Cuaca panas tapi tidak berkeringat? Ini bisa menjadi tanda Anda mengalami anhidrosis. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak mampu menghasilkan keringat secara normal. Anhidrosis bisa terjadi di seluruh tubuh, tetapi bisa juga hanya di bagian tubuh tertentu saja.

Saat sedang kepanasan atau banyak beraktivitas, wajar bila tubuh mengeluarkan banyak keringat. Namun, hal ini tidak terjadi pada orang yang menderita anhidrosis. Padahal, keluarnya keringat merupakan proses alami tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh agar tetap normal.

Mengenal Anhidrosis dan Cara Penanganannya - Alodokter

Anhidrosis umumnya bersifat ringan dan tidak mengganggu. Meski begitu, Anda perlu waspada bila kondisi ini disertai dengan gejala lain, seperti mudah kepanasan, kram otot, lemas, dan pusing.

Bila dibiarkan tanpa penanganan, anhidrosis bisa meningkatkan risiko penderitanya mengalami sengatan panas atau heat stroke yang berbahaya.

Berbagai Penyebab Anhidrosis

Kondisi anhidrosis ada yang dialami sejak lahir, tetapi ada pula yang muncul di kemudian hari. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa menjadi penyebab anhidrosis:

1. Kelainan kongenital

Anhidrosis dapat disebabkan oleh kelainan kongenital atau kelainan bawaan yang dialami seseorang sejak lahir. Beberapa kelainan kongenital yang dapat memicu kondisi ini meliputi hypohidrotic ectodermal dysplasia, penyakit Harlequin (Harlequin ichthyosisi), penyakit Fabry, dan sindrom Ross.

2. Penyakit atau masalah pada kulit

Penyakit yang menyebabkan tersumbatnya pori-pori kulit, seperti psoriasis, bisa menjadi salah satu penyebab anhidrosis. Tak hanya itu, kerusakan pada kulit akibat luka bakar, terapi radiasi, atau terbentuknya jaringan parut juga dapat memengaruhi fungsi kelenjar keringat dan memicu anhidrosis.

3. Kerusakan sistem saraf

Kerusakan sistem saraf, baik pada sistem saraf pusat maupun saraf tepi, juga dapat menyebabkan anhidrosis. Beberapa gangguan pada sistem saraf pusat yang dapat memicu kondisi ini meliputi stroke, penyakit Parkinson, dan multiple system athropy.

Sementara itu, anhidrosis akibat kerusakan sistem saraf tepi atau neuropati perifer bisa disebabkan oleh berbagai penyakit, seperti diabetes, infeksi bakteri atau virus, dan penyakit autoimun, termasuk lupus, skleroderma, multiple sclerosis, sindrom Guillain-Barré, dan sindrom Sjögren.

4. Efek samping obat-obatan

Ada beberapa jenis obat-obatan yang dapat mengganggu fungsi kelenjar keringat dan memicu anhidrosis, mulai dari obat golongan calcium channel blocker, antikolinergik, antipsikotik, antidepresan, antiepilepsi, kemoterapi, hingga opioid seperti morfin. Selain itu, suntik Botox juga bisa menyebabkan efek samping berupa anhidrosis.

Cara Penanganan Anhidrosis

Anhidrosis bisa disebabkan oleh banyak hal dan langkah penanganannya pun disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Oleh karena itu, pemeriksaan langsung oleh dokter perlu dilakukan.

Untuk mengetahui penyebab anhidrosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti tes darah, CT scan otak, tes fungsi saraf, serta biopsi kulit, jika diperlukan.

Setelah penyebabnya diketahui, dokter akan menentukan penanganan yang sesuai. Misalnya, untuk mengatasi anhidrosis yang disebabkan infeksi, dokter bisa memberikan obat antibiotik. Sementara itu, untuk mengatasi anhidrosis karena penyakit autoimun, dokter dapat memberikan obat-obatan kortikosteroid.

Untuk mengurangi gejala anhidrosis, Anda juga bisa melakukan perawatan secara mandiri di rumah dengan melakukan beberapa langkah berikut ini:

  • Kompres dingin bagian tubuh yang mengalami anhidrosis.
  • Oleskan bedak bayi, bila kulit mengalami ruam dan kemerahan.
  • Minum banyak air putih untuk mencegah dehidrasi dan hindari konsumsi minuman berkafein maupun beralkohol.
  • Hindari aktivitas berlebihan atau melakukan olahraga intensitas berat.
  • Kenakan pakaian yang longgar dan berbahan lembut agar tubuh tetap nyaman.
  • Selalu berada di dalam ruangan yang sejuk ketika suhu di luar ruangan terasa panas.

Anhidrosis yang muncul sesekali bukanlah kondisi yang berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, bila anhidrosis sudah berlangsung cukup lama atau disertai gejala lain yang mengganggu, segera periksakan diri ke dokter agar dapat dilakukan penanganan yang tepat.