Keracunan makanan bukanlah kondisi yang dapat disepelekan. Nah, ada cara mengatasi keracunan makanan yang perlu Anda ketahui. Hal ini penting untuk diperhatikan, karena kondisi tersebut dapat berbahaya bila tidak segera mendapatkan penanganan.

Makanan atau minuman yang tidak diolah atau disimpan secara higienis rentan terkontaminasi oleh kuman. Saat hal ini terjadi, kuman tersebut bisa menghasilkan zat beracun dan bila dikonsumsi, bisa memicu keracunan makanan.

5 Cara Mengatasi Keracunan Makanan yang Tepat - Alodokter

Gejala keracunan makanan dapat berupa mual, muntah, diare, lemas, demam, dan perut melilit. Gejala-gejala ini dapat muncul dalam waktu beberapa jam hingga beberapa hari setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi kuman.

Agar gejala tidak memburuk atau menimbulkan bahaya, keracunan makanan perlu ditangani dengan tepat.

Cara Mengatasi Keracunan Makanan di Rumah

Untuk mengatasi keracunan makanan, ada beberapa langkah penanganan awal yang dapat Anda lakukan, yaitu:

1. Cukupi kebutuhan cairan tubuh

Diare dan muntah akibat keracunan makanan dapat membuat tubuh kehilangan banyak cairan. Anda perlu mengembalikan cairan yang hilang ini dengan memperbanyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi.

Selain minum air putih, Anda juga bisa mengonsumsi minuman elektrolit dan makanan berkuah atau sup untuk mengembalikan cairan dan elektrolit tubuh. Minumlah secara perlahan dan sedikit demi sedikit, tetapi sering agar tidak mual.

2. Konsumsi makanan yang tepat

Saat gejala baru muncul, Anda disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan apa pun terlebih dahulu selama beberapa jam.

Setelah merasa lebih nyaman, cobalah konsumsi makanan yang mudah dicerna, yaitu makanan rendah lemak, rendah serat, dan tanpa banyak tambahan bumbu. Beberapa contoh makanan ini adalah bubur, kentang, pisang, dan madu.

Anda juga sebaiknya menghindari makanan pedas dan berminyak serta makanan dan minuman yang asam karena dapat memperparah gejala. Selain itu, hindari juga konsumsi minuman yang mengandung alkohol, kafein, atau susu.

3. Hindari penggunaan obat-obatan tanpa resep dokter

Diare dan muntah selama keracunan makanan adalah proses alami tubuh untuk membersihkan saluran cerna dari racun serta bakteri, virus, dan parasit berbahaya.

Oleh karena itu, sebaiknya hindari penggunaan obat diare, seperti loperamide, saat awal Anda mengalami keracunan makanan. Minum obat diare justru bisa memperpanjang gejala keracunan.

Selain itu, gejala diare akibat keracunan makanan juga tidak selalu perlu diobati dengan antibiotik. Hal ini karena antibiotik tidak dapat mengobati keracunan makanan yang disebabkan oleh virus atau parasit.

Untuk menentukan apakah keracunan makanan perlu diobati dengan obat diare atau antibiotik, sebaiknya konsultasikan ke dokter terlebih dahulu.

4. Konsumsi air jahe

Untuk meredakan mual dan rasa tidak nyaman di perut, cobalah minum air jahe. Minuman jahe dikenal memiliki efek menenangkan bagi saluran cerna.

Selain jahe, keracunan makanan juga bisa ditangani dengan mengonsumsi asupan yang mengandung probiotik, seperti yoghurt, yang dapat menyehatkan kembali saluran cerna. Meski begitu, yoghurt lebih baik dikonsumsi saat kondisi tubuh sudah mulai pulih.

5. Penuhi waktu istirahat

Saat mengalami keracunan makanan, perbanyaklah istirahat agar daya tahan tubuh dapat bekerja optimal untuk melawan kuman penyebab keracunan. Selain itu, gejala keracunan makanan juga dapat membuat tubuh terasa lemas. Oleh karena itu, Anda perlu istirahat yang cukup untuk mengembalikan energi.

Gejala Keracunan Makanan yang Perlu Segera Diobati oleh Dokter

Gejala keracunan makanan umumnya akan mereda dalam beberapa hari hingga 1 minggu. Segeralah ke dokter bila gejala keracunan makanan tidak kunjung membaik atau disertai dengan keluhan berikut ini:

  • Demam tinggi
  • Kram parah pada perut
  • BAB berdarah
  • Pandangan kabur
  • Otot-otot tubuh terasa lemah
  • Kesemutan atau mati rasa
  • Muntah setiap kali makan atau minum
  • Sangat lemas atau pingsan

Perawatan di rumah sakit dan pemberian cairan melalui infus umumnya diperlukan bila dokter menilai kondisi keracunan makanan yang dialami cukup parah dan disertai dehidrasi. Dokter juga akan memberikan antibiotik apabila keracunan makanan disebabkan oleh bakteri.

Agar keracunan makanan dapat dihindari, jaga kebersihan makanan yang akan dikonsumsi, cuci bahan makanan sebelum diolah, masak makanan hingga benar-benar matang, cuci tangan sebelum makan, dan jangan menyantap makanan yang sudah berbau tak sedap, berlendir, atau berjamur. Konsumsi wasabi juga dapat mengurangi risiko terjadinya keracunan makanan.

Apabila gejala terus berlanjut dan cara mengatasi keracunan makanan di atas tidak memberikan hasil, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan sesuai dengan kondisi Anda.