Komplikasi OCD dapat terjadi apabila kondisi ini dibiarkan tanpa penanganan. Pasalnya, tidak hanya membuat penderita terjebak dalam pikiran obsesif dan perilaku berulang, kondisi ini juga bisa memengaruhi kesehatan mental secara keseluruhan.

Dalam jangka panjang, OCD berisiko menimbulkan masalah lain ketika tidak ditangani dengan baik, seperti memicu terjadinya depresi, gangguan kecemasan, atau kesulitan membangun hubungan sosial. 

Komplikasi OCD 

Berikut adalah beberapa komplikasi OCD: 

Peradangan pada kulit

Salah satu gejala umum OCD adalah perilaku kompulsif berupa mencuci tangan atau membersihkan tubuh secara berulang-ulang untuk mengurangi kecemasan. Hal ini bisa membuat kulit mengalami iritasi atau meradang, termasuk terkena dermatitis kontak

Kulit bisa menjadi kering, pecah-pecah, kemerahan, bahkan luka, sehingga meningkatkan risiko terkena infeksi bakteri atau jamur pada kulit.

Gangguan kesehatan mental 

OCD sering berjalan bersamaan dengan gangguan mental lain, seperti gangguan panik, depresi, atau gangguan bipolar. Kecemasan yang berlebihan dan pikiran obsesif ini dapat membuat penderita merasa kewalahan, putus asa, dan mengalami perubahan suasana hati yang drastis. 

Penderita juga berisiko mengalami gangguan lain, seperti gangguan kecemasan umum (generalized anxiety disorder), gangguan emosi, bahkan kecanduan alkohol atau obat-obatan, sebagai bentuk pelarian dari gejala OCD yang dialami.

Sulit mengembangkan diri 

Pikiran obsesif dan dorongan untuk melakukan tindakan kompulsif dapat menghabiskan banyak waktu dan energi, sehingga mengganggu konsentrasi, produktivitas, serta prestasi baik di sekolah maupun di tempat kerja. 

Tidak jarang, penderita mengalami masalah disiplin, sering absen, atau kesulitan memenuhi tugas-tugas penting. Hal ini dapat berdampak pada prestasi akademik, kesulitan naik kelas, kehilangan peluang promosi, atau bahkan pemutusan hubungan kerja.

Sulit bersosialisasi

Gejala OCD bisa sangat menyita waktu, sehingga membuat penderitanya kekurangan energi untuk bersosialisasi. Pada kasus dengan gejala kompulsif yang khawatir rumahnya kemalingan, ia mungkin untuk memeriksa pintu berkali-kali untuk memastikan pintu sudah dikunci atau belum.  

Gejala ini bisa mengakibatkan energinya terkuras, sehingga energinya untuk bersosialisasi bisa berkurang. Bahkan, lama kelamaan bisa membuatnya malas untuk keluar. 

Gejala OCD yang dialaminya juga dapat membuat penderitanya menarik diri dari lingkungan atau menghindari situasi sosial, karena merasa malu, takut dihakimi, atau khawatir orang lain mengetahui gejalanya. 

Hal inilah yang mengakibatkan penderita kehilangan kesempatan membangun relasi, merasa kesepian, dan terisolasi dari keluarga maupun teman. Beberapa penderita juga menjadi sulit menjaga hubungan dekat dan sering mengalami konflik dengan orang-orang terdekat.

Bunuh diri

Beban pikiran yang berat, rasa putus asa, dan ketidakmampuan mengendalikan gejala obsesi dan kompulsifnya dapat membuat penderita OCD berpikir untuk mengakhiri hidupnya. 

Berdasarkan penelitian, risiko percobaan bunuh diri dan kematian akibat bunuh diri lebih tinggi pada penderita OCD, terutama jika disertai depresi berat atau gangguan mental lain. Oleh karena itu, dukungan keluarga serta penanganan profesional sangat penting untuk memantau kondisi ini.

OCD perlu ditangani dengan tepat agar tidak menimbulkan komplikasi OCD yang bisa memperburuk kondisi penderitanya. Oleh karena itu, apabila Anda atau orang terdekat menunjukkan gejala OCD, segera konsultasikan dengan dokter supaya diagnosis dapat ditegakkan sejak dini.

Konsultasi bisa dilakukan secara langsung maupun melalui layanan Chat Bersama Dokter. Dengan penanganan yang cepat dan sesuai, risiko komplikasi OCD dapat dicegah, sekaligus membantu penderita meningkatkan kualitas hidupnya.