Hifema adalah kondisi ketika darah berkumpul di bilik depan mata, tepatnya di antara kornea (selaput bening) dan iris (selaput pelangi). Kumpulan darah tersebut bisa menutupi sebagian atau seluruh iris dan pupil (bulatan hitam di mata). Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan kebutaan.

Hifema atau hyphema biasanya terjadi karena cedera atau trauma yang menyebabkan iris atau pupil mata robek. Meski demikian, hifema juga dapat terjadi secara mendadak pada anak-anak yang menderita penyakit tertentu, seperti hemofilia atau anemia sel sabit.

Hifema - Alodokter

Hifema sering kali disamakan dengan perdarahan di lapisan tipis bagian putih mata (perdarahan subkonjungtiva), padahal keduanya merupakan kondisi yang berbeda. Perdarahan pada hifema disertai rasa sakit, sedangkan perdarahan subkonjungtiva tidak disertai rasa sakit.

Penyebab Hifema

Berdasarkan penyebabnya, hifema dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

Traumatic hyphema

Traumatic hyphema disebabkan oleh cedera pada mata. Kondisi ini terjadi ketika mata mengalami benturan, misalnya akibat olahraga atau perkelahian. Cedera juga dapat terjadi akibat terjatuh atau kecelakaan.

Pada sebagian besar kasus, traumatic hyphema dialami oleh anak laki-laki usia 10–20 tahun saat mereka berolahraga atau beraktivitas.

Spontaneous hyphema

Spontaneous hyphema adalah hifema yang terjadi akibat kondisi medis, seperti:

  • Pembentukan pembuluh darah abnormal akibat retinopati diabetik atau iskemia
  • Kanker mata melanoma
  • Tumor mata
  • Leukemia
  • Peradangan di lapisan tengah mata (uveitis)
  • Gangguan pembekuan darah, seperti hemofilia dan penyakit Von Willebrand
  • Infeksi mata akibat virus herpes
  • Komplikasi pascaoperasi mata, seperti iris tergores saat implan lensa
  • Riwayat operasi mata
  • Kelainan darah, seperti thalasemia
  • Anemia sel sabit

Gejala Hifema

Gejala dan tanda hifema tergantung pada tingkat keparahannya. Beberapa keluhan yang mungkin muncul adalah:

  • Darah di mata
  • Tekanan pada bola mata meningkat
  • Mata sensitif terhadap cahaya (fotofobia)
  • Penglihatan kabur atau terhalang
  • Mata terasa sakit

Berdasarkan banyaknya darah yang memenuhi bilik mata, hifema dapat dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu:

  • Tingkat 1, ketika darah memenuhi kurang dari sepertiga bilik depan mata
  • Tingkat 2, ketika darah memenuhi sepertiga hingga setengah bilik depan mata
  • Tingkat 3, ketika darah memenuhi lebih dari separuh bilik depan mata
  • Tingkat 4, ketika darah memenuhi seluruh bilik depan mata

Umumnya, pada empat tingkatan tersebut, perdarahan bisa terlihat di mata. Namun, pada hifema ringan atau yang disebut dengan mikrohifema, perdarahan di bilik mata hanya bisa terlihat melalui pemeriksaan oleh dokter.

Kapan harus ke dokter

Hifema merupakan kondisi gawat darurat. Oleh sebab itu, segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala di atas, terutama bila sebelumnya mata Anda mengalami benturan atau cedera.

Diagnosis Hifema

Untuk mendiagnosis hifema, dokter akan melakukan tanya jawab dengan pasien terkait gejala, riwayat cedera pada mata, riwayat operasi mata, dan riwayat penyakit pasien secara keseluruhan. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan mata.

Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan lanjutan di bawah ini:

  • Tes ketajaman penglihatan, untuk mengetahui seberapa jelas penglihatan pasien ketika melihat suatu objek
  • Slit lamp, untuk memeriksa bagian dalam mata
  • Tonometri, untuk mengukur tekanan di dalam bola mata
  • CT scan, untuk memeriksa kondisi bagian dalam bola mata secara lebih jelas

Selain pemeriksaan di atas, dokter juga dapat melakukan tes darah untuk mendeteksi anemia sel sabit atau kondisi lain yang dapat meningkatkan risiko terjadinya hifema.

Pengobatan Hifema

Pengobatan hifema akan disesuaikan dengan tingkat keparahan kondisi pasien. Pada pasien hifema ringan, penanganan yang dapat diberikan oleh dokter adalah:

  • Menyarankan pasien untuk beristirahat total atau bed rest dengan posisi kepala sedikit lebih tinggi dari posisi badan ketika berbaring
  • Menganjurkan pasien untuk memakai penutup mata di mata yang terserang hifema dan tidak melakukan aktivitas yang membuat mata banyak bergerak, seperti membaca atau bermain handphone
  • Meresepkan paracetamol untuk meredakan nyeri, atropin tetes mata untuk melebarkan pupil mata, dan kortikosteroid tetes mata untuk mencegah dan mengurangi peradangan pada mata
  • Meresepkan obat pencegah muntah, karena muntah bisa meningkatkan tekanan pada mata
  • Meresepkan obat penghambat beta, jika tekanan pada mata meningkat

Penting untuk diingat, hindari konsumsi obat pereda nyeri yang mengandung aspirin, karena bisa memperparah perdarahan. Pasien juga tidak disarankan mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen dan naproxen.

Pada pasien hifema berat dan hifema ringan yang memburuk, dokter akan melakukan beberapa metode penanganan berikut:

  • Anterior chamber washout, yaitu tindakan untuk mengeluarkan darah di mata dengan membilas bagian dalam mata menggunakan cairan khusus
  • Anterior chamber fluid-gas exchange, yaitu tindakan untuk mengeluarkan darah di mata dengan menggunakan gas dan cairan
  • Vitrektomi, yaitu tindakan untuk mengeluarkan gumpalan darah di mata dengan menggunakan alat khusus
  • Trabekulektomi, yaitu prosedur untuk mengurangi tekanan di bola mata melalui pembuatan sayatan di mata
  • Iridektomi, yaitu prosedur untuk mengurangi tekanan di bola mata dengan mengangkat sebagian iris mata

Komplikasi Hifema

Umumnya, penderita hifema dapat pulih sepenuhnya. Namun, pada kasus yang parah, penderita dapat mengalami komplikasi, seperti:

  • Perdarahan berulang
  • Kornea ternoda oleh darah
  • Glaukoma
  • Kerusakan saraf mata
  • Kebutaan permanen

Pencegahan Hifema

Cara terbaik untuk mencegah hifema adalah dengan menghindari kondisi yang bisa menyebabkan cedera mata. Salah satunya dengan memakai pelindung mata ketika melakukan aktivitas yang berisiko menyebabkan cedera mata, seperti saat berolahraga.

Cara lain untuk mencegah hifema adalah dengan memeriksakan kondisi mata secara berkala, terutama jika Anda baru saja mengalami cedera mata, meskipun tidak sampai terjadi perdarahan.

Jika Anda menderita penyakit atau kondisi yang dapat menyebabkan spontaneous hyphema, seperti leukemia atau kanker mata melanoma, dianjurkan untuk menjalani pengobatan dengan tepat serta melakukan kontrol ke dokter secara rutin.