Clostridium adalah jenis bakteri yang dapat menghasilkan spora dan mudah hidup di berbagai tempat. Bakteri ini terbagi menjadi beberapa jenis yang dapat menimbulkan berbagai penyakit bila menginfeksi tubuh manusia. 

Bakteri Clostridium dapat hidup di berbagai tempat, baik di dalam saluran cerna manusia maupun di alam bebas, seperti di tanah. Bakteri ini juga bisa ditemukan pada minuman atau makanan yang terkontaminasi tanah atau tinja.

Clostridium, Ketahui Penularan, Jenis, dan Cara Mencegahnya - Alodokter

Clostridium termasuk salah satu jenis bakteri yang cukup unik karena memiliki kemampuan untuk membentuk spora. Spora merupakan lapisan pelindung yang memungkinkan bakteri untuk bisa bertahan hidup dan lebih sulit dibasmi. 

Namun, dengan langkah pencegahan dan penanganan yang tepat, Anda bisa terhindar dari paparan kuman Clostridium dan penyakit yang menyertainya. 

Clostridium dan Penularannya

Seperti yang diketahui sebelumnya bahwa bakteri Clostridium dapat hidup di berbagai tempat, mulai dari tanah, kulit, saluran pencernaan, sampai makanan kemasan tertutup. Seseorang dapat terinfeksi bakteri Clostridium melalui berbagai cara, seperti melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi atau dari luka yang kotor. 

Oleh karena itu, penularan bakteri ini sangat mudah bila seseorang tidak menerapkan dan menjaga kebersihan, baik itu saat makan atau membersihkan luka. Selain itu, bakteri Clostridium juga lebih mudah menginfeksi seseorang dengan daya tahan tubuh yang lemah, termasuk penderita HIV

Clostridium dan Jenis-Jenisnya

Berikut adalah beberapa jenis bakteri Clostridium yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan:

1. Clostridium tetani

Ini merupakan jenis bakteri Clostridium yang menjadi penyebab penyakit tetanus. Bakteri Clostridium jenis ini umumnya terdapat di tanah dan permukaan benda-benda kotor, seperti benda yang berkarat. Saat masuk ke dalam tubuh, bakteri Clostridium tetani bisa menghasilkan racun yang dapat merusak fungsi saraf, sehingga menyebabkan penyakit tetanus.

Penularan bakteri C. tetani dapat terjadi bila Anda tidak sengaja tertusuk paku atau mengalami luka kemudian luka terpapar tanah, debu, atau kotoran. Jika tidak dibersihkan dengan baik, luka tersebut bisa menjadi sumber masuknya Clostridium tetani ke dalam tubuh. Ketika hal ini terjadi, Anda pun bisa mengalami tetanus.

Selain itu, penyakit tetanus juga rentan terjadi pada bayi yang baru lahir. Kondisi ini biasanya terjadi pada bayi yang dilahirkan dengan bantuan peralatan medis yang tidak steril, misalnya ketika ibu melahirkan dengan metode tradisional atau di dukun beranak. 

2. Clostridium difficile

Bakteri ini bisa menimbulkan infeksi di saluran cerna, khususnya di usus besar. Ketika menginfeksi usus, Clostridium difficile dapat menyebabkan gangguan di saluran cerna, seperti diare dan kolitis.

Infeksi Clostridium ini biasanya terjadi akibat mengonsumsi makanan atau minuman yang kotor, sehingga menimbulkan keracunan makanan. Selain itu, infeksi Clostridium difficile juga lebih berisiko terjadi pada orang yang memiliki imunitas tubuh lemah atau sering mengonsumsi antibiotik, khususnya penggunaan antibiotik jangka panjang atau tidak sesuai anjuran dokter. 

3. Clostridium perfringens

Clostridium perfringens merupakan jenis bakteri yang menyebabkan gastroenteritis. Jenis bakteri ini tidak jauh berbeda dengan Clostridium difficile, yakni sama-sama menyebabkan keracunan makanan. Biasanya, penderitanya akan merasakan kram perut sampai diare. 

Jenis bakteri ini biasanya dapat ditemukan pada daging atau makanan kemasan yang kurang higienis. Ketika masuk ke dalam tubuh, bakteri Clostridium perfringens dapat menghasilkan racun enterotoksin yang menimbulkan gejala keracunan makanan, seperti sakit perut, diare, dan mual muntah. 

Selain menyebabkan infeksi saluran cerna, bakteri Clostridium ini juga bisa menyebabkan gangrene.

4. Clostridium botulinum

Botulisme adalah gangguan kesehatan yang menyerang sistem saraf akibat racun dari bakteri Clostridium botulinum. Bakteri ini umumnya terdapat pada madu, terutama madu yang belum melewati fase pasteurisasi

Botulisme umumnya lebih sering menyerang bayi, khususnya bayi berusia kurang dari 1 tahun yang diberikan madu. Saat masuk ke dalam usus bayi, bakteri Clostridium ini akan menghasilkan racun botulinum yang dapat mengganggu sistem saraf.

Selain pada bayi, Clostridium botulinum juga dapat berisiko menyerang orang dewasa dengan daya tahan tubuh yang lemah. 

Clostridium dan Cara Mencegah Infeksinya

Ada banyak penyakit yang bisa disebabkan oleh bakteri Clostridium, tergantung pada jenisnya. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk selalu menghindari paparan kuman ini. Untuk mencegah infeksi bakteri Clostridium, Anda bisa menerapkan beberapa langkah berikut ini:

  • Cuci tangan sebelum dan sesudah makan atau menyiapkan makanan.
  • Bersihkan semua permukaan peralatan makan sebelum dan sesudah digunakan.
  • Masak makanan, terutama daging, sampai benar-benar matang.
  • Simpan makanan, seperti daging, di lemari freezer di bawah suhu 4℃.
  • Jangan mengonsumsi makanan yang dipanaskan kembali lebih dari 1 kali.
  • Lakukan perawatan luka dengan benar. Bila luka yang terjadi terlalu dalam atau kotor sebaiknya Anda pergi ke dokter.
  • Dapatkan vaksinasi DPT
  • Jangan memberikan madu pada bayi. Madu baru boleh diberikan ketika bayi yang sudah berusia lebih dari 1 tahun.

Bila Anda mengalami gejala yang mengarah pada infeksi kuman Clostridium, seperti demam, mual, muntah, diare, luka bernanah, luka bengkak dan merah, jangan tunda untuk berkonsultasi ke dokter, ya. Konsultasi dapat dilakukan secara cepat dan praktis melalui Chat Bersama Dokter.