Kecanduan seks dapat diartikan sebagai kondisi yang membuat seseorang tidak mampu mengendalikan tindakan atau dorongan nafsu seksualnya. Sama halnya dengan kecanduan alkohol atau NAPZA, kecanduan seks yang tidak diobati juga berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental.

Kecanduan seks atau maniak seks merupakan salah satu bentuk gangguan perilaku adiksi. Seseorang bisa mengalami kecanduan terhadap banyak hal, misalnya berjudi, berbelanja, bermain game, hingga seks.

Cek Informasi Kecanduan Seks di Sini - Alodokter

Kecanduan seks sering kali disebut sebagai hiperseksual atau gangguan perilaku seksual kompulsif. Kecanduan seks bisa meliputi banyak faktor, mulai dari kebiasaan masturbasi, cybersex melalui video atau telepon, gonta-ganti pasangan, bahkan hingga pemerkosaan maupun penganiayaan saat berhubungan seksual.

Penyebab dan Tanda Kecanduan Seks

Sebenarnya, belum ada faktor yang pasti menyebabkan kecanduan seks terjadi. Namun, diperkirakan ada faktor biologis, psikologis, dan sosial yang berkontribusi terhadap perkembangan gangguan ini.

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa kecanduan seks dapat muncul akibat pola asuh yang kurang baik semasa kecil. Dalam penelitian lain, ditemukan bahwa sekitar 82 persen pecandu seks pernah menjadi korban pelecehan seksual.

Tak hanya itu, ada juga faktor lain yang dapat meningkatkan risiko munculnya kecanduan seks, misalnya kemudahan akses konten pornografi, serta efek samping dari minuman beralkohol dan penyalahgunaan NAPZA.

Beberapa tanda kecanduan seks yang perlu Anda kenali, di antaranya:

  • Sering berpikiran jorok atau berfantasi seksual.
  • Mudah tersinggung dan berbohong untuk menutupi perilaku aslinya.
  • Memiliki hasrat tinggi untuk melakukan hubungan seksual dengan banyak orang.
  • Tidak mampu mengendalikan perilaku kecanduan seks, bahkan sampai mengganggu aktivitas dan produktivitas kerja sehari-hari.
  • Cenderung menempatkan diri atau orang lain dalam bahaya karena perilaku seksual.
  • Merasa menyesal atau bersalah setelah berhubungan seks.

Penanganan Kecanduan Seks

Tujuan penanganan kecanduan seks atau gangguan perilaku seksual kompulsif adalah untuk membantu pecandu agar dapat mengelola dorongan seksual dengan cara yang tepat, serta mempertahankan aktivitas seksual yang sehat.

Beberapa penanganan kecanduan seks yang bisa dilakukan, antara lain:

Psikoterapi

Terapi perilaku kognitif adalah salah satu jenis psikoterapi yang umum dilakukan untuk mengobati kecanduan seks. Terapi perilaku kognitif ini bertujuan untuk menolong penderita mengenali pola pikirnya sendiri terhadap perilaku seks yang sebelumnya negatif, lalu mengubahnya menjadi positiif.

Selain terapi perilaku kognitif, masih ada jenis psikoterapi lainnya yang dapat membantu menangani kecanduan seks. Jenis terapi akan disesuaikan dengan derajat keparan kecanduan seks oleh psikolog.

Obat-obatan

Penggunaan obat antidepresan juga dinilai dapat membantu menangani kecanduan seks karena efek sampingnya yang dapat menurunkan gairah seksual.

Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) adalah jenis obat antidepresan yang umum digunakan untuk pasien kecanduan seks. Contoh obat golongan SSRI adalah fluoxetine,  paroxetine, dan fluvoxamine.

Kecanduan seks dapat sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup seseorang. Perlu diwaspadai juga bahwa gangguan perilaku ini dapat meningkatkan risiko seseorang terhadap kanker leher rahim dan infeksi menular seksual yang berbahaya, seperti HIV dan hepatitis B. Tidak hanya itu, kecanduan seks juga bisa berakhir dengan jerat kriminal.

Oleh sebab itu, jika Anda merasa memiliki tanda-tanda kecanduan seks yang mulai mengganggu pikiran dan produktivitas Anda, atau mungkin Anda mengenali seseorang yang menderitanya, segera konsultasikan dengan psikolog untuk mendapatkan penanganan yang tepat.