Clobazam adalah obat untuk mengatasi dan mencegah kejang pada penderita epilepsi. Salah satu jenis epilepsi berat yang bisa ditangani dengan clobazam adalah Lennox-Gastaut syndrome. Selain itu, obat ini juga bisa digunakan untuk meringankan gangguan kecemasan.

Clobazam merupakan obat golongan benzodiazepine. Obat ini bekerja pada otak dan sistem saraf pusat untuk menghasilkan efek menenangkan. Clobazam bekerja dengan cara meningkatkan efek dari gamma-aminobutyric acid (GABA), yang berfungsi sebagai penghambat arus listrik pada sel saraf.

Clobazam - Alodokter

Clobazam dapat bekerja pada sel saraf di otak, saraf tulang belakang, dan otot. Dengan cara kerjanya, obat ini dapat menurunkan jumlah kejang dan tingkat keparahan kejang yang mungkin terjadi, serta melemaskan otot yang menegang akibat kejang.

Merek dagang clobazam: Asabium, Clofritis 10, Clobazam, Proclozam, Frisium, Anxibloc

Apa itu Clobazam

Golongan Obat resep
Kategori Antikonvulsan golongan benzodiazepin
Manfaat Mengatasi kejang pada epilepsi atau meringankan gangguan kecemasan
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak
Clobazam untuk ibu hamil dan menyusui Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.

Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Clobazam dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.

Bentuk Tablet

Peringatan Sebelum Mengonsumsi Clobazam

Clobazam tidak boleh digunakan sembarangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi obat ini, antara lain:

  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Clobazam tidak boleh digunakan pada pasien yang alergi terhadap obat ini.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita gangguan otot, seperti myasthenia gravis atau kehilangan koordinasi tubuh; gangguan mental, seperti depresi atau psikosis, glaukoma, penyakit hati atau penyakit ginjal, gangguan pernapasan, seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), atau apnea tidur.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang mengalami kecanduan alkohol, atau ketergantungan terhadap obat, termasuk obat terlarang.
  • Segera beri tahu dokter jika setelah mengonsumsi clobazam Anda mengalami perubahan suasana hati yang drastis, atau memiliki keinginan untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan pil KB, KB suntik, atau KB implan, karena clobazam dapat mengurangi efektivitas pil KB dalam mencegah kehamilan. Tetap gunakan alat kontrasepsi hingga 28 hari setelah dosis terakhir clobazam.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk mengantisipasi interaksi obat.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi clobazam sebelum menjalani operasi, termasuk operasi gigi.
  • Jangan melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan, seperti mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan alat berat, jika Anda mengalami pusing dan kantuk sesudah mengonsumsi clobazam. Efek kantuk dan pusing bisa terus muncul setelah minum obat, selama 1 bulan pertama mengonsumsi clobazam.
  • Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan clobazam
  • Segera ke dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping yang serius setelah mengonsumsi clobazam.

Dosis dan Aturan Pakai Clobazam

Dosis clobazam dapat berbeda-beda pada tiap pasien. Berikut ini adalah dosis umum clobazam berdasarkan kondisi dan usia pasien:

Kondisi: Epilepsi

  • Dewasa: dosis awal adalah 20–30 mg per hari, dosis dapat ditingkatkan sampai maksimal 60 mg per hari.
  • Anak usia >6 tahun: dosis awal adalah 5 mg per hari, dosis dapat ditingkatkan sampai maksimal 60 mg per hari. Dosis harian umumnya adalah 0,3–1 mg/kgBB per hari.

Kondisi: Gangguan kecemasan

  • Dewasa: 20–30 mg per hari, dikonsumsi sebagai dosis tunggal sebelum tidur atau dibagi menjadi beberapa kali jadwal konsumsi. Dosis dapat ditingkatkan sampai 60 mg per hari. Durasi pengobatan maksimal adalah 4 minggu. Setelah itu efektivitas clobazam harus dievaluasi.
  • Lansia: 10–20 mg per hari.

Cara Mengonsumsi Clobazam dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk yang terdapat pada kemasan sebelum mengonsumsi clobazam. Jangan menambah atau mengurangi dosis, serta menghentikan penggunaan clobazam tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Menghentikan konsumsi clobazam secara tiba-tiba dapat meningkatkan risiko terjadinya gejala putus obat, terutama jika Anda mengonsumsi clobazam dosis tinggi.

Clobazam dapat dikonsumsi  sebelum atau sesudah makan, tetapi biasanya obat ini dikonsumsi sebelum tidur malam. Telan tablet dengan air putih.

Konsumsi clobazam pada waktu yang sama tiap harinya agar efek pengobatan maksimal. Jika lupa mengonsumsi clobazam, segera minum obat ini bila belum mendekati jadwal konsumsi obat berikutnya. Apabila sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.

Patuhi jadwal kontrol yang telah diberikan dokter selama menjalani pengobatan dengan clobazam, agar efektivitas obat dan perkembangan kondisi Anda bisa terpantau.

Simpan clobazam di tempat sejuk dan terhindar dari sinar matahari secara langsung. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Clobazam dengan Obat Lain

Efek interaksi antarobat yang bisa terjadi jika clobazam digunakan secara bersamaan dengan obat lain adalah:

  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari phenytoin jika digunakan bersamaan
  • Peningkatan kadar clobazam dalam darah dan risiko terjadinya efek samping seperti kantuk, kelelahan, konstipasi, dan kesulitan bernapas, jika digunakan dengan fluconazole, omeprazole, obat antidepresan, atau ticlopidine
  • Peningkatan risiko terjadinya penurunan fungsi otak, termasuk dalam mengatur fungsi pernapasan, jika digunakan dengan obat antipsikotik, obat penenang, obat bius, obat antihistamin, atau obat antikonvulsan lain
  • Peningkatan risiko terjadinya penurunan kesadaran, gangguan pernapasan, koma, bahkan kematian, jika digunakan dengan obat golongan opioid

Efek Samping dan Bahaya Clobazam

Beberapa efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi clobazam, yaitu:

  • Kantuk
  • Pusing
  • Air liur menetes (mengiler)
  • Kelelahan
  • Konstipasi
  • Demam
  • Batuk
  • Kesulitan tidur

Periksakan diri ke dokter jika efek samping yang telah disebutkan di atas tidak kunjung mereda atau bertambah berat.  Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, atau efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Gelisah, gugup, atau linglung
  • Lemah otot
  • Gangguan koordinasi gerak tubuh
  • Kesulitan berbicara
  • Nyeri saat buang air kecil
  • Depresi
  • Muncul keinginan untuk melukai diri sendiri atau bunuh diri
  • Napas lambat atau pendek
  • Ruam kulit, kulit terkelupas, kulit melepuh, kulit terasa gatal, atau sariawan

Seperti yang telah disebutkan di atas, menghentikan konsumsi clobazam secara tiba-tiba dapat menyebabkan gejala putus obat. Kondisi ini dapat menyebabkan kejang, halusinasi, paranoid, gangguan perilaku, kecemasan, insomnia, atau tremor. Segera ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala ini.