Sistem gastrointestinal berperan penting dalam memecah makanan dan menyerap nutrisi agar tubuh tetap sehat dan bertenaga. Kalau kesehatan gastrointestinal tidak terjaga, seseorang bisa mengalami berbagai gangguan, seperti perut kembung, maag, atau diare.
Gastrointestinal adalah sistem yang terdiri dari organ-organ saluran cerna, seperti lambung, usus, hati, dan pankreas, yang bekerja sama untuk memproses makanan. Gangguan pada salah satu bagian ini dapat memicu berbagai keluhan, mulai dari ringan hingga berat.

Banyak faktor yang memengaruhi kesehatan pencernaan, antara lain pola makan, gaya hidup, infeksi, dan kondisi medis tertentu. Dengan memahami cara kerja serta berbagai masalah yang dapat terjadi pada gastrointestinal, Anda akan lebih mudah menjaga dan mencegah gangguan pencernaan sehari-hari.
Fungsi Utama Sistem Gastrointestinal
Berikut adalah beberapa fungsi penting dari sistem gastrointestinal yang perlu Anda pahami:
1. Memecah makanan agar mudah dicerna
Fungsi gastrointestinal yang pertama adalah memecah makanan. Proses ini dimulai sejak Anda mengunyah makanan di mulut. Setelah itu, makanan masuk ke lambung dan usus, di mana makanan akan dihaluskan dan diuraikan dengan bantuan asam lambung serta enzim. Tujuannya adalah agar zat-zat yang terkandung di dalam makanan dapat diolah dan digunakan tubuh.
2. Menyerap nutrisi penting
Setelah makanan dipecah menjadi bagian terkecil, dinding usus halus menyerap zat-zat gizi, seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Nutrisi yang terserap kemudian dialirkan melalui darah ke seluruh tubuh agar bisa digunakan sebagai sumber energi, membangun jaringan tubuh, dan menjaga fungsi tubuh tetap normal.
3. Menghasilkan enzim pencernaan
Organ-organ pada gastrointestinal, seperti pankreas, hati, dan dinding usus menghasilkan berbagai enzim dan cairan empedu. Enzim ini bekerja dengan memecah makanan menjadi molekul kecil.
Contohnya, enzim amilase membantu memecah karbohidrat, sedangkan enzim lipase untuk memecah lemak. Tanpa enzim tersebut, makanan tidak akan bisa dicerna dengan baik.
4. Mengelola sisa makanan yang tidak diserap tubuh
Tidak semua bagian dari makanan dapat diserap tubuh. Bagian yang tidak berguna atau berlebihan akan dikumpulkan di usus besar, kemudian dibentuk menjadi feses dan dikeluarkan melalui anus saat buang air besar. Proses ini penting untuk mengeluarkan racun dan limbah dari dalam tubuh.
5. Menyaring racun yang masuk bersama makanan
Hati dalam gastrointestinal adalah filter yang menyaring racun atau zat kimia berbahaya yang mungkin ikut masuk bersama makanan dan minuman. Racun ini akan diolah dan dinetralkan sebelum akhirnya dibuang keluar tubuh. Fungsi hati sangat penting untuk melindungi organ-organ tubuh lain dari kerusakan.
6. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
Usus berperan dalam menyerap kembali air dan elektrolit, seperti natrium dan kalium, dari sisa makanan yang telah dicerna. Tujuannya agar cairan dan elektrolit tetap seimbang, sehingga organ seperti jantung dan otot dapat bekerja dengan baik. Jika proses ini terganggu, tubuh bisa mengalami dehidrasi atau gangguan elektrolit.
Gangguan Umum pada Gastrointestinal
Ada beberapa gangguan yang sering dialami pada sistem gastrointestinal, di antaranya:
1. Sembelit (konstipasi)
Sembelit terjadi ketika buang air besar menjadi jarang atau feses terasa keras dan sulit dikeluarkan. Kondisi ini umumnya dipicu oleh kurang mengonsumsi makanan berserat, kurang minum air putih, atau jarang bergerak.
Selain itu, sering menahan buang air besar, stres, dan perubahan rutinitas harian juga bisa memperparah sembelit. Jika dibiarkan, sembelit dapat menyebabkan perut terasa penuh, kram, atau bahkan bisa menimbulkan wasir.
2. Diare
Diare adalah kondisi di mana buang air besar menjadi lebih sering, dengan tinja yang cair dan jumlahnya banyak. Penyebab utama diare adalah infeksi virus, bakteri, atau parasit yang masuk melalui makanan atau minuman yang tidak bersih.
Selain itu, intoleransi makanan tertentu, alergi makanan, efek samping obat, atau stres juga bisa memicu diare. Diare bisa membuat tubuh kehilangan banyak cairan dan elektrolit, sehingga berisiko menyebabkan dehidrasi, terutama pada anak-anak atau lansia.
3. Maag atau dispepsia
Maag (dispepsia) adalah rasa nyeri atau tidak nyaman di bagian atas perut. Gejalanya bisa berupa perut perih, mual, kembung, atau cepat merasa kenyang. Maag sering muncul akibat pola makan tidak teratur, makan terlalu banyak atau terlalu pedas, minum kopi secara berlebihan, atau akibat stres dan kecemasan.
Kondisi ini juga bisa terjadi jika ada gangguan pada lambung, seperti infeksi bakteri Helicobacter pylori atau efek samping obat-obatan tertentu, misalnya obat antiradang.
4. Perut kembung
Kembung ditandai dengan perut terasa penuh, begah, dan sering bersendawa. Kondisi ini umumnya terjadi karena menelan udara saat makan terlalu cepat, konsumsi minuman bersoda, atau makan makanan tertentu seperti kacang-kacangan, kol, dan produk susu yang sulit dicerna.
Intoleransi laktosa atau makanan berlemak juga bisa memperparah kembung. Pada sebagian orang, stres dan kecemasan juga bisa memperburuk rasa kembung.
5. Gastroenteritis
Gastroenteritis merupakan infeksi atau peradangan pada gastrointestinal, biasanya disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit. Kondisi ini sering menyerang anak-anak, terutama jika kebersihan makanan dan minuman kurang terjaga.
Gejalanya meliputi diare, muntah, sakit perut, serta demam, dan bisa menyebabkan dehidrasi bila tidak ditangani dengan baik. Gastroenteritis sangat mudah menular di lingkungan yang padat, seperti sekolah dan tempat penitipan anak.
6. IBS (irritable bowel syndrome)
IBS adalah gangguan pada fungsi kerja usus, bukan karena infeksi atau kerusakan organ tertentu. Penyebab pastinya belum diketahui. Namun, faktor seperti stres, kecemasan, pola makan tidak sehat, dan perubahan aktivitas harian sering memicu gejala IBS.
Gejala IBS bisa berupa sakit perut, kembung, sering buang gas, diare, atau sembelit yang datang dan pergi. Meskipun tidak membahayakan nyawa, IBS dapat mengganggu aktivitas dan kualitas hidup penderitanya.
Sebagian gangguan gastrointestinal adalah keluhan yang bisa membaik dengan perawatan mandiri di rumah, seperti memperbaiki pola makan dan cukup minum air. Namun, jika muncul gejala berat seperti muntah darah, BAB berdarah, sakit perut hebat, atau berat badan turun secara drastis, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Cara Menjaga Kesehatan Gastrointestinal
Menjaga kesehatan gastrointestinal bisa dimulai dengan langkah-langkah sederhana berikut ini:
- Konsumsi makanan kaya serat, seperti buah, sayur, dan biji-bijian.
- Minum cukup air setiap hari.
- Batasi makanan berlemak tinggi dan pedas.
- Jaga kebersihan makanan dan hindari makanan yang tidak jelas kebersihannya.
- Hindari makan terburu-buru, kunyah makanan perlahan.
- Kelola stres dengan kegiatan yang positif, seperti olahraga ringan atau relaksasi.
Perlu Anda pahami, gejala yang muncul pada sistem gastrointestinal umumnya dapat diatasi dengan memperbaiki pola makan dan gaya hidup sehat. Namun, jika keluhan sering berulang atau semakin berat, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter agar masalah tidak berkembang menjadi gangguan serius.
Gangguan pada gastrointestinal dapat berdampak pada kesehatan tubuh secara menyeluruh jika tidak diatasi dengan tepat. Jika Anda mengalami gejala pencernaan yang tidak kunjung hilang, sebaiknya segera Chat Bersama Dokter melalui aplikasi ALODOKTER agar mendapatkan penanganan yang sesuai.