Lordosis adalah kondisi ketika tulang belakang di bagian leher atau punggung bawah melengkung ke dalam secara berlebihan. Orang dengan kondisi ini umumnya memiliki postur tubuh yang tampak membusung ke depan.

Tulang belakang di area leher, punggung atas, dan punggung bawah memang normalnya sedikit melengkung. Lengkungan ini diperlukan untuk menyejajarkan kepala dengan panggul, menjaga postur tubuh, serta mendukung tubuh agar bergerak dengan mudah.

Lordosis

Lordosis tidak berbahaya, tetapi sebaiknya perlu ditangani apabila telah mengganggu penampilan dan disertai nyeri punggung berkepanjangan. Lordosis juga biasa terjadi pada anak-anak, tetapi akan membaik dengan sendirinya seiring masa pertumbuhan.

Penyebab Lordosis

Penyebab lordosis adalah lemahnya otot maupun jaringan ikat di tulang belakang, tulang panggul, atau perut. Hal ini dapat terjadi akibat kondisi di bawah ini:

  • Pengeroposan tulang (osteoporosis)
  • Lemah otot (distrofi otot)
  • Achondroplasia, yaitu pertumbuhan tulang yang tidak normal dan sering ditemui pada orang yang bertubuh kerdil 
  • Spondylolisthesis, yaitu pergeseran tulang belakang dari posisi normalnya 
  • Kanker tulang
  • Kelainan bawaan pada tulang belakang

Faktor risiko lordosis 

Risiko terjadinya lordosis dapat meningkat akibat berbagai kondisi yang melemahkan otot maupun tulang belakang, yaitu:

  • Anak-anak dan lansia (di atas usia 50 tahun)
  • Kehamilan, akibat pertambahan berat badan janin dan membesarnya perut
  • Cedera tulang belakang, misalnya karena kecelakaan atau jatuh
  • Beban berlebih di perut akibat obesitas, yang menarik tulang belakang makin ke dalam 
  • Postur tubuh yang kurang baik, misalnya karena sering mengangkat beban berat di bagian depan tubuh
  • Aktivitas yang mengharuskan duduk terlalu lama
  • Cerebral palsy
  • Efek samping dari operasi punggung

Gejala Lordosis 

Lordosis yang ringan tidak selalu menampakkan gejalanya. Namun, bila derajat lengkungan tulang belakang sangat besar, lordosis dapat memperlihatkan tanda berikut:

  • Kepala dan leher condong ke depan 
  • Perut dan bagian pinggul tampak lebih maju
  • Bokong tampak lebih menonjol  
  • Postur tubuh membusung dan menyerupai huruf C jika dilihat dari samping
  • Terdapat ruang kosong di bagian punggung bawah saat berbaring 

Selain keluhan di atas, orang yang mengalami lordosis parah dapat merasakan berbagai gejala di bawah ini:

  • Leher dan punggung terasa nyeri atau kaku 
  • Sakit kepala
  • Vertigo 
  • Tubuh lebih mudah lelah

Kapan harus ke dokter 

Lordosis umumnya tidak berbahaya. Namun, pada sebagian orang, tulang belakang dapat makin melengkung hingga menimbulkan keluhan. Konsultasikan ke dokter bila lordosis telah menunjukkan tanda atau gejala berikut:

  • Postur tubuh makin buruk
  • Nyeri di leher dan punggung makin berat, hingga tubuh sulit bergerak
  • Tangan dan kaki sering kebas atau kesemutan
  • Tidak bisa menahan untuk buang air kecil

Diagnosis Lordosis

Pertama-tama, dokter akan bertanya kepada pasien mengenai gejala yang dialami akibat lordosis, serta penyakit yang pernah atau sedang diderita. 

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan menekan area punggung untuk mengetahui arah lengkungan pada tulang belakang. Pasien juga akan diminta melakukan gerakan, seperti membungkuk atau meregangkan tubuh. Hal ini agar dokter dapat mengetahui tingkat kelenturan tulang pasien.

Untuk memastikan derajat kelengkungan tulang, dokter akan melakukan pemindaian dengan Rontgen, MRI, atau CT scan. Pemeriksaan lanjutan ini juga dilakukan untuk memeriksa kemungkinan lordosis dipicu oleh kondisi medis lain yang tidak terdeteksi pada pemeriksaan fisik sebelumnya.

Pengobatan Lordosis

Lordosis umumnya bukan kondisi yang berbahaya sehingga tidak selalu membutuhkan tindakan medis. Lordosis bahkan dapat membaik dengan sendirinya dengan olahraga atau latihan peregangan. Pada anak-anak, kondisi ini juga sering kali membaik seiring pertambahan usianya. 

Meski begitu, lordosis yang parah bisa sampai menimbulkan nyeri. Pada kondisi ini, dokter akan memberikan penanganan, seperti:

Obat-obatan

Jika lordosis sudah menimbulkan nyeri, dokter dapat meresepkan obat pereda nyeri, seperti paracetamol, ibuprofen, atau aspirin. Namun, obat ini hanya perlu digunakan ketika nyeri kambuh. Bila diperlukan, dokter juga akan meresepkan suplemen vitamin D atau suplemen kalsium untuk menguatkan tulang.

Fisioterapi 

Fisioterapi untuk lordosis dapat dilakukan dengan berbagai metode, meliputi latihan kekuatan, peregangan, maupun chiropractic. Fisioterapi bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot dan tulang. Dengan begitu, nyeri leher dan punggung akibat lordosis bisa berkurang. 

Fisioterapi juga dapat memperbaiki postur tubuh dan meningkatkan fleksibilitas tulang. Jadi, risiko terjadinya cedera dan komplikasi akibat lordosis dapat berkurang. 

Bila lordosis dipicu oleh obesitas, pasien akan dianjurkan menjalani program penurunan berat badan selama menjalani fisioterapi.

Bracing 

Alat bantu berupa bracing (korset khusus) biasanya diberikan kepada pasien anak-anak, karena mereka masih dalam masa pertumbuhan. Bracing berfungsi untuk menyokong tubuh dan mencegah tulang belakang makin melengkung. Alat bantu ini juga dapat meredakan nyeri punggung, sekaligus meningkatkan fungsi otot punggung.

Durasi pemakaian bracing tergantung pada kondisi pasien dan tingkat keparahan lordosis. Namun, pasien umumnya perlu menggunakan bracing setidaknya selama 20 jam setiap harinya.

Operasi

Lordosis sangat jarang diatasi dengan operasi. Prosedur operasi hanya dilakukan untuk menangani lengkungan tulang belakang yang sangat besar, atau keluhan tidak kunjung membaik dengan pengobatan lainnya. Pada beberapa kasus, operasi untuk lordosis bisa saja dilakukan dengan prosedur cangkok tulang.

Komplikasi Lordosis

Meski jarang menimbulkan bahaya, lordosis bisa saja berkembang makin parah dan memicu komplikasi di bawah ini:

  • Saraf kejepit
  • Radang persendian di tulang belakang
  • Mati rasa hingga hilangnya kekuatan otot tubuh 
  • Cemas atau depresi akibat nyeri berkepanjangan (kronis)

Pencegahan Lordosis

Lordosis sulit dicegah. Namun, risiko terjadinya perburukan lordosis dapat dikurangi dengan menjaga kekuatan otot dan tulang. Upaya yang bisa dilakukan antara lain:

  • Melakukan olahraga dengan intensitas rendah (low impact) yang bisa menjaga postur tubuh, seperti yoga, berenang, atau bersepeda
  • Sesekali beristirahat atau melakukan peregangan di tengah aktivitas yang mengharuskan berdiri maupun duduk terlalu lama 
  • Menggunakan kursi ergonomis atau yang memiliki sandaran untuk punggung
  • Membiasakan posisi tidur terlentang atau miring alih-alih tengkurap
  • Berkonsultasi dengan dokter, bisa secara langsung atau online, mengenai cara menjaga berat badan ideal
  • Tidak terlalu sering memakai sepatu hak tinggi