Perut perih setelah makan adalah keluhan umum yang bisa dialami siapa saja. Kondisi ini biasanya terjadi akibat iritasi lambung atau peningkatan asam lambung. Rasa perih yang muncul sering kali menimbulkan ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Setiap orang mungkin pernah mengalami perut perih setelah makan, baik yang terasa ringan maupun berat. Keluhan ini umumnya muncul di ulu hati atau perut bagian atas dan bisa disertai dengan mual, perut kembung, atau rasa cepat kenyang.

Perut Perih setelah Makan, Inilah Penyebab dan Tips Mengatasinya - Alodokter

Meski sering kali membaik setelah perubahan pola makan, perut perih setelah makan juga bisa menjadi tanda adanya gangguan pencernaan yang lebih serius. Oleh karena itu, penting untuk mengenali penyebabnya dan melakukan penanganan yang tepat agar keluhan tidak semakin parah.

Berbagai Penyebab Perut Perih setelah Makan

Berikut ini adalah beberapa penyebab perut perih setelah makan yang umum terjadi:

1. Maag

Maag terjadi ketika dinding lambung mengalami iritasi atau peradangan. Kondisi ini sering dipicu oleh pola makan yang tidak teratur, konsumsi makanan pedas atau makanan asam, stres, atau minuman berkafein. Saat maag kambuh, perut terasa perih, biasanya pada bagian atas perut atau ulu hati, dan bisa disertai mual atau perut kembung.

Jika maag tidak ditangani dengan baik, rasa perih bisa muncul setiap kali makan, terutama setelah mengonsumsi makanan yang memicu iritasi. Orang yang sering mengalami maag perlu memperhatikan pola makan dan menghindari kebiasaan yang dapat memperburuk kondisinya, seperti makan terlalu cepat atau melewatkan makan.

2. Tukak lambung

Tukak lambung adalah luka yang muncul pada dinding lambung atau bagian usus dua belas jari. Penyebab perut perih setelah makan ini bisa karena infeksi bakteri Helicobacter pylori atau penggunaan obat antiinflamasi tertentu tanpa pengawasan dokter. 

Selain perut perih, tukak lambung juga dapat memicu keluhan lain seperti mual, muntah, atau berat badan turun. Pada kasus yang berat, luka tukak lambung bisa menyebabkan komplikasi berbahaya, seperti perdarahan saluran cerna, sehingga penting untuk segera periksa ke dokter jika keluhan tidak membaik atau semakin parah.

3. GERD

GERD terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan, sehingga bisa menimbulkan rasa perih di perut bagian atas dan dada. Selain rasa perih, kondisi ini juga bisa menyebabkan sensasi panas di dada (heartburn), mulut terasa asam, atau bahkan batuk kering. GERD sering muncul setelah makan, terutama jika langsung berbaring.

Faktor risiko GERD antara lain obesitas, kebiasaan makan dalam porsi besar, atau sering mengonsumsi makanan berminyak dan makanan pedas. GERD yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan iritasi pada kerongkongan dan menurunkan kualitas hidup penderitanya.

4. Infeksi lambung

Infeksi lambung umumnya disebabkan oleh bakteri Helicobacter pylori yang menyerang dinding lambung. Akibat infeksi ini, lambung bisa meradang dan menjadi lebih sensitif sehingga mudah terasa perih setelah makan. 

Selain perut perih setelah makan, infeksi ini juga bisa menyebabkan mual, muntah, nafsu makan turun, atau bahkan penurunan berat badan. Kondisi ini perlu mendapat penanganan yang sesuai dari dokter, biasanya dengan pemberian antibiotik khusus. 

5. Konsumsi makanan atau minuman tertentu

Beberapa jenis makanan dapat memicu perut perih setelah makan, terutama pada orang yang punya lambung sensitif. Contohnya adalah makanan berlemak, gorengan, makanan pedas, minuman bersoda, dan alkohol. Makanan atau minuman tersebut bisa merangsang produksi asam lambung berlebihan atau membuat lambung jadi lebih sensitif.

Bagi sebagian orang, mengonsumsi makanan tersebut dalam jumlah sedikit saja bisa menimbulkan perut perih, kembung, atau mual. Oleh karena itu, penting untuk mengenali makanan pemicu perut perih setelah makan agar bisa membatasi atau menghindarinya demi mencegah keluhan datang kembali.

6. Efek samping obat-obatan

Beberapa jenis obat tertentu, seperti obat antiinflamasi non-steroid (OAINS), antibiotik tertentu, dan obat pengencer darah, dapat mengiritasi dinding lambung. Jika dikonsumsi saat perut kosong atau dalam jangka panjang, obat-obatan ini bisa memicu perut perih, kembung, atau mual.

Untuk mencegah keluhan tersebut, konsultasikan terlebih dahulu penggunaan obat dengan dokter dan konsumsi sesuai anjuran, biasanya setelah makan. Jika perut terasa perih selama penggunaan obat, segera konsultasi ke dokter agar dapat diberikan alternatif yang lebih aman bagi lambung.

7. Pola hidup tidak sehat

Pola hidup tidak sehat, seperti makan terburu-buru, melewatkan waktu makan, atau mengonsumsi makanan berlebihan, dapat memicu perut perih setelah makan. Saat makan terlalu cepat atau dalam porsi besar, lambung bekerja lebih keras sehingga muncul rasa perih, kembung, atau mual.

Kebiasaan begadang, jarang berolahraga, stres, dan langsung berbaring setelah makan juga bisa memicu rasa perih pada perut. Untuk mencegahnya, biasakan makan teratur dan perlahan, cukup istirahat, rutin berolahraga, serta kelola stres dengan baik.

Perut Perih setelah Makan dan Cara Mengatasinya

Agar perut tetap nyaman dan keluhan perut terasa perih setelah makan bisa lebih cepat sembuh, berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:

  • Pilih makanan yang lembut dan mudah dicerna, seperti bubur, sup, pisang, atau nasi putih saat perut sedang perih.
  • Hindari makanan pedas, asam, berminyak, serta minuman berkafein atau bersoda yang bisa memicu iritasi pada lambung.
  • Makan dengan porsi kecil tetapi lebih sering, daripada langsung makan dalam jumlah besar sekaligus.
  • Jangan langsung berbaring atau tidur setelah makan. Beri jeda sekitar 2–3 jam untuk membantu proses pencernaan.
  • Konsumsi air putih yang cukup setidaknya 8 gelas per hari dan hindari minuman beralkohol atau minuman yang terlalu panas.

Apabila perut terasa perih setelah makan tidak juga membaik atau disertai gejala yang lebih berat, seperti muntah darah, BAB berwarna hitam, penurunan berat badan drastis, atau nyeri perut sangat hebat, segera konsultasikan dengan dokter. 

Anda juga dapat memanfaatkan fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER untuk mendapatkan penjelasan dan saran penanganan yang sesuai dengan kondisi Anda. Penanganan yang tepat dan cepat dapat membantu mencegah komplikasi yang lebih serius.