Pembrolizumab adalah antibodi monoklonal atau sel imun buatan yang digunakan sebagai imunoterapi kanker. Obat ini dapat menangani berbagai jenis kanker yang sudah menyebar ke organ lain atau kanker yang tidak bisa ditangani dengan terapi radiasi maupun operasi.

Pembrolizumab merupakan obat imunoterapi kanker jenis checkpoint inhibitor. Obat ini tidak membunuh sel kanker secara langsung, tetapi dapat meningkatkan kerja sel darah putih pada sistem imun untuk membunuh sel kanker.

Pembrolizumab - Alodokter

Pembrolizumab bekerja pada sel darah putih bernama limfosit T yang bertugas untuk menghancurkan sel asing dalam tubuh, termasuk sel kanker. Namun, beberapa jenis sel kanker memiliki protein khusus yang dapat membuat sistem kekebalan tubuh menganggapnya sebagai sel tubuh biasa.

Obat ini membuat limfosit T dapat mendeteksi sel kanker, kemudian membunuhnya sehingga pertumbuhan dan penyebaran sel kanker terhenti. Pembrolizumab dapat digunakan sebagai obat tunggal atau dikombinasikan dengan obat kemoterapi, seperti axitinib, lenvatinib, carboplatin, atau paclitaxel.

Merek dagang pembrolizumab: Keytruda

Apa Itu Pembrolizumab

Golongan Obat resep
Kategori Imunoterapi
Manfaat Menangani kanker yang sudah menyebar ke organ lain atau yang tidak bisa ditangani dengan terapi radiasi maupun operasi.
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak
Pembrolizumab untuk ibu hamil Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat dalam kategori ini masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa.
Pembrolizumab untuk ibu menyusui Jangan menyusui selama menggunakan pembrolizumab hingga 4 bulan setelah dosis terakhir.
Bentuk obat Cairan infus

Peringatan sebelum Menggunakan Pembrolizumab

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menjalani pengobatan kanker dengan pembrolizumab, yaitu:

  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Pembrolizumab tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini.
  • Beri tahu dokter jika Anda memiliki penyakit autoimun, seperti lupus, penyakit Crohn, atau kolitis ulseratif.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita myasthenia gravis atau sindrom Guillain-Barré.
  • Beri tahu dokter jika Anda berencana atau pernah menjalani transplantasi organ atau transplantasi sumsum tulang.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menjalani terapi radiasi di area dada.
  • Beri tahu dokter jika pernah atau sedang menderita penyakit infeksi, diabetes, penyakit liver, penyakit ginjal, radang kelenjar pituitari, penyakit paru-paru, atau hipertiroidisme.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, berencana hamil, atau mungkin sedang hamil, baik sebelum maupun selama menggunakan pembrolizumab. Obat ini tidak boleh digunakan selama kehamilan. Dokter akan memastikan Anda tidak hamil sebelum meresepkan pembrolizumab.
  • Gunakan alat kontrasepsi yang efektif selama menggunakan pembrolizumab hingga 4 bulan setelah selesai pengobatan. Obat ini dapat membahayakan janin jika terjadi kehamilan.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menyusui. Jangan menyusui selama menggunakan pembrolizumab sampai 4 bulan setelah selesai pengobatan.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan pembrolizumab jika direncanakan menjalani tindakan medis apa pun, termasuk operasi gigi.
  • Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Jangan menjalani vaksinasi dengan vaksin hidup, seperti vaksin MMR atau vaksin BCG, selama menggunakan prembolizumab hingga 12 bulan setelah selesai pengobatan. Hindari kontak erat dengan orang yang baru saja menerima vaksin hidup, seperti vaksin polio.
  • Jangan mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah menerima infus pembrolizumab. Obat ini dapat menimbulkan efek samping berupa pusing dan kelelahan.
  • Segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menerima infus pembrolizumab.

Dosis dan Aturan Pakai Pembrolizumab

Berikut ini adalah dosis pembrolizumab untuk orang dewasa dan anak-anak berdasarkan jenis kanker yang akan diobati:

Dewasa

Beberapa jenis kanker pada orang dewasa yang bisa ditangani dengan pembrolizumab meliputi:

Dosis pembrolizumab untuk menangani kanker tersebut adalah 200 mg, setiap 3 minggu sekali. Lama pengobatan adalah 2 tahun, tetapi penggunaan obat bisa dihentikan lebih cepat jika kondisi memburuk atau muncul efek samping yang berat.

Anak-anak

Kondisi: Limfoma, kanker kolorektal

Dosis 2 mg/kgBB, setiap 3 minggu sekali. Dosis maksimal dalam tiap kali pemberian adalah 200 mg. Lama pengobatan adalah 2 tahun, tetapi terapi bisa dihentikan lebih cepat jika kondisi memburuk atau terjadi efek samping yang berat.

Cara Menggunakan Pembrolizumab dengan Benar

Pembrolizumab diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Obat ini diberikan melalui infus ke dalam pembuluh darah setiap 3 minggu sekali.

Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan saat pemberian infus pembrolizumab:

  • Ikuti instruksi dokter selama menjalani imunoterapi dengan pembrolizumab.
  • Gunakan pakaian yang longgar agar infus mudah untuk dipasang.
  • Batasi gerakan pada lengan yang dipasang infus agar obat mengalir dengan baik. Infus akan diberikan secara perlahan selama 30 menit.
  • Beri tahu dokter jika ada efek samping yang Anda rasakan selama pemberian pembrolizumab, seperti pusing, mual, kepala terasa ringan, gatal-gatal, keringat dingin, sakit kepala, nyeri dada, nyeri punggung, atau sesak napas.
  • Pastikan untuk selalu menepati jadwal pemberian infus pembrolizumab dan kontrol rutin agar efek pengobatan maksimal. Anda perlu menjalani tes darah secara berkala guna memastikan pengobatan berjalan dengan baik dan mendeteksi kemungkinan munculnya efek samping.
  • Bagi penderita diabetes, cek gula darah Anda secara rutin selama menjalani imunoterapi dengan pembrolizumab. Laporkan kepada dokter jika terjadi peningkatan kadar gula darah. Pembrolizumab bisa memperburuk gejala diabetes.
  • Segera hubungi dokter jika Anda lupa atau melewatkan jadwal infus pembrolizumab. Dengan begitu, dokter dapat mengatur pemberian obat selanjutnya.

Interaksi Pembrolizumab dengan Obat Lain

Pembrolizumab dapat menimbulkan interaksi jika digunakan bersama obat-obatan tertentu. Efek interaksi yang terjadi bisa berupa:

  • Penurunan efektivitas pembrolizumab dalam mengobati kanker jika digunakan dengan obat kortikosteroid atau obat imunosupresan
  • Peningkatan risiko terjadinya gangguan fungsi hati jika digunakan bersama axitinib
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping yang fatal jika digunakan bersama kombinasi thalidomide atau pomalidomide dengan dexamethasone untuk menangani multiple myeloma

Agar terhindar dari interaksi yang tidak diinginkan, pastikan untuk memberi tahu dokter jika akan menggunakan obat lain selama menjalani terapi dengan pembrolizumab.

Efek Samping dan Bahaya Pembrolizumab

Efek samping yang bisa timbul setelah pemberian infus pembrolizumab meliputi:

  • Lelah atau tidak berenergi
  • Nyeri otot, nyeri sendi, atau nyeri tulang
  • Mual atau muntah
  • Sembelit atau justru diare
  • Sakit perut
  • Tidak nafsu makan
  • Sulit tidur
  • Rambut rontok
  • Kulit gatal

Beri tahu dokter jika efek samping tersebut sangat mengganggu atau tidak membaik. Segera ke dokter jika selama menjalani imunoterapi dengan pembrolizumab muncul gejala gula darah tinggi, seperti sering haus, sering buang air kecil, mulut kering, mulut bau buah, penglihatan kabur, mudah lelah, atau luka sulit sembuh.

Carilah pertolongan medis jika Anda mengalami reaksi alergi atau efek samping serius di bawah ini:

  • Pusing berat seperti akan pingsan, sakit kepala yang tidak kunjung reda
  • Gejala penyakit infeksi, seperti demam, menggigil, nyeri saat buang air kecil, atau sakit tenggorokan yang tidak kunjung sembuh
  • Gangguan fungsi liver, yang gejalanya berupa muntah terus-menerus, nyeri perut yang berat, perut bengkak, urine berwarna gelap, atau penyakit kuning
  • Gangguan fungsi ginjal, yang gejalanya meliputi nyeri saat buang air kecil, urine keruh, urine yang keluar sedikit atau tidak keluar sama sekali, atau kencing berdarah
  • Sesak napas, nyeri dada, batuk yang baru muncul atau memburuk
  • Gangguan penglihatan, seperti pandangan buram, nyeri mata, mudah silau, atau penglihatan ganda
  • Perubahan suasana hati atau mental, seperti linglung
  • Leher kaku, nyeri atau kram otot yang parah
  • Nyeri, kesemutan, dan mati rasa di tangan atau kaki
  • Kulit melepuh atau mengelupas, atau muncul luka yang terasa sakit terbuka di mulut, hidung, atau area kelamin
  • BAB berdarah, tinja berwarna hitam atau berlendir
  • Bengkak di tungkai atau kaki
  • Mudah memar
  • Suara serak, penyakit gondok
  • Jantung berdebar
  • Denyut jantung cepat, lambat, atau tidak beraturan