Untuk mendiagnosis obsessive compulsive disorder (OCD), dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan yang meliputi wawancara, pemeriksaan fisik, evaluasi kejiwaan, serta pemeriksaan penunjang jika diperlukan. 

Untuk lebih jelas, berikut beberapa metode yang umumnya dilakukan dokter dalam mendiagnosis OCD:

Wawancara dan pemeriksaan kejiwaan

Dokter akan memulai dengan melakukan tanya jawab terkait keluhan yang dirasakan, durasi dan frekuensi gejala, serta seberapa besar gejala tersebut memengaruhi aktivitas sehari-hari, hubungan sosial, atau pekerjaan. Pertanyaan yang biasanya diajukan mencakup:

  • Apakah Anda sering memiliki pikiran atau dorongan yang tidak diinginkan dan muncul berulang kali?
  • Apakah pikiran tersebut membuat Anda cemas atau merasa tidak nyaman?
  • Apakah Anda berusaha mengabaikan atau menekan pikiran tersebut dengan melakukan tindakan atau ritual tertentu?
  • Apakah perilaku yang Anda lakukan terasa sulit dikendalikan dan mengganggu rutinitas harian?

Tes DSM-5

Berdasarkan DSM-5 (The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th Edition), seseorang dapat dikatakan menderita OCD jika memiliki sejumlah kriteria pikiran obsesif berikut ini:

  • Pikiran atau dorongan yang muncul secara berulang di waktu tertentu dan sampai mengganggu kegiatan sehari-hari dan menyebabkan kecemasan
  • Usaha untuk menekan atau mengabaikan pikiran tersebut dengan pemikiran atau tindakan lain

Sementara kriteria perilaku kompulsif berdasarkan DSM-5 antara lain:

  • Perilaku yang berulang, seperti mencuci tangan hingga lecet atau mengulangi kata-kata dalam hati 
  • Perilaku tersebut bertujuan untuk mencegah situasi atau peristiwa yang tidak sesuai atau berlebihan

Pemeriksaan fisik dan penunjang 

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi medis lain yang dapat memicu gejala serupa OCD. Selain itu, dokter dapat menyarankan pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Tes darah lengkap untuk memeriksa kemungkinan gangguan metabolik atau infeksi.
  • Pemeriksaan fungsi tiroid, karena gangguan tiroid dapat memengaruhi suasana hati dan perilaku.
  • Skrining penggunaan alkohol dan NAPZA (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya), karena zat-zat ini dapat menyebabkan perubahan perilaku atau pikiran.

Diagnosis OCD umumnya tidak memerlukan pemeriksaan pencitraan otak seperti CT scan atau MRI, kecuali dokter mencurigai adanya gangguan saraf lain yang mendasari gejala.

Penegakan diagnosis yang tepat penting agar penderita menerima penanganan yang sesuai dan meminimalkan dampak negatif OCD terhadap kualitas hidupnya. Oleh karena itu, konsultasikan kepada dokter ketika Anda atau anak mengalami gejala OCD. 

Untuk kemudahan, Anda bisa menggunakan layanan Chat bersama Dokter agar mendapat arahan langsung mengenai langkah pemeriksaan dan penanganan yang diperlukan.