Luka robek adalah luka terbuka pada kulit dan jaringan di bawahnya yang terbelah akibat benturan atau sayatan oleh benda tajam maupun tumpul. Luka ini dapat berukuran kecil dan dangkal, tetapi bisa juga dalam dan tidak beraturan hingga mengenai otot, pembuluh darah, atau saraf.

Luka robek termasuk salah satu jenis luka yang cukup sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Luka seperti ini dapat dialami saat beraktivitas sehari-hari, misalnya ketika memasak, bekerja, berolahraga, atau ketika terjadi kecelakaan lalu lintas.

luka robek

Umumnya, luka robek menyebabkan perdarahan dan nyeri. Namun, luka ini berisiko mengalami infeksi, terutama bila luka terjadi akibat kecelakaan, terkena benda kotor, atau tidak dibersihkan dengan benar setelah cedera. Pada kondisi yang lebih parah, luka robek dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang luas, perdarahan hebat, bahkan mengancam nyawa.

Penyebab Luka Robek

Luka robek terjadi akibat berbagai kondisi yang menyebabkan kulit hingga jaringan di bawahnya tertarik, tertekan, atau terpotong. Berikut ini adalah beberapa penyebab terjadinya luka robek:

  • Kecelakaan lalu lintas, baik kendaraan bermotor maupun sepeda
  • Terjatuh dan kulit terkena permukaan kasar atau tajam
  • Cedera akibat benda tajam, seperti pisau, silet, atau kaca pecah
  • Cedera olahraga, misalnya akibat benturan keras atau tergores alat olahraga
  • Tersandung atau terjerat kawat, pagar, atau benda lainnya
  • Digigit hewan
  • Kecelakaan kerja, misalnya saat menggunakan alat berat atau mesin pemotong

Pada kondisi tertentu, luka robek juga dapat disebabkan tindakan kekerasan, seperti penyerangan dengan senjata tajam. Selain itu, luka robek juga bisa terjadi akibat luka tembak di sekitar jalur masuk atau keluar peluru.

Gejala Luka Robek

Gejala luka robek bisa berbeda-beda, tergantung pada ukuran, lokasi, dan kedalaman luka. Secara umum, gejala yang dapat muncul adalah:

  • Robekan pada lapisan kulit dengan tepi yang tidak rata
  • Perdarahan, dari yang ringan hingga berat
  • Rasa nyeri di sekitar luka
  • Pembengkakan atau kemerahan di area luka
  • Jaringan di bawah kulit, seperti lemak dan otot, terlihat jika luka cukup dalam
  • Sulit menggerakkan bagian tubuh yang terkena 

Apabila luka robek mengalami infeksi, gejalanya bisa berupa:

  • Kemerahan yang meluas
  • Pembengkakan berlebih atau area luka terasa hangat saat disentuh
  • Keluar cairan bernanah dari luka
  • Demam atau merasa tidak enak badan

Kapan harus ke dokter

Luka robek umumnya bisa dirawat mandiri bila ukurannya kecil, tidak terlalu dalam, dan perdarahannya ringan. Anda bisa Chat Bersama Dokter di aplikasi Alodokter untuk memastikan kondisi luka serta mendapatkan anjuran penanganan yang tepat.

Namun, Anda perlu segera ke dokter apabila mengalami kondisi berikut ini:

  • Luka robek besar, dalam, atau tepinya menganga
  • Perdarahan tidak berhenti meski ditekan selama 10 menit
  • Luka robek terkena benda kotor atau berkarat
  • Luka akibat gigitan hewan atau manusia
  • Terdapat benda yang tertinggal di dalam luka
  • Luka berada pada area sensitif, seperti wajah, tangan, atau sekitar sendi
  • Luka menimbulkan gangguan gerak atau mati rasa
  • Anda belum mendapat vaksin tetanus dalam 10 tahun terakhir

Bawa ke IGD bila luka robek menyebabkan perdarahan hebat, tampak jaringan dalam seperti otot atau tulang, atau disertai tanda-tanda syok, seperti pusing, pucat, lemas, atau sesak napas.

Diagnosis Luka Robek

Diagnosis luka robek umumnya dilakukan melalui pemeriksaan fisik oleh dokter. Jika memungkinkan, dokter juga akan menggali kronologi cedera dan riwayat kesehatan pasien. Dokter akan memeriksa kondisi luka secara langsung untuk menilai ukuran, kedalaman, adanya kotoran atau benda asing, serta kerusakan pada jaringan sekitar.

Selain pemeriksaan fisik, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang. Adapun beberapa pemeriksaannya adalah:

  • Foto Rontgen, jika dicurigai ada benda asing, seperti serpihan logam atau kaca
  • USG atau CT scan, bila luka dalam dan berisiko merusak organ atau bagian yang penting
  • Tes darah, terutama bila luka terinfeksi atau memerlukan tindakan operasi

Jika dibutuhkan, dokter juga bisa memberikan vaksin tetanus kepada pasien.

Pengobatan Luka Robek

Penanganan luka robek disesuaikan dengan tingkat keparahan, lokasi, dan kedalaman luka. Berikut ini adalah penjelasan dari setiap penanganan luka robek:

Penanganan mandiri

Apabila luka berukuran kecil dan masih dangkal atau tidak terlalu dalam, penanganan mandiri masih dapat dilakukan. Begini langkah-langkah penanganannya:

  • Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
  • Membersihkan luka dengan air mengalir selama beberapa menit
  • Menahan perdarahan dengan menekan area luka menggunakan kain bersih atau kasa steril sampai darah berhenti
  • Menggunakan sabun antiseptik di area luka
  • Mengeringkan lalu menutup luka dengan kasa steril
  • Mengganti perban setiap hari, atau setiap kali perbannya basah atau kotor

Penanganan di rumah sakit

Luka robek yang berukuran cukup besar dan dalam umumnya membutuhkan penanganan dari dokter. Adapun penanganan yang dapat dilakukan dokter adalah:

  • Membersihkan luka menggunakan larutan antiseptik
  • Mengeluarkan benda asing dari luka
  • Menjahit luka bila tepi luka menganga
  • Memberikan antibiotik topikal atau oral untuk mencegah infeksi
  • Memberikan suntikan antitetanus apabila dibutuhkan
  • Memberikan vaksin rabies bila luka akibat gigitan hewan yang berisiko

Sementara itu, apabila luka robek berukuran besar, sangat dalam, berada di area vital seperti dada, perut, atau kepala, serta ada kerusakan jaringan yang meluas, dokter dapat melakukan penanganan di bawah ini:

  • Penjahitan berlapis-lapis untuk menutup luka
  • Operasi untuk memperbaiki jaringan yang mengalami kerusakan
  • Pemasangan drain untuk mengalirkan cairan, darah, atau nanah
  • Pemberian antibiotik melalui infus
  • Perawatan di rumah sakit untuk pemantauan yang lebih ketat

Komplikasi Luka Robek

Luka robek yang tidak segera dan tepat ditangani dapat menimbulkan komplikasi, seperti:

  • Infeksi bakteri, misalnya selulitis dan tetanus
  • Tetanus, terutama jika luka dalam atau terkontaminasi tanah.
  • Jaringan parut menonjol, seperti keloid atau hipertrofik
  • Gangguan fungsi area tubuh, misal kesulitan bergerak
  • Perdarahan hebat atau syok akibat kehilangan darah
  • Kerusakan pembuluh darah, saraf, atau organ di bawah luka
  • Sepsis, yaitu infeksi berat yang menyebar ke seluruh tubuh

Pencegahan Luka Robek

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko luka robek, antara lain:

  • Jauhkan anak-anak dari benda tajam, simpan alat tajam di tempat aman dan tidak mudah dijangkau.
  • Pakailah alat pelindung diri saat bekerja dengan alat berat, mesin, atau berolahraga.
  • Gunakan pisau, gunting, atau alat pemotong lainnya dengan hati-hati di rumah.
  • Pastikan lingkungan rumah dan tempat kerja rapi dan bebas dari benda berbahaya.
  • Bersihkan dan rawat luka kecil dengan segera agar tidak berkembang menjadi luka lebih besar atau terinfeksi.
  • Lakukan vaksinasi tetanus sesuai jadwal dari petugas kesehatan.

Jika mengalami luka robek yang parah, menunjukkan tanda infeksi, atau tidak kunjung membaik setelah dirawat, konsultasikan ke dokter agar mendapat pemeriksaan dan pengobatan yang sesuai.