Nyeri di daerah bekas luka bisa muncul dalam beberapa hari, minggu, bahkan bertahun-tahun setelah luka sembuh. Mengetahui penyebab dan cara mengatasi nyeri di area bekas luka sangat penting agar Anda dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan lebih nyaman.
Bekas luka terbentuk sebagai bagian dari proses penyembuhan alami kulit setelah mengalami cedera, operasi, atau infeksi. Meskipun permukaan kulit tampak sudah menutup, jaringan di bawahnya masih bisa mengalami perubahan yang menyebabkan keluhan, seperti rasa nyeri, perih, atau sensasi tertarik.

Nyeri di daerah bekas luka tidak boleh dianggap sepele, sebab kondisi ini bisa menjadi tanda adanya masalah pada jaringan atau saraf di sekitar luka. Selain itu, nyeri yang menetap juga menjadi petunjuk bahwa proses penyembuhan luka belum sempurna, atau ada gangguan lain seperti infeksi.
Penyebab Nyeri di Daerah Bekas Luka
Berikut adalah beberapa penyebab umum nyeri di daerah bekas luka:
1. Peradangan
Pada fase awal proses penyembuhan, sistem imun tubuh akan lebih aktif untuk memperbaiki luka, sehingga area bekas luka mudah mengalami peradangan. Akibatnya, Anda mungkin akan merasakan nyeri, perih, atau tidak nyaman di sekitar bekas luka, terutama jika area tersebut sering terkena gesekan atau tekanan.
2. Penumpukan jaringan parut (keloid)
Setelah luka sembuh, tubuh membentuk jaringan parut sebagai proses regenerasi kulit. Terkadang, pertumbuhan jaringan parut ini bisa berlebihan, sehingga tampak menonjol dan berwarna lebih gelap dari kulit sekitar. Jaringan parut yang tebal (keloid) dapat menekan ujung saraf di bawah kulit, sehingga menimbulkan nyeri di daerah bekas luka.
3. Luka yang menempel ke jaringan di bawahnya
Jika bekas luka terjadi di sekitar sendi, otot, atau area tubuh yang sering digerakkan, jaringan parut dapat menempel (adhesi) pada struktur di bawah kulit, seperti tendon atau organ bagian dalam. Nah, kondisi ini bisa menimbulkan rasa nyeri di daerah bekas luka, kaku, atau sensasi tertarik, saat bagian tubuh digerakkan.
4. Kerusakan saraf
Cedera atau operasi yang mengenai jaringan saraf berisiko memicu nyeri di daerah bekas luka. Nyeri yang ditimbulkan biasanya terasa tajam, seperti ditusuk, panas, terbakar, atau disertai kesemutan dan kebas. Keluhan nyeri ini biasanya berlangsung singkat, tetapi ada juga yang menetap.
5. Infeksi sekunder
Area bekas luka yang mengalami iritasi atau tidak dijaga kebersihannya mudah terinfeksi kembali oleh bakteri atau kuman. Alhasil, peradangan akan kembali terulang sehingga timbul rasa nyeri. Nyeri akibat infeksi sekunder ini juga bisa disertai keluhan lain, seperti kemerahan, bengkak, hangat saat disentuh, bernanah, atau demam.
6. Perubahan suhu atau tekanan
Perlu diketahui bahwa jaringan di bekas luka terkadang lebih sensitif daripada kulit di sekitarnya. Akibatnya, paparan suhu dingin atau panas, serta tekanan ringan seperti sentuhan atau gesekan pakaian, dapat memicu nyeri, gatal, atau rasa seperti tertarik di area bekas luka.
Kondisi kulit yang lebih sensitif ini sering terjadi pada bekas luka operasi besar, luka bakar, atau luka yang proses penyembuhannya lama.
Cara Mengatasi Nyeri di Daerah Bekas Luka
Penanganan nyeri di daerah bekas luka harus disesuaikan dengan penyebab serta tingkat keparahannya. Untuk nyeri yang ringan hingga sedang, Anda bisa melakukan perawatan mandiri di rumah, seperti:
- Menempelkan kompres dingin atau hangat di area bekas luka
- Memijat dengan lembut di area bekas luka, tetapi pastikan cara ini dilakukan jika luka sudah benar-benar sembuh
- Mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti paracetamol
- Mengoleskan salep atau krim dengan kandungan silikon yang dijual bebas
- Menjaga kebersihan area bekas luka
- Menghindari paparan bahan kimia yang bisa memicu iritasi kulit
Namun, apabila nyeri tidak membaik dengan perawatan mandiri, dokter biasanya akan merekomendasikan tindakan medis, seperti:
- Fisioterapi
- Pemberian salep atau krim dengan kandungan steroid, lidokain, atau bahan aktif lainnya
- Pemberian suntikan steroid
- Terapi laser
Penanganan nyeri pada bekas luka setiap orang bisa berbeda, tergantung letak dan luas luka, usia, hingga kondisi kesehatan. Bagi Anda yang memiliki kondisi khusus, seperti diabetes atau gangguan pembekuan darah, sebaiknya periksakan ke dokter sebelum melakukan perawatan apa pun di rumah.
Dengan penanganan yang tepat, kebanyakan nyeri di daerah bekas luka bisa dikendalikan dan tidak menyebabkan gangguan serius. Namun, jika keluhan nyeri semakin memburuk, jangan tunda untuk berkonsultasi dengan dokter di aplikasi ALODOKTER untuk mendapatkan penanganan yang tepat.