 

Mengingat Calmlet mengandung alprazolam, ada efek samping yang mungkin terjadi setelah minum obat ini, antara lain:

  • Kantuk berat
  • Pusing
  • Mulut kering atau justru air liur berlebih
  • Sembelit
  • Diare 
  • Hilang nafsu makan
  • Linglung
  • Gairah seksual meningkat atau malah menurun

Konsultasikan dengan dokter lewat chat jika timbul keluhan di atas dan tidak segera mereda atau makin berat. Dokter akan memberikan saran atau pengobatan awal.

Segera cari pertolongan medis bila mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Napas pendek
  • Mudah lupa
  • Gangguan keseimbangan
  • Perubahan suasana hati yang ekstrem atau muncul pikiran bunuh diri
  • Depresi
  • Halusinasi
  • Kesulitan berbicara
  • Kejang
  • Penyakit kuning