Metode pengobatan diabetes insipidus tergantung pada jenisnya. Pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi jumlah urine yang dihasilkan oleh tubuh dan mengendalikan gejala yang muncul.

Pengobatan diabetes insipidus kranial

Diabetes insipidus kranial dianggap ringan jika pasien mengeluarkan urine sebanyak 3–4 liter dalam sehari. Kondisi ini tidak memerlukan pengobatan khusus. Namun, pasien dapat meredakan gejala yang muncul dengan banyak mengonsumsi air putih sedikitnya 2,5 liter per hari agar tidak mengalami dehidrasi.

Pasien dengan diabetes insipidus kranial berat umumnya diobati dengan pemberian desmopressin, yaitu obat yang berfungsi seperti hormon antidiuretik (ADH). Desmopressin bertujuan untuk mengendalikan produksi urine, menjaga kadar cairan tubuh, dan mencegah dehidrasi.

Penting untuk diingat, penggunaan desmopressin secara berlebihan bisa menyebabkan cairan dalam tubuh menumpuk dan kadar natrium darah menjadi rendah. Kondisi tersebut bisa membahayakan pasien. Oleh sebab itu, penggunaan obat ini harus sesuai dengan anjuran dan pengawasan dokter.

Obat lainnya adalah vasopressin, yaitu obat untuk mengurangi produksi urine.

Pengobatan diabetes insipidus nefrogenik

Dokter akan menyarankan pasien untuk mengonsumsi makanan rendah garam agar produksi urine di ginjal berkurang. Pasien juga akan disarankan untuk banyak minum air putih agar terhindar dari dehidrasi.

Jika kondisi yang dialami pasien disebabkan oleh penggunaan lithium, dokter akan meminta pasien untuk menghentikan penggunaan obat tersebut, kemudian meresepkan obat lain sebagai penggantinya. Jika obat diberikan oleh dokter lain, pasien disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter tersebut agar obat dapat dihentikan dan diganti.

Guna meredakan gejala, dokter akan meresepkan hydrochlorothiazide. Pada beberapa pasien diabetes insipidus nefrogenik, obat tersebut dapat menurunkan produksi urine sehingga frekuensi buang air kecil pasien berkurang.

Pengobatan diabetes insipidus dipsogenik

Tidak ada metode pengobatan yang spesifik untuk diabetes insipidus dipsogenik. Namun, pasien dapat mengisap permen untuk membantu meningkatkan produksi air liur sehingga keinginan untuk minum bisa berkurang.

Pada pasien yang sering terbangun pada malam hari untuk buang air kecil, dokter dapat meresepkan desmopressin dalam dosis rendah.

Pada diabetes insipidus dipsogenik yang disebabkan oleh gangguan mental, dokter mungkin akan merujuk pasien ke psikolog atau psikiater agar gangguan mental dapat diatasi terlebih dahulu.

Pengobatan diabetes insipidus gestasional

Pada pasien diabetes insipidus gestasional, dokter akan memberikan desmopressin selama masa kehamilan. Setelah melahirkan, diabetes insipidus gestasional akan sembuh dengan sendirinya sehingga pasien tidak membutuhkan desmopressin lagi.