Oligohidramnion adalah kondisi ketika jumlah air ketuban di dalam rahim terlalu sedikit. Padahal, air ketuban berperan penting dalam melindungi dan menunjang tumbuh kembang janin. Apabila jumlahnya kurang, berbagai gangguan kehamilan, seperti tumbuh kembang janin terhambat, dapat terjadi.

Air ketuban mulai terbentuk sejak trimester pertama dan terus bertambah hingga trimester ketiga kehamilan. Volume yang cukup sangat penting untuk perkembangan organ janin, terutama paru-paru dan sistem gerak. 

oligohidramnion

Oligohidramnion bisa terjadi di trimester mana pun, tetapi paling sering ditemukan pada trimester ketiga. Setiap ibu hamil mana pun dapat mengalami oligohidramnion, tetapi risikonya lebih tinggi pada ibu hamil dengan kondisi tertentu, seperti hipertensi, diabetes, atau gangguan pada plasenta.

Penyebab Oligohidramnion

Oligohidramnion terjadi karena produksi atau aliran air ketuban terganggu. Banyak faktor yang dapat berperan, mulai dari masalah kesehatan ibu, kondisi janin, hingga fungsi plasenta yang tidak optimal. Berikut ini adalah beberapa penyebabnya:

  • Gangguan pada ginjal atau saluran kemih janin, sehingga produksi sumber utama air ketuban, yaitu urine, menjadi berkurang
  • Ketuban pecah dini, baik disertai kontraksi maupun tidak
  • Fungsi plasenta yang tidak optimal, misalnya pada kehamilan lewat waktu atau ibu dengan riwayat hipertensi serta preeklamsia
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).
  • Kelainan kromosom pada janin
  • Penyakit kronis, misalnya diabetes atau lupus

Gejala Oligohidramnion

Gejala oligohidramnion sering kali tidak jelas dan umumnya baru terdeteksi saat pemeriksaan kehamilan rutin, terutama melalui USG. Oleh karena itu, agar bisa dideteksi lebih awal, gejala berikut ini perlu dikenali:

  • Perut terasa lebih kecil atau kurang berkembang sesuai usia kehamilan
  • Gerakan janin terasa berkurang
  • Cairan ketuban merembes dari vagina
  • Rasa tidak nyaman atau nyeri pada perut
  • Tinggi fundus uteri lebih rendah dari seharusnya

Kapan harus ke dokter

Anda bisa berkonsultasi melalui Chat Bersama Dokter di aplikasi Alodokter apabila mengalami:

  • Gerakan janin berkurang atau janin tidak aktif seperti biasanya
  • Keluar cairan dari vagina yang tidak biasa, terutama bila cairan bening atau berbau
  • Ukuran perut tampak tidak sesuai usia kehamilan, atau Anda merasa cemas mengenai perkembangan janin.

Dengan fitur tersebut, Anda dapat segera berkonsultasi jika mengalami gejala di atas. Namun, untuk pemeriksaan langsung dan penanganan lanjutan, sebaiknya segera buat janji dengan dokter.

Diagnosis Oligohidramnion

Diagnosis oligohidramnion diawali dengan tanya jawab mengenai riwayat kesehatan, keluhan, dan perubahan selama kehamilan. Setelah itu, dokter melakukan pemeriksaan fisik untuk menilai ukuran perut, tinggi fundus uteri, dan tanda-tanda kebocoran ketuban.

Selain itu, dokter juga dapat melakukan beberapa pemeriksaan penunjang yang meliputi:

  • USG kehamilan, untuk mengukur jumlah air ketuban
  • Tes NST (non-stress test), untuk memeriksa kondisi dan gerakan janin
  • Tes darah, untuk mendeteksi adanya infeksi atau penyakit yang dapat memengaruhi kehamilan
  • Tes urine, untuk mendeteksi tanda preeklamsia atau kondisi lain

Apabila ditemukan kelainan pada janin atau ibu hamil, pemeriksaan lanjutan juga dapat dilakukan untuk memastikannya.

Pengobatan Oligohidramnion

Pengobatan oligohidramnion bergantung pada penyebab, usia kehamilan, serta kondisi ibu dan janin. Pada beberapa kasus, penanganan dapat dilakukan secara sederhana, tetapi pada kondisi yang lebih berat diperlukan pemantauan khusus oleh dokter. Berikut ini adalah beberapa pilihan pengobatan yang dapat dilakukan dokter:

Penanganan mandiri

Beberapa cara sederhana dapat meningkatkan atau menjaga volume air ketuban, terutama bila kondisinya ringan. Caranya adalah:

  • Memperbanyak minum air putih bila penyebabnya adalah dehidrasi ringan
  • Istirahat cukup dan mengurangi aktivitas berat
  • Mengurangi aktivitas fisik berat, seperti berdiri terlalu lama, untuk mengurangi stres pada tubuh dan memastikan aliran darah tetap optimal
  • Melakukan kontrol kehamilan lebih sering untuk memantau jumlah air ketuban

Obat-obatan

Dokter biasanya akan memberikan obat-obatan untuk mengatasi penyebab yang memengaruhi jumlah air ketuban, seperti tekanan darah tinggi. Adapun obat-obatan yang dapat diberikan adalah:

  • Obat antihipertensi, seperti Dopamet, mengontrol tekanan darah pada ibu hamil dengan hipertensi atau preeklamsia
  • Antibiotik, seperti Holimox, bila ada infeksi yang meningkatkan risiko ketuban pecah dini
  • Suntik insulin, untuk mengontrol kadar gula darah

Tindakan medis

Apabila oligohidramnion tergolong berat atau terjadi saat kehamilan sudah mendekati waktu persalinan, dokter dapat melakukan beberapa tindakan medis, yaitu: 

  • Amnioinfusi, untuk menambah volume air ketuban sementara agar tali pusat tidak tertekan dan detak jantung janin tetap stabil
  • Induksi persalinan, untuk merangsang kontraksi agar persalinan dimulai lebih cepat, sehingga kekurangan cairan ketuban bisa dicegah
  • Operasi caesar, bila kondisi janin tidak stabil atau terdapat risiko tinggi seperti tekanan pada tali pusat

Komplikasi Oligohidramnion

Jika tidak segera ditangani, oligohidramnion dapat menyebabkan komplikasi, seperti:

  • Gangguan perkembangan paru-paru dan anggota gerak janin
  • Pertumbuhan janin terhambat (IUGR)
  • Tali pusat tertekan, sehingga mengganggu pasokan oksigen ke janin
  • Persalinan prematur atau indikasi operasi caesar
  • Risiko kematian janin dalam kandungan

Pencegahan Oligohidramnion

Belum ada cara pasti untuk mencegah oligohidramnion, tetapi beberapa langkah berikut dapat menurunkan risiko terjadinya kondisi tersebut:

  • Rutin melakukan kontrol kehamilan dan USG sesuai anjuran dokter.
  • Kelola penyakit kronis selama kehamilan, seperti tekanan darah tinggi atau diabetes.
  • Cukupi kebutuhan cairan dengan minum air putih yang cukup serta menghindari konsumsi obat tanpa anjuran dokter.
  • Waspadai perubahan jumlah gerakan janin dan segera konsultasikan jika terdapat keluhan.