Pengobatan konstipasi bertujuan untuk mempercepat gerakan tinja di dalam usus agar lebih mudah dan lebih teratur dikeluarkan. Metode pengobatannya antara lain:

1. Perubahan gaya hidup

Penanganan pertama konstipasi adalah dengan mengubah pola makan atau gaya hidup. Beberapa upaya yang bisa dilakukan adalah:

  • Memperbanyak konsumsi serat dan buah setiap hari untuk memenuhi kebutuhan serat harian, yaitu sekitar 25–31 gram untuk dewasa
  • Minum air putih lebih sering dan menghindari konsumsi minuman beralkohol
  • Berolahraga rutin, untuk meningkatkan kerja otot saluran pencernaan
  • Tidak menunda buang air besar
  • Berusaha untuk buang air besar secara teratur dan tidak terburu-buru
  • Menghentikan atau mengganti obat-obatan yang dapat menyebabkan konstipasi, dengan terlebih dulu berkonsultasi dengan dokter

2. Penggunaan obat-obatan

Jika perubahan gaya hidup tidak dapat mengatasi sembelit, dokter akan meresepkan obat pencahar, seperti:

  • Obat pencahar osmotik
    Obat ini bekerja dengan merangsang usus dan meningkatkan jumlah cairan dalam usus sehingga feses menjadi lebih lunak dan mudah terdorong keluar. Contoh obat ini adalah laktulosa dan magnesium hidroksida.
  • Obat pelunak tinja
    Obat ini berfungsi menghambat penyerapan air dan lemak dari tinja sehingga tinja menjadi lunak dan lebih mudah dikeluarkan. Contoh obat ini yaitu natrium docusate.
  • Obat perangsang kontraksi usus
    Obat perangsang kontraksi usus, seperti bisacodyl, berfungsi untuk merangsang pergerakan usus sehingga feses lebih mudah dikeluarkan.
  • Suplemen serat
    Suplemen serat, seperti psyllium, calcium polycarbophil, dan methylcellulose fiber, berfungsi untuk menambah massa pada tinja agar lebih lunak dan mudah dikeluarkan.
  • Obat pelumas
    Obat ini berupa minyak khusus untuk mempermudah pengeluaran tinja dari anus.
  • Obat suppositoria
    Obat suppositoria digunakan dengan cara dimasukkan ke dalam dubur agar tinja lebih lunak dan timbul keinginan untuk BAB. Contoh obat ini adalah gliserol dan bisacodyl.

Selain obat-obatan di atas, pencahar dari bahan herbal yang memiliki efek laksatif juga dapat digunakan untuk mengatasi sembelit. Anda bisa memilih minuman herbal dengan serat alami yang dapat melunakkan tinja.

Perlu diketahui, obat pencahar sebaiknya hanya digunakan untuk jangka pendek dan dihentikan setelah sembelit membaik. Hal ini karena penggunaannya dalam jangka panjang berisiko menimbulkan efek samping, seperti reaksi alergi, mual, muntah, atau sakit perut.

3. Latihan otot panggul

Jika diperlukan, pasien juga dapat melatih otot panggul untuk mempermudah BAB.  Latihan yang bisa dilakukan adalah terapi biofeedback, yaitu dengan memasukkan kateter ke dalam rektum untuk mengukur ketegangan otot rektum.

Pada latihan ini, pasien akan dituntun untuk mengencangkan atau mengendurkan otot panggul dengan bantuan suara atau lampu. Suara atau lampu ini akan memberi tanda saat otot telah mengendur.

4. Operasi

Untuk mengatasi konstipasi akibat obstruksi usus, robekan pada anus (fisura ani), atau prolaps rektum, dokter akan melakukan prosedur operasi. Operasi juga dilakukan bila konstipasi disebabkan oleh kanker pada usus besar, rektum, atau anus.