Obat pencahar biasa digunakan untuk mengatasi sulit buang air besar atau sembelit. Ada beragam jenis obat pencahar dengan cara kerja yang berbeda. Apa pun jenisnya, obat ini perlu dikonsumsi secara hati-hati untuk menghindari efek sampingnya.

Keluhan susah buang air besar umumnya dapat diatasi dengan mengonsumsi makanan kaya serat, mencukupi kebutuhan cairan tubuh, dan berolahraga secara rutin. Namun, jika semua cara tersebut sudah dilakukan dan sembelit tidak kunjung membaik, konsumsi obat pencahar bisa menjadi solusinya.

Hati-hati Saat Mengonsumsi Obat Pencahar - Alodokter

Jenis-Jenis Obat Pencahar

Ada berbagai jenis obat pencahar dengan kandungan dan cara kerja yang berbeda dalam mengatasi sembelit. Efektivitasnya pun bisa berbeda-beda pada setiap orang.

Berikut ini adalah beberapa jenis obat pencahar yang paling umum digunakan:

1. Obat pencahar osmotik

Obat pencahar osmotik bekerja dengan cara merangsang tubuh untuk meningkatkan jumlah cairan dalam usus, sehingga feses menjadi lebih lunak dan mudah dikeluarkan dari tubuh. Dibutuhkan waktu 2–3 hari bagi obat ini untuk mengatasi sembelit.

Saat menggunakan obat pencahar jenis ini, Anda dianjurkan untuk banyak minum air putih agar obat bekerja dengan baik serta mengurangi risiko terjadinya perut kembung, kram, dan dehidrasi.

2. Obat pencahar berupa serat

Obat pencahar berupa serat bekerja dengan cara meningkatkan penyerapan air di dalam saluran cerna dan memadatkan tekstur feses. Dengan demikian, feses dapat dikeluarkan dengan mudah dalam waktu 2–3 hari.

Sama seperti obat pencahar osmotik, Anda juga disarankan untuk minum banyak air putih saat minum obat pencahar jenis ini untuk mengurangi risiko dehidrasi, kembung, dan nyeri perut.

3. Obat pencahar stimulan

Cara kerja obat pencahar stimulan adalah dengan merangsang gerakan otot di saluran pencernaan untuk mendorong feses keluar dalam waktu 6–12 jam. Obat ini digunakan untuk kondisi sembelit yang tergolong parah dan bila obat pencahar jenis lain tidak mampu mengatasinya.

4. Obat pencahar lubrikan

Obat pencahar lubrikan mengandung minyak mineral yang dapat melumasi dinding usus. Dengan demikian, feses dapat melewati usus dan dikeluarkan dengan lebih mudah. Obat pencahar lubrikan hanya boleh digunakan dalam jangka waktu singkat karena dapat menghambat penyerapan vitamin dan beberapa jenis obat.

5. Pelunak feses

Obat pencahar ini bekerja dengan cara meningkatkan penyerapan air ke feses, sehingga feses menjadi lebih lunak dan mudah dikeluarkan. Obat ini bekerja dalam waktu 7 hari atau lebih dan cocok digunakan oleh penderita wasir maupun orang yang saja menjalani operasi, termasuk ibu yang baru melahirkan.

Panduan Mengonsumsi Obat Pencahar

Saat mengonsumsi obat pencahar, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan:

Waktu konsumsi obat pencahar

Obat pencahar tidak bisa dikonsumsi sembarangan dan sebaiknya dikonsumsi pada waktu tertentu, seperti saat bangun tidur di pagi hari atau sebelum tidur di malam hari.

Dosis obat pencahar

Terlalu sering mengonsumsi obat pencahar atau dengan dosis lebih tinggi dari yang dianjurkan berisiko memicu diare, ketidakseimbangan kadar mineral dan garam dalam tubuh, serta penumpukan atau penyumbatan feses di dalam usus.

Efek samping obat pencahar

Perhatikan kemungkinan efek samping yang dapat ditimbulkan dari mengonsumsi atau menggunakan obat pencahar. Efek samping setiap obat pencahar bisa berbeda-beda, tergantung jenis obat yang digunakan. Keluhan yang umum terjadi adalah perut kembung, kram perut, sering kentut, dan dehidrasi.

Lama pemakaian obat pencahar

Obat pencahar sebaiknya tidak digunakan secara terus-menerus. Segera hentikan penggunaannya jika keluhan sembelit telah membaik atau sembuh.

Pemakaian obat pencahar dalam jangka panjang berisiko menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit yang mengatur sejumlah fungsi tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan tubuh terasa lemas, kebingungan, kejang, dan detak jantung yang tidak normal.

Interaksi obat

Hindari menggunakan beberapa jenis obat pencahar secara bersamaan. Selain meningkatkan risiko terjadinya efek samping, konsumsi lebih dari satu jenis obat pencahar juga dapat menimbulkan efek interaksi obat yang berbahaya.

Selain itu, hindari konsumsi obat pencahar bersamaan dengan beberapa jenis antibiotik atau obat pereda nyeri opioid, seperti morfin atau kodein.

Obat Pencahar Belum Tentu Cocok untuk Semua Orang

Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan obat pencahar jenis apa pun, terlebih bila Anda menderita kondisi berikut:

Dokter akan meresepkan jenis obat pencahar sesuai dengan kondisi yang Anda miliki.

Penggunaan Obat Pencahar pada Bayi, Ibu Hamil, dan Ibu Menyusui

Tak hanya penderita masalah kesehatan tertentu, bayi, ibu hamil, dan ibu menyusui juga dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter sebelum menggunakan obat pencahar. Berikut ini adalah penjelasannya:

Ibu hamil

Obat pencahar berupa serat dan pelunak feses umumnya aman digunakan oleh ibu hamil. Namun, obat pencahar stimulan sebaiknya dihindari.

Ibu menyusui

Obat pencahar tergolong aman digunakan oleh ibu menyusui. Namun, beberapa kandungan obat pencahar dapat diserap tubuh dan disalurkan melalui ASI. Hal ini dapat menyebabkan diare pada bayi. Jadi, sebaiknya selalu konsultasikan dengan dokter sebelum konsumsi obat pencahar pada ibu menyusui.

Bayi

Obat pencahar sebaiknya tidak diberikan kepada bayi yang masih menyusui atau usianya kurang dari 6 bulan. Konstipasi pada bayi dan balita dapat diatasi dengan cara memberikan ASI untuk bayi di bawah 6 bulan serta tambahan air mineral atau buah tinggi air untuk bayi yang sudah MPASI.

Selain itu, memijat perut bayi secara perlahan dan menggerakkan kakinya seperti sedang mengayuh sepeda juga bisa membantu mengatasi sembelit pada bayi.

Jika Si Kecil masih susah buang air besar setelah Anda melakukan berbagai cara di atas, segera periksakan ia ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai.

Apabila sembelit yang Anda alami tidak membaik dan telah terjadi selama lebih dari 5 hari maupun muncul gejala tertentu setelah mengonsumsi obat pencahar, seperti pusing, lemas, kram perut, atau BAB berdarah, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter guna mendapatkan penanganan lebih lanjut.