Hemarthrosis adalah kondisi ketika darah masuk ke dalam sendi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh cedera atau kondisi lain, seperti hemofilia. Jika tidak segera ditangani, hemarthrosis dengan volume darah yang banyak dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sendi.

Sendi merupakan bagian tubuh yang berfungsi sebagai penghubung antara dua tulang atau lebih untuk memungkinkan gerakan. Di antara tulang-tulang tersebut, terdapat cairan yang bekerja untuk melumasi sendi-sendi tubuh sehingga mudah bergerak. Cairan ini disebut cairan sinovial.

Hemarthrosis - Alodokter

Pada hemarthrosis, darah masuk ke dalam sendi. Tidak seperti cairan sinovial, darah yang masuk ke dalam sendi dapat menyebabkan kerusakan sendi. Bersama dengan darah, lemak juga dapat masuk ke dalam sendi. Kondisi ini disebut lipohemarthrosis.

Penyebab Hemarthrosis

Hemarthrosis dapat disebabkan oleh berbagai kondisi. Penyebabnya dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu:

Hemarthrosis akibat cedera

Penyebab utama dari hemarthrosis adalah cedera, baik ringan maupun berat. Cedera dapat menyebabkan hemarthrosis pada satu sendi atau lebih.

Cedera pada sendi yang dapat menyebabkan hemarthrosis antara lain robekan ligamen, regangan otot, dan keseleo.

Hemarthrosis akibat kondisi selain cedera

Ada beberapa kondisi selain cedera yang dapat menyebabkan hemarthrosis, yaitu:

Gejala Hemarthrosis

Gejala hemarthrosis dapat bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Jika jumlah darah yang masuk ke dalam banyak, dapat muncul gejala berat pada sendi, seperti:

  • Pembengkakan yang teraba hangat
  • Nyeri
  • Kemerahan
  • Memar
  • Kaku

Selain gejala di atas, penderita juga dapat mengalami keterbatasan gerak.

Kapan harus ke dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala di atas dan tidak membaik setelah melakukan perawatan di rumah. Pemeriksaan sejak dini diperlukan untuk mencegah kondisi menjadi lebih buruk.

Segera ke dokter jika sendi Anda bengkak dan nyeri, terutama setelah mengalami cedera. Anda juga perlu memeriksakan diri ke dokter apabila menderita gangguan pembekuan darah dan sendi Anda membengkak.

Diagnosis Hemarthrosis

Dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami, riwayat kesehatan dan pengobatan, serta operasi yang pernah dijalani pasien.

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pada area yang mengalami keluhan. Dalam pemeriksaan fisik, dokter akan menggerakkan sendi di area tersebut untuk mengukur kemampuan pasien dalam bergerak.

Untuk menegakkan diagnosis, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Foto Rontgen, untuk mendeteksi adanya kerusakan di sendi
  • MRI atau CT scan, untuk melihat lebih jelas kondisi sendi, tendon, dan otot, serta mendeteksi adanya kelainan di sendi
  • Tes darah, untuk memeriksa fungsi pembekuan darah
  • Pemeriksaan sampel cairan sendi (arthrocentesis), untuk mendeteksi penyebab peradangan sendi

Pengobatan Hemarthrosis

Pengobatan hemarthrosis tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan kondisi yang dialami pasien. Pengobatan bertujuan untuk meredakan gejala, menghilangkan darah dalam sendi, serta mencegah perdarahan yang lebih banyak pada sendi.

Sebagai pertolongan pertama, dapat dilakukan perawatan mandiri di rumah dengan metode rest, ice, compression, dan elevation (RICE). Langkahnya adalah sebagai berikut:

  • Rest: mengistirahatkan sendi yang bermasalah (rest)
  • Ice: mengompres dingin area sendi yang bermasalah selama 15–20 menit setiap 2–3 jam
  • Compression: membebat area sendi yang bermasalah dengan perban elastis, tetapi jangan terlalu ketat
  • Elevation: memosisikan area sendi yang bermasalah lebih tinggi daripada dada ketika berbaring

Pasien yang mengonsumsi obat-obatan pengencer darah (antikoagulan) dianjurkan untuk berhenti mengonsumsi obat tersebut. Pasien juga tidak disarankan untuk mengonsumsi obat pereda nyeri jenis OAINS tanpa saran dokter, karena obat-obatan tersebut dapat memperparah perdarahan.

Jika hemarthrosis menimbulkan gejala yang parah, dokter dapat melakukan beberapa metode pengobatan lain, yaitu:

  • Arthrocentesis, untuk menyedot darah dan cairan yang berlebihan di dalam sendi
  • Operasi sinovektomi, untuk mengangkat lapisan sendi yang mengalami peradangan
  • Pemberian suntikan factor VIII, untuk menghentikan perdarahan pada pasien yang menderita hemofilia
  • Terapi fisik (fisioterapi), untuk melatih fungsi pergerakan pada sendi setelah pasien menjalani pengobatan

Komplikasi Hemarthrosis

Hemarthrosis dapat menimbulkan komplikasi berupa kerusakan pada tulang rawan sendi. Komplikasi ini biasanya terjadi jika volume darah di dalam sendi banyak atau apabila pasien hemarthrosis menderita hemofilia.

Kerusakan pada tulang rawan tersebut dapat menyebabkan beberapa komplikasi berikut:

  • Radang sendi (artritis)
  • Lemah pada otot di sekitar sendi
  • Nyeri pada sendi, baik ketika bergerak maupun diam
  • Gangguan saat melakukan aktivitas fisik sehari-hari, misalnya ketika berjalan atau naik turun tangga
  • Perdarahan pada sendi makin banyak

Jika tidak ditangani, kerusakan tersebut dapat membuat fungsi dan struktur sendi berubah secara permanen.

Pencegahan Hemarthrosis

Hemarthrosis dapat dicegah dengan melakukan beberapa hal berikut ini:

  • Meningkatkan kekuatan sendi dan area sekitarnya dengan olahraga teratur
  • Menjaga berat badan agar tetap ideal
  • Mencukupi asupan kalsium dan vitamin D untuk menjaga tulang dan sendi
  • Berhati-hati dalam beraktivitas fisik dan berkendara agar terhindar dari cedera dan kecelakaan

Sedangkan pada penderita hemofilia, hemarthrosis dapat dicegah dengan melakukan kontrol rutin dan menjalani pengobatan sesuai anjuran dokter.