Vaksin tifoid atau vaksin tifus adalah vaksin yang digunakan untuk mencegah tifus atau demam tifoid. Vaksin tifus termasuk dalam jenis imunisasi pilihan yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Vaksin tifus tersedia dalam bentuk suntik yang terbuat dari bakteri Salmonella typhii yang telah mati. Vaksin ini bekerja dengan memicu sistem imun untuk membentuk antibodi yang dapat melawan bakteri penyebab tifus. Selain bentuk suntik, vaksin tifoid juga tersedia dalam bentuk kapsul.
Vaksin tifus dapat diberikan pada anak minimal berusia 2 tahun dan juga orang dewasa yang berisiko tinggi mengalami tifus, seperti orang yang tinggal atau akan bepergian ke daerah endemik demam tifoid.
Merek dagang vaksin tifus: Typherix, Typhim Vi, Vivaxim
Apa Itu Vaksin Tifus
Golongan | Obat resep |
Kategori | Vaksin |
Manfaat | Mencegah tifus |
Digunakan oleh | Dewasa dan anak-anak usia ≥2 tahun |
Vaksin tifus untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. Belum diketahui apakah vaksin tifus bisa terserap ke dalam ASI atau tidak. Ibu menyusui disarankan berkonsultasi dulu ke dokter sebelum menggunakan vaksin ini. |
Bentuk obat | Suntik |
Peringatan Sebelum Menerima Vaksin Tifus
Vaksin tifus tidak boleh digunakan sembarangan. Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum menjalani vaksinasi dengan vaksin tifoid, yaitu:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Vaksin tifus tidak boleh diberikan kepada orang yang alergi terhadap setiap kandungan dalam vaksin ini.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang demam, mengalami penyakit infeksi, atau gangguan pembekuan darah, seperti hemofilia.
- Beri tahu dokter jika Anda memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat HIV, pemakaian obat kortikosteroid jangka panjang, atau kemoterapi.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi antibiotik atau obat antimalaria.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat, suplemen, atau produk herbal tertentu.
- Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi setelah menggunakan vaksin tifus.
Dosis dan Jadwal Pemberian Vaksin Tifus
Sesuai dengan jadwal imunisasi yang dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), penyuntikan vaksin tifus bisa dilakukan dari anak usia 2 tahun dan perlu diulang tiap tiga tahun sampai anak berusia 18 tahun.
Untuk yang akan bepergian ke daerah rawan terjadi tifus, vaksin akan disuntikan 2 minggu sebelum perjalanan.
Untuk orang dewasa dan anak-anak berusia di atas 2 tahun, dosis vaksin tifus adalah 0,5 ml sebagai dosis tunggal, disuntikkan ke dalam otot (intramuskular/IM) atau ke bawah kulit (subkutan/SC). Dosis bisa diulang setiap 3 tahun, terutama untuk pasien yang berisiko tinggi terkena tifus.
Cara Pemberian Vaksin Tifus
Vaksin tifus disuntikkan ke otot (intramuskular/IM) atau ke bawah kulit (subkutan/SC). Penyuntikan vaksin ini akan dilakukan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter di fasilitas kesehatan yang telah ditunjuk untuk pelayanan vaksinasi.
Penyuntikan vaksin tifus bisa dilakukan mulai dari anak usia 2 tahun dan perlu diulang setiap tiga tahun. Untuk orang yang akan bepergian ke daerah rawan terjadi tifus, disarankan untuk melakukan vaksin 2 minggu sebelum perjalanan.
Interaksi Vaksin Tifus dengan Obat Lain
Jika digunakan bersama obat imunosupresan, efektivitas vaksin tifus dapat berkurang. Selain itu, penggunaan vaksin tifoid bersama antikoagulan dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan.
Agar aman, selalu beri tahu dokter tentang obat, suplemen, atau produk herbal yang sedang Anda gunakan, sebelum menjalani vaksinasi.
Efek Samping dan Bahaya Vaksin Tifus
Berikut ini adalah beberapa efek samping yang mungkin timbul setelah menggunakan vaksin tifus:
- Nyeri, kemerahan, atau bengkak di area bekas suntikan
- Sakit kepala
- Sakit perut atau diare
- Mual atau muntah
- Demam
- Nyeri otot atau sendi
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping yang disebutkan di atas tidak kunjung mereda atau justru semakin parah. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi setelah menerima vaksin tifus.