Operasi Whipple adalah operasi yang melibatkan pengangkatan bagian kepala pankreas, bagian pertama usus kecil, sebagian saluran empedu, kantong empedu, dan terkadang sebagian lambung. Umumnya, operasi ini digunakan untuk menangani kanker pankreas.

Pankreas merupakan bagian dari sistem pencernaan manusia. Organ ini berada di belakang rongga perut dan berperan dalam produksi hormon serta enzim untuk menghancurkan makanan. Secara anatomi, pankreas terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, badan, dan ekor.

Mengenal Operasi Whipple pada Pankreas - Alodokter

Salah satu penyakit pada pankreas yang paling berbahaya adalah kanker pankreas. Pasalnya, kanker pankreas dapat tumbuh dan menyebar ke organ lain tanpa menimbulkan gejala apa pun sehingga sulit terdeteksi.

Selain itu, dari semua jenis kanker yang ada, kanker pankreas memiliki angka harapan hidup yang paling kecil. Hanya sekitar 6% pasien kanker pankreas yang mampu bertahan hidup hingga 5 tahun setelah didiagnosis menderita kondisi ini.

Pada beberapa pasien dengan penyakit pankreas, termasuk kanker pankreas yang belum menyebar, operasi Whipple dapat memperpanjang umur dan bahkan berpotensi menyembuhkan. Bila operasi Whipple berhasil dilakukan, peluang pasien untuk memiliki angka harapan hidup selama 5 tahun sebesar 25%.

Kondisi yang Dapat Ditangani dengan Operasi Whipple

Selain untuk menangani kanker pankreas yang belum menyebar, operasi Whipple juga dapat digunakan untuk menangani beberapa penyakit di bawah ini:

  • Kista pankreas, yaitu kondisi ketika terbentuk kantung berisi cairan di pankreas
  • Intraductal papillary mucinous neoplasm (IPMN), yaitu jenis tumor tertentu yang dapat tumbuh di bagian kepala pankreas dan berpotensi menjadi kanker
  • Tumor pankreas, yaitu kondisi ketika tumor tumbuh di pankreas, termasuk beberapa jenis tumor jinak
  • Radang pankreas kronik, yaitu peradangan pada pankreas yang merusak dan menghentikan fungsi pankreas secara permanen
  • Kanker ampula Vater, yaitu kanker yang tumbuh di area pertemuan antara saluran empedu dan pankreas
  • Kanker saluran empedu, yaitu kanker yang tumbuh di saluran empedu
  • Tumor neuroendokrin, yaitu tumor yang terbentuk di sel penghasil hormon (endokrin) dan di sel saraf
  • Kanker duodenum, yaitu kanker yang tumbuh di bagian awal usus kecil

Prosedur Operasi Whipple

Sebelum operasi Whipple dimulai, dokter akan memberikan bius total agar pasien tidak merasakan sakit selama operasi berlangsung.

Operasi Whipple melibatkan pengangkatan bagian kepala pankreas, sebagian besar duodenum (bagian pertama usus kecil), serta sebagian saluran empedu, kandung empedu, dan kelenjar getah bening yang berdekatan. Pada beberapa kasus, sebagian lambung juga ikut diangkat.

Selanjutnya, dokter akan melakukan operasi rekonstruksi untuk menyambungkan kembali organ pencernaan yang tersisa. Seluruh prosedur operasi Whipple biasanya membutuhkan waktu sekitar 7 jam.

Operasi Whipple dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu bedah terbuka, bedah laparoskopi, dan bedah robotik. Berikut ini adalah penjelasannya:

Operasi terbuka

Pada operasi terbuka, dokter akan membuat sayatan lebar di perut untuk mengakses pankreas. Cara ini paling cepat dan paling umum dilakukan dalam operasi Whipple.

Operasi laparoskopi

Pada operasi laparoskopi, dokter akan membuat beberapa sayatan kecil di perut. Sayatan tersebut menjadi jalur masuk peralatan operasi, termasuk kamera yang digunakan untuk memandu dokter dalam melakukan operasi Whipple.

Operasi robotik

Pada operasi robotik, alat-alat pembedahan dipasang di suatu alat mekanis (robot) yang kemudian dikendalikan oleh dokter. Operasi robotik memungkinkan dokter menjangkau area organ yang sempit.

Operasi laparoskopik dan robotik menawarkan beberapa kelebihan, yaitu risiko perdarahan yang lebih rendah dan pemulihan setelah operasi yang lebih cepat.

Kekurangannya, proses operasi ini lebih lama daripada operasi terbuka dan bila terdapat masalah selama operasi, tetap diperlukan operasi terbuka untuk menyelesaikan operasinya.

Komplikasi Operasi Whipple

Operasi Whipple merupakan operasi besar yang dapat menimbulkan beragam komplikasi, seperti:

  • Diare
  • Penurunan berat badan karena kekurangan nutrisi
  • Diabetes
  • Gangguan fungsi lambung
  • Kebocoran pada sambungan usus atau saluran empedu
  • Fistula
  • Infeksi
  • Perdarahan

Perawatan setelah Operasi Whipple

Setelah menjalani operasi Whipple, pasien akan menjalani perawatan di ruang rawat inap biasa atau unit perawatan intensif (ICU) dengan ketentuan sebagai berikut:

Ruang rawat inap biasa

Kebanyakan pasien akan langsung dirawat di bangsal perawatan bedah umum setelah operasi. Lama waktu rawat inap tergantung kondisi pasien, tetapi umumnya sekitar 1 minggu. Selama rawat inap, dokter akan memantau perkembangan pasien beberapa kali sehari dan mengamati tanda-tanda infeksi atau komplikasi lain.

Pasien juga akan disarankan untuk menjalani diet khusus yang akan dilonggarkan secara perlahan. Umumnya, pasien dapat langsung berjalan setelah operasi.

Unit perawatan intensif (ICU)

Jika pasien memiliki kondisi medis tertentu, dokter mungkin akan menyarankan pasien untuk dirawat di ICU setelah operasi Whipple berlangsung. Dokter akan memantau kondisi pasien secara terus-menerus untuk mengamati tanda-tanda komplikasi.

Pasien akan diberi cairan, nutrisi, dan obat-obatan melalui infus. Selain itu, pasien juga dapat dipasang selang khusus untuk membuang urine atau cairan yang mengendap di area operasi.

Kebanyakan pasien dapat kembali beraktivitas dengan normal dalam 4–6 minggu setelah operasi Whipple. Lamanya waktu pasien untuk pulih tergantung pada kondisi fisik sebelum operasi dan kerumitan operasi. Bila muncul keluhan apa pun setelah menjalani operasi dan kembali ke rumah, segera konsultasikan ke dokter.

Ditulis oleh:
dr. Sonny Seputra, M.Ked.Klin, Sp.B, FINACS
(Dokter Spesialis Bedah)