Stroke batang otak merupakan kondisi yang cukup berbahaya dan perlu segera ditangani secara langsung oleh dokter. Pasalnya, kondisi ini dapat menyebabkan penderitanya mengalami kelumpuhan, bahkan kematian.
Batang otak merupakan bagian otak yang mengatur dan mengontrol berbagai organ dan anggota gerak tubuh. Batang otak terletak tepat di atas tulang belakang dan di bagian belakang kepala. Salah satu organ vital pada tubuh manusia ini berfungsi untuk membawa dan menyampaikan sinyal dari otak ke seluruh bagian tubuh.
Dengan adanya batang otak, Anda dapat bernapas, bergerak, berbicara, menelan, dan mengedipkan mata. Batang otak juga mengatur fungsi jantung dan berbagai mekanisme alami tubuh, seperti muntah dan batuk.
Beberapa Penyebab Stroke Batang Otak
Stroke batang otak terjadi karena adanya gangguan pada aliran darah di batang otak dan sekitarnya. Gangguan ini bisa terjadi karena penyumbatan atau adanya perdarahan di batang otak. Ketika aliran darah di batang otak terganggu, sel-sel saraf di bagian tersebut akan rusak dan mengakibatkan batang otak tidak bisa mengirimkan sinyal dari otak ke seluruh anggota tubuh. Hal inilah yang menyebabkan berbagai fungsi tubuh terganggu.
Lebih jauh lagi, stroke batang otak dapat menyebabkan seseorang mengalami locked-in syndrome atau hidup dalam tubuh yang terkunci. Kondisi terjadi ketika seseorang memiliki kesadaran penuh dan masih bisa mendengar serta melihat, namun tidak mampu menggerakkan tubuh sama sekali atau lumpuh total. Penderita locked-in syndrome biasanya hanya bisa menggerakkan salah satu atau kedua matanya.
Tipe Stroke Batang Otak
Ada 2 jenis stroke batang otak, yaitu:
Stroke iskemik
Stroke iskemik atau stroke infark adalah jenis stroke yang cukup umum terjadi. Stroke iskemik disebabkan oleh penyumbatan atau gumpalan pada aliran darah otak, sehingga mengganggu kelancaran aliran darah. Pada batang otak, terjadinya penyumbatan di pembuluh darah batang otak dapat menyebabkan stroke batang otak tipe iskemik.
Ketika darah tidak mencapai jaringan otak dengan baik, jaringan yang ada di dalam otak tersebut akan terganggu dan lama-kelamaan akan mati karena tidak menerima oksigen dari darah. Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke iskemik pada batang otak atau di bagian otak lainnya, yaitu kolesterol tinggi, diabetes, tekanan darah tinggi, kelainan darah, gangguan irama jantung, dan kebiasaan merokok.
Stroke hemoragik
Berbeda dengan stroke iskemik, stroke hemoragik terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di otak sehingga menimbulkan perdarahan dan penumpukan darah di sekitar jaringan tersebut. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan otak permanen.
Penyebab paling umum pecahnya pembuluh darah di otak adalah aneurisma otak, yaitu kondisi ketika pembuluh darah otak melebar dan rapuh sehingga mudah pecah kapan saja. Stroke batang otak juga berisiko tinggi menimbulkan kondisi yang disebut herniasi otak.
Stroke hemoragik lebih berisiko terjadi pada lansia atau orang yang memiliki kondisi tertentu, seperti hipertensi, malformasi arteri vena otak, dan pola hidup buruk seperti merokok, mengonsumsi alkohol berlebih, dan menggunakan narkoba.
Gejala Stroke Batang Otak
Stroke batang otak terkadang sulit didiagnosis karena tidak memiliki gejala yang khas. Orang yang mengalami stroke batang otak biasanya akan mengalami sakit kepala, pusing, dan lemas secara tiba-tiba. Namun, ada beberapa tanda dan gejala dari stroke batang otak yang perlu Anda waspadai, yaitu:
- Sulit bernapas
- Anggota gerak tubuh melemah atau bahkan lumpuh
- Kesemutan atau mati rasa di bagian tubuh tertentu
- Sulit mengunyah, menelan, dan berbicara
- Gangguan keseimbangan atau koordinasi tubuh
- Vertigo
- Sulit berjalan
- Gangguan pendengaran dan penglihatan
- Cegukan yang tidak kunjung berhenti
- Penurunan kesadaran atau koma
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami beberapa gejala tersebut, segera ke dokter atau IGD rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan.
Langkah Penanganan Stroke Batang Otak
Penanganan stroke batang otak disesuaikan dengan jenis atau tipe stroke dan penyebabnya. Namun, dokter umumnya akan mengobati kondisi stroke batang otak dengan beberapa cara berikut ini:
1. Pemberian obat-obatan
Untuk menangani stroke iskemik, dokter akan memberikan obat-obatan untuk melarutkan atau menghilangkan gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah di batang otak. Selain itu, dokter juga mungkin perlu memberikan obat antikoagulan atau obat pengencer darah untuk mencegah terjadinya pembentukan gumpalan darah berulang. Jika gumpalan darah disebabkan oleh gangguan irama jantung, dokter juga mungkin akan memberikan obat-obatan untuk mengatasi masalah jantung tersebut.
Sementara itu, pada kasus stroke batang otak jenis hemoragik, dokter mungkin akan memberikan obat penurun tekanan darah, jika penderita mengalami tekanan darah tinggi yang sulit terkontrol. Untuk mencegah atau mengatasi pembengkakan otak, dokter juga dapat memberikan cairan manitol melalui infus.
Pemberian obat-obatan tersebut harus dilakukan secepat mungkin, yaitu paling lambat 6 jam sejak munculnya gejala stroke batang otak.
2. Tindakan medis atau operasi
Pada kasus tertentu, dokter juga mungkin akan melakukan tindakan medis, seperti angioplasti atau pemasangan ring (stenting), untuk menghancurkan gumpalan di pembuluh darah batang otak dan menjaga aliran darah di pembuluh darah tersebut tetap stabil.
Jika disebabkan oleh aneurisma otak, dokter dapat melakukan operasi untuk memperbaiki pembuluh darah yang pecah atau rusak dan mengontrol perdarahan pada otak.
3. Terapi oksigen
Stroke batang otak bisa menyebabkan bagian otak tersebut mengalami kekurangan oksigen. Untuk mencukupi kebutuhan oksigen, dokter juga perlu memberikan terapi oksigen.
Pada kasus stroke batang otak yang menyebabkan penderita koma atau tidak dapat bernapas spontan, dokter mungkin perlu melakukan tindakan intubasi untuk memasang ventilator agar penderita dapat bernapas.
4. Fisioterapi
Metode fisioterapi dan rehabilitasi medik umumnya dilakukan setelah kondisi penderita stroke batang otak sudah stabil. Fisioterapi bertujuan untuk melatih kemampuan gerak dan kemampuan lain yang mungkin bermasalah, seperti menelan, berbicara, dan bangun dari tempat tidur.
Penderita stroke batang otak sering kali akan membutuhkan pemantauan ketat dan perawatan intensif di rumah sakit. Oleh karena itu, penderita stroke batang otak mungkin akan dirawat di ruang ICU.
Sebagian penyebab stroke batang otak, misalnya AVM atau aneurisma otak, mungkin tidak bisa dicegah sepenuhnya. Meski begitu, Anda bisa mengurangi risiko terkena stroke batang otak dengan melakukan beberapa langkah berikut ini:
- Konsumsi makan bernutrisi yang rendah lemak dan rendah garam.
- Olahraga secara teratur.
- Hindari rokok dan paparan asap rokok.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol.
- Hindari penggunaan obat-obatan terlarang.
Anda juga perlu menjalani pemeriksaan ke dokter secara berkala. Saat melakukan pemeriksaan rutin tersebut, dokter dapat memperkirakan risiko Anda untuk terkena stroke batang otak dan memberikan saran untuk mencegahnya.
Jika Anda mengalami beberapa gejala stroke batang otak yang telah disebutkan di atas, segera periksakan diri ke dokter. Semakin cepat Anda mendapatkan penanganan dari dokter, semakin kecil risiko Anda untuk mengalami komplikasi yang berbahaya.