Opipentin adalah obat yang bermanfaat untuk menangani kejang akibat epilepsi. Obat ini juga dapat digunakan untuk meredakan nyeri saraf yang dipicu oleh penyakit tertentu, misalnya herpes dan diabetes. Opipentin mengandung gabapentin dan konsumsinya harus berdasarkan anjuran dokter.
Opipentin mengandung bahan aktif gabapentin, yaitu kelompok obat antikonvulsan atau antikejang. Bahan aktif ini bekerja dengan cara mengurangi dan memblokir rangsangan sel saraf di otak yang memicu terjadinya kejang dan juga nyeri, termasuk nyeri saraf akibat herpes, diabetes, dan sindrom kaki gelisah.

Pada penderita epilepsi, peran obat ini hanya sekedar meredakan gejala kejang saja, tidak untuk menyembuhkan. Oleh karena itu, obat ini hanya bisa diperoleh berdasarkan resep dari dokter, setelah pasien berkonsultasi secara langsung atau melalui Chat Bersama Dokter.
Apa Itu Opipentin
| Bahan aktif | Gabapentin 300 mg |
| Golongan | Obat resep |
| Kategori | Antikonvulsan atau antikejang |
| Manfaat | Mengatasi kejang epilepsi dan nyeri saraf akibat diabetes, sindrom kaki gelisah, dan herpes zoster. |
| Digunakan oleh | Dewasa dan anak usia ≥3 tahun |
| Opipentin untuk ibu hamil | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
| Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
| Opipentin untuk ibu menyusui | Obat ini dapat terserap ke dalam ASI. |
| Pastikan bahwa penggunaan Opipentin pada ibu menyusui sesuai dengan anjuran dokter. | |
| Bentuk obat | Kapsul |
Peringatan sebelum Menggunakan Opipentin
Ada beberapa peringatan yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi Opipentin, yaitu:
- Sampaikan kepada dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Orang yang alergi dengan kandungan gabapentin tidak boleh menggunaakan obat ini.
- Beri tahu dokter apabila Anda sedang atau pernah mengalami gangguan mental, misalnya depresi, gangguan suasana hati, atau pikiran bunuh diri.
- Informasikan kepada dokter mengenai penyakit yang Anda derita, contohnya penyakit ginjal diabetes, gangguan pernapasan, atau kejang akibat kondisi lain.
- Bicarakan dengan dokter jika Anda sedang atau pernah kecanduan NAPZA maupun kecanduan alkohol.
- Diskusikan dengan dokter terkait keamanan penggunaan Opipentin jika Anda sedang menjalani diet kalium atau natrium. Kedua mineral tersebut ada di dalam obat ini.
- Jangan berikan obat ini kepada lansia 65 tahun ke atas, tanpa seizin dokter. Risiko untuk terjadinya efek samping Opipentin meningkat jika digunakan oleh kelompok usia ini.
- Sampaikan kepada dokter mengenai obat, suplemen, atau produk herbal yang sedang digunakan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi interaksi antarobat.
- Bicarakan dengan dokter bila Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
- Hindari mengemudi atau aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah minum Opipentin. Obat ini dapat mengakibatkan pusing dan kantuk.
- Segera kunjungi dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan Opipentin.
Dosis dan Aturan Pakai Opipentin
Dokter akan menyesuaikan dosis obat Opipentin dengan kondisi, usia, dan respons pasien terhadap pengobatan. Dosis Opipentin umumnya adalah:
Kondisi: Epilepsi
- Dewasa & anak usia >12 tahun: 900–1,800 mg, per hari. Dosis untuk hari pertama adalah 300 mg, 1 per hari. Hari kedua 300 mg, 2 kali sehari dan hari ketiga 300 mg, 3 kali per hari. Setelah itu, dosis dapat ditingkatkan menjadi 1,200 mg/hari, yang terbagi menjadi 3 dosis. Dosis maksimal obat ini adalah 2,400 mg.
Kondisi: Nyeri neuropatik atau nyeri saraf
- Untuk hari pertama, dosis obat ini adalah 300 mg, 1 kali per hari. Hari kedua, dosisnya dapat ditingkatkan menjadi 300 mg, 2 kali sehari, dan hari ketiga 300 mg, 3 kali sehari. Dosis maksimal adalah 1,800 mg, per hari.
Cara Menggunakan Opipentin dengan Benar
Sebelum menggunakan Opipentin, pastikan Anda sudah membaca aturan yang tertera pada kemasan agar obat ini digunakan secara benar. Ikuti pula anjuran dokter dan jangan menambah atau mengurangi dosis obat tanpa seizin dokter.
Efektivitas kandungan gabapentin dalam Opipentin akan bekerja optimal ketika digunakan dengan benar. Berikut adalah panduan konsumsinya:
- Opipentin dapat diminum sebelum atau sesudah makan. .
- Minumlah Opipentin secara utuh dengan bantuan air putih. Jangan membuka, menghancurkan, atau mengunyah kapsul obat ini sebelum diminum.
- Jika Anda diresepkan antasida, beri jarak minimal 2 jam sebelum mengonsumsi Opipentin.
- Pastikan untuk mengonsumsi obat ini pada jam yang sama setiap harinya. Bila dokter menyarankan Anda untuk minum Opipentin 3 kali sehari, sebaiknya beri jeda 8 jam antar dosis.
- Jika Anda lupa mengonsumsi obat ini, segera minum begitu teringat. Namun, jika jadwal minum obat selanjutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis berikutnya.
- Jangan berhenti minum Opipentin secara mendadak tanpa seizin dokter. Berhenti menggunakan obat ini secara tiba-tiba dapat mengakibatkan terjadinya kejang.
- Simpan obat ini di tempat bersuhu ruangan, kering, dan tidak terpapar sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Opipentin dengan Obat Lain
Penggunaan Opipentin bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun tanpa seizin dokter bisa mengakibatkan timbulnya interaksi obat. Berikut adalah efek interaksi obat Opipentin:
- Peningkatan risiko terjadinya gangguan pernapasan, saat dipakai dengan obat antidepresan, antihistamin, benzodiazepin, atau opioid, seperti morfin, oksikodon, atau hydrocodone
- Penurunan efektivitas Opipentin, jika dikonsumsi bersama antasida tanpa adanya jeda
- Peningkatan risiko pusing dan kantuk, bila digunakan bersama lorazepam, oxycodone, atau zolpidem
- Penurunan efektivitas Opipentin, ketika dipakai bersama cimetidine
Untuk mencegah terjadinya interaksi obat yang tidak diinginkan tersebut, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu ketika ingin menggunakan Opipentin bersama dengan obat, suplemen, atau produk herbal apa pun. Agar mempermudah, lakukan konsultasi via chat tanpa bertemu langsung dengan dokter.
Efek Samping Opipentin
Konsumsi Opipentin dapat menimbulkan efek samping berupa:
- Lelah, pusing, dan kantuk
- Lengan dan kaki bengkak
- Mual atau muntah
- Mulut kering
- Perubahan suasana hati
- Penglihatan kabur
- Sulit untuk ereksi
- Kenaikan berat badan
- Sakit kepala
Efek samping tersebut akan hilang dengan sendirinya seiring tubuh beradaptasi dengan obat. Namun, jika tidak kunjung membaik atau makin parah, sebaiknya konsultasikan kepada dokter.
Pada sebagian orang, Opipentin dapat memicu munculnya reaksi alergi obat, efek samping serius, atau gejala overdosis, seperti:
- Kejang
- Penglihatan ganda
- Bicara cadel
- Mudah tersinggung
- Pikiran atau perilaku untuk bunuh diri
- Insomnia
- Kulit menguning
- Diare
- Bengkak pada wajah dan tenggorokan
- Kulit atau mata menguning
Kunjungi rumah sakit terdekat ketika kondisi di atas terjadi, supaya Anda bisa mendapatkan penanganan dokter.