Penyebab pasti obsessive compulsive disorder (OCD) hingga saat ini belum sepenuhnya dipahami. Meski demikian, sejumlah faktor diyakini dapat meningkatkan risiko terjadinya OCD. Hal ini membuat penyebab OCD pada setiap orang bisa berbeda.
Penyebab OCD
Berikut adalah beberapa faktor penyebab OCD:
1. Memiliki riwayat OCD dalam keluarga
Risiko seseorang mengalami OCD akan meningkat bila salah satu anggota keluarganya, terutama keluarga inti, seperti orang tua atau saudara kandung, ada yang menderita gangguan ini.
Hal ini menunjukkan bahwa faktor genetika memiliki peranan dalam perkembangan OCD, walau belum diketahui pasti gen mana yang terkait.
2. Menderita gangguan mental lain
OCD lebih sering dialami oleh orang yang juga memiliki gangguan mental lain, seperti gangguan kecemasan, depresi, gangguan bipolar, atau sindrom Tourette. Kondisi-kondisi ini bisa saling memengaruhi dan membuat gejala menjadi lebih berat serta sulit diatasi.
3. Mengalami kejadian traumatis atau stres berat
Pengalaman traumatis, misalnya menjadi korban perundungan (bullying), kekerasan fisik, atau kekerasan seksual, diyakini turut memicu atau memperparah gejala OCD. Peristiwa yang menyebabkan stres berat, seperti kehilangan orang terdekat atau perceraian orang tua, juga dapat berperan.
4. Memiliki ciri kepribadian tertentu
Orang yang sangat disiplin, terlalu teliti, atau perfeksionis, cenderung lebih rentan mengalami OCD. Sifat-sifat ini mungkin membuat seseorang lebih mudah terjebak dalam pola pikir obsesif dan perilaku kompulsif yang sama setiap hari.
5. Memiliki riwayat infeksi bakteri Streptococcus pada masa kanak-kanak
Pada beberapa kasus, infeksi bakteri Streptococcus pada anak-anak dapat menyebabkan gangguan autoimun yang menyerang otak dan memicu OCD. Kondisi ini dikenal dengan istilah pediatric autoimmune neuropsychiatric disorder associated with streptococcal infection (PANDAS). Namun, hubungan pasti antara infeksi ini dengan OCD masih terus diteliti.
Perlu diingat, adanya faktor risiko di atas tidak otomatis membuat seseorang pasti mengalami OCD. Sebaliknya, orang yang sama sekali tidak memiliki faktor risiko pun tetap bisa terkena gangguan ini.
OCD perlu untuk ditangani dengan baik karena kondisi ini bisa mengakibatkan penderitanya sulit untuk bersosialisasi, bahkan mungkin untuk mengakibatkan depresi.
Oleh karena itu, konsultasikan kepada dokter apabila Anda berisiko untuk terkena OCD atau mengalami gejala OCD, seperti pikiran yang sulit dikendalikan, kecemasan berlebihan, atau dorongan untuk melakukan tindakan berulang yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Untuk mempermudah, lakukan konsultasi melalui layanan Chat Bersama Dokter. Dari hasil konsultasi, dokter akan menentukan penanganan yang tepat, termasuk merekomendasikan pemeriksaan lebih lanjut guna membantu mendiagnosis gangguan mental ini.