Persiapan persalinan bayi kembar sebenarnya tidak jauh berbeda dengan persalinan pada umumnya. Namun, memang ada beberapa hal yang perlu diketahui sebelum melahirkan bayi kembar, agar Bumil dapat melakukan persiapan lebih matang sejak jauh-jauh hari.
Salah satu persiapan kehamilan kembar yang dapat Bumil lakukan sejak awal kehamilan adalah konsultasi dengan dokter kandungan untuk menentukan metode persalinan bayi kembar yang sesuai dengan kondisi Bumil.
Selain itu, Bumil juga dapat bertanya kepada dokter mengenai risiko hamil kembar, cara merawat bayi kembar, dan jenis kelamin bayi dalam kandungan.
Perbedaan Kembar Identik dan Kembar Tidak Identik
Ada dua jenis bayi kembar, yaitu kembar identik dan kembar tidak identik. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah sel telur dan sperma ketika terjadi pembuahan. Berikut ini adalah penjelasannya:
Kembar fraternal atau tidak identik
Kembar fraternal merupakan jenis kembar yang paling umum. Kembar fraternal terjadi ketika dua sel telur atau lebih dibuahi oleh dua sel sperma atau lebih. Oleh karena itu, penampilan fisik bayi kembar fraternal tidak sama persis, melainkan hanya mirip layaknya saudara kandung. Jenis kelaminnya pun bisa berbeda.
Kembar identik
Kembar identik terjadi ketika satu sel telur yang dibuahi oleh satu sperma kemudian terbelah dan berkembang menjadi dua janin atau lebih. Bayi kembar identik akan memiliki penampilan fisik yang sama persis dan berjenis kelamin sama.
Faktor yang Dapat Meningkatkan Risiko Terjadinya Kehamilan Kembar
Tidak semua pasangan bisa memiliki bayi kembar. Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan peluang memiliki bayi kembar, di antaranya:
Riwayat anak kembar dalam keluarga
Jika ada anak kembar dalam keluarga Bumil, terutama kembar fraternal, peluang Bumil untuk mengandung bayi kembar akan lebih besar. Adanya riwayat kembar dalam keluarga memungkinkan seorang wanita mewarisi gen yang membuat ovarium bisa melepaskan lebih dari satu telur saat ovulasi.
Usia ibu hamil
Wanita yang hamil di usia lebih dari 30 tahun memiliki peluang lebih besar untuk mengandung bayi kembar.
Wanita hamil yang berusia 35–40 tahun dan pernah melahirkan juga memiliki peluang lebih besar untuk hamil kembar. Hal ini karena pelepasan dua sel telur secara bersamaan lebih sering terjadi dalam kondisi tersebut.
Selain faktor keturunan dan usia, program bayi tabung untuk mendapatkan keturunan juga memperbesar peluang seorang wanita untuk mengandung bayi kembar.
Metode Persalinan Bayi Kembar
Seperti juga persalinan pada umumnya, ada dua metode persalinan bayi kembar yang bisa menjadi pilihan, yaitu:
Persalinan normal
Sekitar 1 dari 3 bayi kembar dilahirkan melalui persalinan normal. Persalinan ini dapat dilakukan jika posisi kepala salah satu bayi kembar sudah berada di jalan lahir. Namun, ibu hamil kembar yang melahirkan normal umumnya membutuhkan suntik bius epidural untuk meredakan rasa sakit.
Operasi caesar
Sebagian besar proses persalinan bayi kembar dilakukan dengan operasi caesar. Hal ini karena meski kepala bayi berada di bawah dan bayi pertama dapat lahir secara normal, bayi kedua biasanya akan mengalami kesulitan untuk juga dilahirkan secara normal.
Persalinan bayi kembar dengan operasi caesar sangat dianjurkan pada beberapa kondisi berikut ini:
- Bayi kembar tiga atau lebih
- Posisi bayi sungsang
- Ibu hamil mengalami tekanan darah tinggi
- Proses persalinan atau pembukaan berjalan terlalu lama
- Prolaps tali pusat, yaitu ketika tali pusat turun dan menutup jalan lahir
- Bayi kembar berbagi plasenta yang sama
Risiko Kehamilan Kembar
Mengandung bayi kembar dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi pada ibu hamil dan bayi yang dikandungnya. Ada beberapa risiko kehamilan kembar, antara lain:
Bayi lahir prematur
Semakin banyak jumlah bayi yang dikandung, risiko bayi terlahir prematur juga semakin tinggi. Kondisi tersebut dapat memengaruhi tumbuh kembang bayi, baik saat dalam kandungan atau Ketika lahir kelak. Oleh karena itu, Bumil disarankan untuk lebih rutin memeriksakan kandungan apabila hamil bayi kembar.
Keguguran
Selain persalinan prematur, risiko keguguran juga semakin meningkat jika Bumil mengandung bayi kembar. Dalam beberapa kasus, salah satu bayi bahkan bisa menghilang, terutama pada trimester pertama kehamilan. Kondisi ini disebut vanishing twin syndrome.
Twin-to-twin transfusion syndrome
Bayi kembar yang berbagi pembuluh darah dalam plasenta berisiko mengalami pembagian darah yang tidak seimbang. Satu bayi bisa mendapatkan lebih banyak darah, sedangkan bayi yang lain kekurangan.
Twin-to-twin transfusion syndrome dapat menyebabkan komplikasi serius pada kedua bayi dan biasanya ditangani dengan persalinan yang dilakukan lebih awal.
Tekanan darah tinggi pada ibu hamil
Mengandung bayi kembar meningkatkan risiko terjadinya tekanan darah tinggi pada ibu hamil. Tak hanya itu, hamil bayi kembar juga membuat ibu hamil lebih rentan terkena anemia, preeklamsia, dan diabetes gestasional.
Selain berbagai kondisi di atas, ibu hamil juga akan lebih sering mengalami berbagai keluhan ketika mengandung bayi kembar. Beberapa keluhan tersebut meliputi:
- Mual dan muntah (morning sickness) yang lebih parah
- Berat badan naik lebih banyak, terutama di trimester awal
- Wasir dan varises
- Perut kembung dan nyeri ulu hati
- Nyeri panggul dan nyeri punggung
Tips Mempersiapkan Diri Menghadapi Persalinan Bayi kembar
Mengandung dua bayi atau lebih memang menghabiskan lebih banyak tenaga dan Bumil pun harus lebih berhati-hati dalam segala hal. Pemeriksaan kehamilan secara rutin merupakan hal penting yang perlu dilakukan selama hamil bayi kembar.
Selain itu, ada beberapa hal yang dapat Bumil lakukan saat mengandung bayi kembar agar persalinan dapat berjalan lancar nantinya:
1. Olahraga secara rutin
Risiko gangguan kesehatan wanita yang hamil bayi kembar akan lebih tinggi. Oleh karena itu, Bumil harus selalu menjaga stamina dan kondisi kesehatan dengan berolahraga secara rutin. Senam Kegel merupakan salah satu contoh olahraga yang bisa Bumil lakukan untuk menguatkan otot panggul.
2. Jalani pola makan sehat
Mengandung bayi kembar bukan berarti Bumil perlu makan dua kali lipat lebih banyak daripada ibu hamil biasa. Pola makan ibu hamil dengan anak kembar kurang lebih sama dengan ibu yang mengandung satu janin, yaitu:
- Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang
- Mengonsumsi karbohidrat kompleks yang juga kaya akan serat, seperti gandum utuh, buah, dan sayur, untuk mencegah konstipasi
- Memenuhi kebutuhan protein dan zat besi dari telur, ikan, kacang, dan daging merah tanpa lemak, untuk pembentukan darah
- Memenuhi kebutuhan kalsium untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi, misalnya dari susu dan produk olahannya
- Minum banyak air untuk mencegah dehidrasi
- Mengonsumsi camilan sehat, seperti buah-buahan dan sayuran segar
- Menghindari makanan ringan yang tidak bergizi, seperti keripik kemasan atau permen
- Mengonsumsi asam folat setidaknya 600 mcg hingga 5 mg untuk mengurangi risiko cacat pada janin
3. Cukupi waktu istirahat
Wanita yang hamil kembar dianjurkan untuk lebih banyak istirahat dan menghindari aktivitas berat. Meski demikian, bukan berarti Bumil tidak boleh bergerak sama sekali. Bumil tetapi disarankan untuk melakukan aktivitas ringan, seperti yoga atau berjalan di sekitar rumah.
4. Kurangi stres
Menjalani kehamilan kembar memang lebih berat, sehingga tak jarang Bumil mengalami stres, terlebih ketika mendekati waktu persalinan.
Stres dapat berdampak buruk terhadap daya tahan tubuh, sehingga Bumil bisa lebih rentan terkena penyakit. Selain itu, stres yang tak terkendali juga bisa memengaruhi kondisi janin dan meningkatkan risiko janin lahir dengan berat badan rendah.
Oleh karena, Bumil dapat melakukan terapi relaksasi atau meditasi guna mengurangi stres.
5. Persiapkan dana lebih besar
Biaya untuk merawat dan membesarkan dua anak atau lebih sekaligus, mulai dari untuk perlengkapan bayi hingga untuk pendidikan mereka di masa depan, tentunya akan lebih besar.
Untuk menekan biaya, beberapa perlengkapan, seperti pakaian, mainan, dan sepatu, bisa memakai perlengkapan milik kerabat yang sudah tidak lagi digunakan. Namun, beberapa peralatan yang membutuhkan standar keselamatan, seperti kursi makan dan kereta bayi (stroller), sebaiknya tetap dibeli baru.
Dengan persiapan yang baik, Bumil akan lebih tenang dalam menjalani kehamilan dan lebih siap menghadapi persalinan. Jika Bumil mengalami gejala tertentu saat hamil kembar, segera periksakan diri ke dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.