Dislokasi rahang adalah kondisi ketika tulang rahang bawah bergeser atau terlepas dari sendi rahang. Kondisi ini dapat terjadi karena cedera akibat kecelakaan, atau aktivitas yang membuat seseorang membuka mulut dengan lebar dan kuat, misalnya menguap atau menjalani perawatan gigi.

Sendi rahang atau temporomandibular joint (TMJ) adalah sendi yang menghubungkan tulang rahang dengan tulang tengkorak. Sendi yang terdapat di kedua sisi rahang ini berfungsi untuk membuka dan menutup rahang, seperti ketika mengunyah makanan.

Dislokasi Rahang - Alodokter

Dislokasi rahang terjadi ketika tulang rahang bawah bergeser dari salah satu atau kedua sendi rahang. Kondisi ini mengakibatkan sakit di rahang dan kesulitan untuk berbicara atau makan.

Dislokasi rahang, atau yang disebut juga dislokasi temporomandibular joint (TMJ), tidak bisa ditangani secara mandiri. Oleh karena itu, penderitanya perlu segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan.

Penyebab Dislokasi Rahang

Dislokasi rahang dapat muncul mendadak (akut) atau bertahap dalam jangka panjang (kronis). Dislokasi rahang akut umumnya terjadi akibat penderitanya membuka mulut terlalu lebar dan kuat, misalnya ketika:

  • Menguap terlalu lebar
  • Mengalami kejang
  • Membuka mulut terlalu lama ketika menjalani perawatan gigi
  • Mengalami muntah parah

Dislokasi rahang juga bisa terjadi sebagai komplikasi akibat pemasangan alat bantu napas (intubasi endotrakeal).

Selain beberapa penyebab umum di atas, dislokasi rahang akut juga dapat disebabkan oleh cedera pada rahang. Cedera ini dapat terjadi akibat:

  • Kecelakaan
  • Jatuh
  • Benturan
  • Pukulan
  • Cedera olahraga

Sementara itu, dislokasi rahang kronis umumnya disebabkan akibat dislokasi rahang akut yang tidak tertangani. Hal ini menyebabkan posisi tulang rahang tidak normal dalam waktu yang lama.

Faktor risiko dislokasi rahang

Meski dapat terjadi pada siapa saja, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan seseorang mengalami dislokasi rahang, yaitu:

  • Memiliki lekukan tempat sendi rahang (fossa mandibularis) yang terlalu dangkal
  • Pernah mengalami cedera pada rahang
  • Mengalami radang sendi (artritis) pada sendi rahang
  • Menderita gangguan pada jaringan ikat, misalnya sindrom Marfan atau sindrom Ehlers Danlos
  • Menderita bruxism

Gejala Dislokasi Rahang

Dislokasi rahang bisa terjadi pada salah satu atau kedua sendi rahang. Beberapa gejala yang dapat muncul adalah:

  • Nyeri di rahang yang dapat memburuk ketika menggerakkan rahang
  • Sulit makan dan berbicara
  • Tidak mampu menutup mulut
  • Air liur terus keluar (ngeces)
  • Rahang menonjol ke depan
  • Posisi gigi dan rahang tidak sejajar (maloklusi)

Kapan harus ke dokter

Penanganan segera di IGD oleh dokter perlu dilakukan pada orang yang mendadak tidak bisa membuka atau menutup mulut dengan normal, terutama setelah terkena cedera dan jika disertai gejala berikut:

Selagi menunggu penanganan dari dokter, Anda dapat menahan rahang dengan tangan secara lembut agar rahang tetap pada posisinya.

Segera ke dokter jika pergeseran rahang dari posisi semula telah terjadi dalam waktu lama.

Diagnosis Dislokasi Rahang

Untuk mendiagnosis dislokasi rahang, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala, riwayat kesehatan, riwayat cedera, dan obat-obatan yang dikonsumsi pasien. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan meraba area pipi dan rahang.

Guna memastikan diagnosis, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut:

  • Foto Rontgen rahang, untuk memeriksa posisi dan kondisi sendi rahang
  • CT scan rahang, untuk mendeteksi dislokasi rahang atau kelainan lain pada rahang, seperti patah tulang rahang

Pengobatan Dislokasi Rahang

Penanganan dislokasi rahang perlu dilakukan oleh dokter dan ditangani sesegera mungkin untuk menghindari kerusakan dan perubahan posisi yang permanen pada sendi rahang

Berikut ini adalah beberapa metode penanganan yang dapat dilakukan oleh dokter:

Reduksi manual

Reduksi manual atau reposisi rahang dilakukan dengan mengembalikan rahang ke posisi normal menggunakan tangan. Sebelum metode ini dilakukan, pasien akan diberikan bius lokal atau total, serta obat pelemas otot (muscle relaxant). Umumnya, reduksi manual dilakukan pada penderita dislokasi akut.

Operasi

Operasi dapat dilakukan jika dislokasi rahang terjadi secara kronis atau disertai dengan patah tulang rahang. Pada operasi ini, dokter akan memperbaiki posisi rahang dan mengencangkan jaringan penyokong, yaitu ligamen, antara sendi rahang dan tulang tengkorak.

Pemasangan perban (Barton bandage)

Pemasangan perban akan dilakukan setelah reduksi manual dan operasi rahang. Tujuannya adalah untuk membatasi gerakan pada rahang hingga pasien sembuh. Perban tersebut dipasang dengan membalut dagu hingga kepala.

Selama proses penyembuhan, dokter dapat memberikan suntik botox secara berkala untuk mempercepat pemulihan. Suntik botox juga akan diberikan kepada pasien dislokasi rahang yang sering kambuh.

Proses penyembuhan dislokasi rahang membutuhkan waktu sekitar 6 minggu. Selama waktu tersebut, ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pasien, yaitu:

  • Mengonsumsi obat pereda nyeri yang telah diresepkan oleh dokter
  • Mengonsumsi makanan lunak atau cair
  • Tidak membuka mulut terlalu lebar
  • Mengompres area rahang dengan es selama 10 menit setiap 2–3 jam sehari

Setelah sembuh, dokter akan menyarankan pasien untuk menjalani latihan otot-otot rahang. Pasien juga disarankan tetap mengonsumsi makanan lunak hingga 2 minggu setelah sembuh.

Komplikasi Dislokasi Rahang

Jika dislokasi rahang tidak ditangani dengan tepat, ada beberapa komplikasi yang dapat muncul, yaitu:

  • Cedera di saraf wajah dan pembuluh darah di leher
  • Cedera di saluran telinga sehingga menyebabkan gangguan pendengaran
  • Dislokasi rahang kambuh

Pencegahan Dislokasi Rahang

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya dislokasi rahang, yaitu:

  • Mengenakan alat pelindung diri ketika berolahraga atau berkendara
  • Menjalani pengobatan dan kontrol rutin jika menderita penyakit yang bisa menyebabkan kejang
  • Mengenakan mouth guard atau alat pelindung gigi jika menderita bruxism
  • Tidak membuka mulut terlalu lebar dan lama
  • Menghindari konsumsi makanan yang berukuran besar secara sekaligus, seperti burger dengan lapisan yang tebal