Imunisasi kejar diberikan kepada anak yang terlambat atau belum menerima vaksin tertentu. Langkah ini penting dilakukan agar anak memperoleh imunisasi lengkap, sehingga daya tahan tubuhnya lebih kuat.
Pemberian imunisasi sebaiknya dilakukan sesuai jadwal dan dengan dosis yang lengkap agar sistem kekebalan tubuhnya dapat bekerja dengan optimal. Dengan demikian, Si Kecil tidak mudah terserang penyakit sekaligus meminimalisir risiko komplikasi saat sakit.
Bila imunisasi anak terlewat dan tidak sesuai jadwal, misalnya karena Si Kecil sakit berat atau Ayah dan Bunda lupa, segera lakukan imunisasi kejar agar anak dapat memperoleh imunisasi yang lengkap.
Imunisasi Kejar dan Kapan Harus Melakukannya
Pada beberapa kondisi, anak mungkin saja tidak mendapatkan imunisasi sesuai jadwalnya. Contohnya, ketika anak sakit hingga harus dirawat di rumah sakit dalam jangka waktu lama, pemberian imunisasi perlu ditunda terlebih dahulu hingga ia sembuh.
Imunisasi kejar dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian beberapa jenis vaksin lainnya atau imunisasi rutin. Artinya, anak bisa mendapat suntikan vaksin lebih dari 1 kali dalam satu waktu, tetapi bisa pula diberikan di waktu terpisah sesuai anjuran dokter.
Berikut ini adalah jadwal imunisasi kejar sesuai jenis vaksinnya:
1. Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B diberikan saat anak lahir lalu dilanjut ketika ia berusia 2, 3, dan 4 bulan, serta suntik booster (lanjutan) pada usia 18 bulan.
Si Kecil yang sama sekali belum mendapatkan imunisasi hepatitis B dapat segera melakukan imunisasi kejar kapan saja. Jika ia baru mendapatkan imunisasi hepatitis B setelah berusia 1 tahun, biasanya vaksin diberikan 3 dosis dengan jeda 1 bulan.
2. Polio
Sama seperti imunisasi hepatitis B, imunisasi polio diberikan saat anak baru lahir lalu dilanjut ketika ia berusia 2, 3, dan 4 bulan, serta suntik booster pada usia 18 bulan. Jika imunisasi polio pada anak terputus, lanjutkan imunisasi tanpa mengulang dosis sebelumnya sesuai jadwal.
Bila Si Kecil sudah pernah sekali mendapatkan polio tetes (oral), imunisasi polio berikutnya akan diberikan dalam bentuk suntik. Namun, bila anak belum pernah sama sekali mendapatkan polio tetes, imunisasi polio dengan bentuk ini tetap diberikan dan selanjutnya dalam bentuk suntik.
3. BCG
Imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guérin) diberikan segera saat anak baru lahir atau sebelum berusia 1 bulan.
Bila anak belum mendapatkan imunisasi BCG sampai usia 3 bulan atau lebih, dokter akan melakukan tes Mantoux terlebih dahulu untuk memastikan keberadaan bakteri penyebab TB dalam tubuh. Bila hasilnya negatif, anak bisa mendapat vaksin BCG.
4. DPT
DPT (difteri, pertusis, dan tetanus) diberikan saat anak berusia 2, 3, dan 4 bulan, serta suntik booster pertama pada usia 18 bulan dan booster kedua pada usia 5 tahun.
Jika imunisasi DPT anak terputus, lanjutkan pemberian imunisasi tanpa mengulang dosis sebelumnya. Bila anak belum mendapatkan imunisasi ini pada usia kurang dari 12 bulan, imunisasi kejar tetap perlu diberikan sebanyak 3 kali, dengan jeda 1 bulan pada setiap dosisnya.
5. PCV
Vaksin PCV (pneumokokus) akan diberikan saat Si Kecil berusia 2, 4, dan 6 bulan, serta pemberian booster pada usia 12-15 bulan.
Anak yang belum mendapatkan imunisasi PCV saat berusia 7–12 bulan, dapat diberikan imunisasi kejar PCV sebanyak 2 kali dengan jarak minimal 1 bulan. Pemberian booster dapat dilakukan setelah berusia 12 bulan dengan jarak minimal 2 bulan setelah dosis terakhir diberikan.
Jika pada usia 1–2 tahun, anak belum juga mendapatkan imunisasi PCV sama sekali, imunisasi kejar bisa diberikan sebanyak 2 kali dengan jarak 2 bulan antardosis pertama dengan dosis kedua.
6. Rotavirus
Vaksin rotavirus diberikan saat anak berusia 2 dan 4 bulan. Imunisasi tambahan mungkin dilakukan saat berusia 6 bulan sesuai merk vaksin rotavirus yang diberikan sebelumnya.
Bila Si Kecil yang berusia 5–6 bulan belum mendapatkan imunisasi lengkap rotavirus atau ada jadwal imunisasinya yang terputus, pemberian imunisasi kejar bisa dilakukan tanpa mengulang dosis sebelumnya dengan jarak pemberian 4–8 minggu.
Untuk anak berusia di atas 15 minggu (sekitar 3,5 bulan) yang belum mendapatkan imunisasi rotavirus sama sekali, vaksin rotavirus tidak disarankan diberikan karena belum ada bukti keamanan untuk pemberian pertama setelah usia tersebut dan adanya risiko intususepsi.
7. Influenza
Vaksin influenza diperoleh anak sebanyak 2 kali dengan pemberian dosis pertama pada usia 6 bulan dan dosis kedua pada 4 minggu setelah dosis pertama diberikan. Bila vaksin influenza terlewat pada anak, imunisasi kejarnya dapat dilakukan kapan saja selama anak berusia 6 bulan atau lebih dan imunisasinya diulangi setiap tahun.
8. MR/MMR
Vaksin MR untuk mengatasi campak dan rubella diberikan saat Si Kecil berusia 9 bulan, lalu pemberian booster pada usia 15-18 bulan dan 5-7 tahun dengan vaksin MMR. Jika hingga usia 1 tahun anak belum juga mendapatkan vaksin MR, imunisasi kejarnya berupa pemberian vaksin MMR. Vaksin MMR dapat diberikan kembali ketika anak berusia 5 tahun.
Selain imunisasi tersebut, anak sebaiknya juga mendapatkan vaksin tifoid, vaksin HPV, hepatitis A, dan vaksin JE (Japanese encephalitis).
Bila imunisasi Si Kecil belum lengkap atau ada yang tertinggal, jangan tunda untuk mengonsultasikannya dengan dokter. Nantinya, dokter akan memberikan panduan mengenai jadwal imunisasi kejar yang sesuai dengan usia dan kondisi kesehatan anak Anda.