Di tengah wabah virus Corona, sebagian masyarakat mungkin sempat mendengar kemunculan virus yang disebut hantavirus. Agar tidak semakin panik, mari kenali apa itu hantavirus dan apa saja gejala yang dapat muncul akibat infeksi virus tersebut.

Pandemi penyakit COVID-19 belum juga usai. Di tengah wabah ini, beberapa media sempat mengabarkan tentang kemunculnya virus lain yang disebut hantavirus. Berbeda dengan virus Corona yang dapat menular antarmanusia, hantavirus hanya bisa menular dari hewan, yaitu hewan pengerat, terutama tikus.

Mengenal Hantavirus, Virus yang Muncul di Tengah Wabah Virus Corona - Alodokter

Hantavirus dan Cara Penularannya

Hantavirus adalah kelompok virus yang dapat ditemukan di urine, air liur, dan kotoran tikus atau hewan pengerat lain. Hantavirus banyak ditemukan pada tikus yang berlokasi di hutan, ladang, dan peternakan. Selain itu, virus ini juga bisa ditemukan pada tikus yang berada di dalam rumah, lumbung, dan gudang.

Hantavirus hanya bertahan kurang dari 1 minggu di luar tubuh inangnya dan bahkan hanya dapat bertahan beberapa jam saja di bawah sinar matahari langsung.

Seseorang bisa tertular infeksi hantavirus melalui beberapa cara, yaitu:

  • Menyentuh atau kontak secara langsung dengan feses, air liur, atau urine dari tikus yang telah terinfeksi hantavirus
  • Mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi hantavirus
  • Menghirup udara atau debu kotor yang membawa hantavirus
  • Menyentuh atau menggunakan benda yang telah terpapar hantavirus
  • Digigit tikus yang terinfeksi hantavirus

Ketika terinfeksi hantavirus, seseorang tidak langsung mengalami gejala. Biasanya gejala infeksi hantavirus baru akan muncul 2–4 minggu setelah seseorang terpapar hantavirus.

Gejala dan Penyakit Akibat Infeksi Hantavirus

Infeksi hantavirus dapat menimbulkan beberapa gejala berikut ini:

  • Demam
  • Menggigil
  • Nyeri otot
  • Sakit kepala
  • Mual dan muntah
  • Sesak napas
  • Detak jantung cepat
  • Masalah pencernaan

Jika gejala tersebut tidak segera ditangani, infeksi hantavirus bisa menyebabkan penderitanya mengalami gangguan fungsi atau kerusakan organ tubuh yang lebih parah, yaitu:

Gangguan paru-paru

Infeksi hantavirus bisa menyerang paru-paru dan menyebabkan penyakit yang disebut hantavirus pulmonary syndrome (HPS). Penyakit ini memiliki gejala menyerupai flu, namun bisa memburuk dengan cepat dan menyebabkan gangguan pernapasan berat.

Ketika hal ini terjadi, penderita HPS dapat mengalami pembengkakan paru, kekurangan oksigen, dan penurunan tekanan darah secara drastis.

Kerusakan ginjal

Hemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS) adalah salah satu penyakit yang juga bisa disebabkan oleh hantavirus. Orang yang mengalami HFRS akan merasakan gejala infeksi hantavirus dan beberapa gejala lain, seperti mata merah, muncul ruam pada kulit, tekanan darah turun, dan gangguan fungsi ginjal atau bahkan gagal ginjal.

Langkah Penanganan dan Pencegahan Infeksi Hantavirus

Baik HPS maupun HFRS merupakan kondisi yang berbahaya. Jadi, orang yang terjangkit virus ini perlu segera mendapat penanganan dari dokter. Jika sudah menimbulkan kerusakan organ berat, penderita infeksi hantavirus biasanya perlu dirawat di ruang perawatan intensif atau ICU.

Untuk mengatasi masalah pernapasan yang berat akibat infeksi hantavirus pada pasien, dokter akan memasang ventilator pada pasien serta memberikan obat-obatan dan cairan melalui infus.

Sementara untuk mengobati HFRS, dokter dapat memberikan obat-obatan melalui infus, oksigen, serta cuci darah untuk menggantikan fungsi ginjal yang rusak akibat infeksi hantavirus.

Agar tidak terinfeksi hantavirus, Anda perlu melakukan langkah pencegahan dengan cara menjauhi kontak dengan tikus ataupun kotoran, urine, dan air liur tikus. Selain itu, langkah lain yang dapat Anda lakukan untuk mencegah infeksi virus ini meliputi:

  • Menyimpan bahan makanan di dalam wadah plastik yang tertutup rapat.
  • Mengonsumsi makanan bergizi untuk menjaga daya tahan tubuh.
  • Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan setelah makan.
  • Menutup celah atau lubang di dinding atau pintu rumah yang berpotensi menjadi jalan keluar masuk tikus.
  • Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, serta rutin memotong rumput dan tumbuhan liar di sekitar rumah.

Saat Anda membersihkan rumah atau lokasi yang menjadi sarang tikus, gunakanlah alat pelindung diri, seperti sarung tangan, masker, dan kacamata, guna mengurangi risiko Anda terpapar urine, air liur, dan kotoran tikus.

Apabila Anda digigit tikus atau kontak dengan kotoran, urine, atau air liur tikus, segeralah periksakan diri ke dokter guna memastikan Anda tidak terinfeksi hantavirus atau penyakit lain, seperti leptospirosis.