Ketorolac adalah obat untuk meredakan nyeri derajat sedang hingga berat. Obat ini biasanya digunakan setelah operasi atau prosedur medis yang bisa menyebabkan nyeri. Ketorolac terdapat dalam sediaan tablet dan suntik.

Ketorolac merupakan obat golongan antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Obat ini bekerja dengan cara menghambat produksi senyawa kimia yang bisa menyebabkan peradangan dan nyeri.

Ketorolac - Alodokter

Ketorolac dapat digunakan sebagai terapi tunggal atau dikombinasikan dengan obat pereda nyeri lain, termasuk obat pereda nyeri golongan opioid. Perlu diketahui bahwa ketorolac tidak boleh digunakan untuk mengatasi nyeri ringan atau nyeri yang terjadi dalam jangka panjang (kronis), seperti pada penyakit arthritis. 

Merek dagang ketorolac tablet: Erphapain, Farpain, Ketorolac Trometamol,  Ketorolac Tromethamine, Latorec, Rativol, Rindopain, Teranol, Toramine, Torasic, Trolac, Xevolac. 

Merk dagang ketorolac suntik: Dolac, Erphapain, Etofion, Farpain, Ketoflam, Ketorolac Trometamol, Ketorolac Tromethamine, Ketosic, Ketrobat, Lactor, Lantipain, Matolac, Quapain, Rativol, Remopain, Rindopain, Scelto, Teranol, Toramine, Torasic, Trolac, Xevolac.

Apa Itu Ketorolac

Golongan Obat resep
Kategori Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
Manfaat Meredakan peradangan dan nyeri 
Digunakan oleh Dewasa
Ketorolac untuk ibu hamil Usia kehamilan <20 minggu
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Usia kehamilan ≥20 minggu
Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat dalam kategori ini masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa.
Ketorolac untuk ibu menyusui Obat ini umumnya aman digunakan oleh ibu menyusui. Namun, penggunaannya harus berdasarkan anjuran dokter.
Bentuk obat Tablet dan suntik 

Peringatan sebelum Menggunakan Ketorolac

Ketorolac tidak boleh digunakan sembarangan. Perhatikan beberapa hal berikut sebelum memakai obat ini:

  • Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Ketorolac tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini, atau OAINS lainnya, seperti aspirin dan ibuprofen
  • Jangan menggunakan ketorolac jika Anda pernah atau sedang menderita tukak lambung atau perdarahan di saluran cerna, gangguan fungsi ginjal atau liver yang berat, atau penyakit jantung yang parah. 
  • Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda berencana atau baru saja menjalani operasi bypass jantung. Ketorolac tidak boleh digunakan pada situasi tersebut.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita diabetes, tekanan darah tinggi, lupus, gangguan perdarahan, gangguan fungsi ginjal atau liver, atau penyakit radang usus, seperti kolitis ulseratif atau penyakit Crohn.
  • Jangan mengonsumsi minuman beralkohol dan merokok selama menggunakan ketorolac. Hal ini bisa meningkatkan risiko terjadinya perdarahan saluran cerna.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menjalani pengobatan dengan ketorolac jika Anda direncanakan untuk menjalani tindakan medis, termasuk operasi gigi.
  • Diskusikan dengan dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah menggunakan ketorolac. Obat ini dapat menyebabkan kantuk dan pusing. 
  • Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat setelah menggunakan ketorolac.

Dosis dan Aturan Pakai Ketorolac 

Berikut adalah dosis umum penggunaan ketorolac berdasarkan bentuk sediaannya:

Bentuk: Tablet

  • Dosis awal 20 mg, diikuti dengan 10 mg setiap 4–6 jam. Dosis maksimal adalah 40 mg per hari. Lama penggunaan maksimal hingga 5 hari.

Bentuk: Suntik atau infus

  • Dosis awal 10 mg, diikuti dengan 10–30 mg setiap 4–6 jam bila perlu. Dosis maksimal adalah 90 mg per hari. Pada pasien dengan berat badan <50 kg, dosis maksimal 60 mg per hari. Penggunaan tidak boleh lebih dari 2 hari.

Cara Menggunakan Ketorolac dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada label kemasan obat sebelum menggunakan obat ini. Jangan mengurangi atau menambah dosis tanpa persetujuan dokter.

Untuk ketorolac bentuk tablet, perhatikan cara penggunaan yang benar berikut ini:

  • Konsumsilah ketorolac bersama makanan atau segera setelah makan.
  • Jika Anda lupa mengonsumsi ketorolac, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
  • Hentikan penggunaan ketorolac jika Anda sudah tidak merasakan nyeri.
  • Jangan menggunakan ketorolac lebih dari 5 hari. Konsultasikan ke dokter jika nyeri belum juga mereda meski sudah 5 hari mengonsumsi obat ini.
  • Simpan ketorolac di tempat bersuhu ruangan dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

Sementara itu, ketorolac bentuk suntik akan diberikan langsung oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Obat ini disuntikkan ke dalam pembuluh darah atau ke dalam otot pasien.

Interaksi Ketorolac dengan Obat Lain

Interaksi yang bisa terjadi jika ketorolac digunakan bersama obat-obatan tertentu adalah:

  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping yang berbahaya jika digunakan dengan OAINS lain, seperti aspirin
  • Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama obat antikoagulan, antiplatelet, kortikosteroid, pentoxifylline, dan antidepresan golongan SSRIs 
  • Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal dan penurunan efektivitas dari obat diuretik, ACE inhibitor, atau obat angiotensin II receptor antagonists (ARB
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping atau overdosis obat methotrexate, digoxin, atau lithium
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping atau overdosis ketorolac jika digunakan dengan probenecid
  • Peningkatan risiko terjadinya halusinasi jika digunakan bersama fluoxetine atau alprazolam 
  • Peningkatan risiko terjadinya kejang jika digunakan dengan obat antikonvulsan, seperti phenytoin atau carbamazepine 

Untuk mencegah terjadinya efek interaksi obat, diskusikan dengan dokter jika Anda berencana menggunakan ketorolac bersama obat, produk herbal, atau suplemen apa pun.

Efek Samping dan Bahaya Ketorolac

Ada beberapa efek samping yang dapat muncul setelah menggunakan ketorolac, yaitu:

Periksakan diri ke dokter atau berkonsultasilah dengan dokter melalui chat jika keluhan di atas tidak kunjung mereda atau makin parah. Segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius berikut ini:

  • Jantung berdebar atau denyut jantung cepat
  • Nyeri dada yang menyebar ke dagu atau lengan
  • Mati rasa atau lemah pada satu sisi tubuh yang terjadi secara mendadak
  • Perubahan suasana hati
  • Telinga berdenging
  • Pembengkakan pada kaki atau pergelangan kaki
  • Lelah yang tidak biasa
  • Sulit buang air kecil atau terdapat darah pada urine
  • Tinja berwarna hitam, muntah darah, atau muntah dengan ampas yang terlihat seperti bubuk kopi
  • Urine berwarna gelap
  • Penyakit kuning