Phlebitis atau flebitis adalah peradangan pada pembuluh darah vena. Peradangan ini dapat menimbulkan gejala berupa sakit dan pembengkakan di area pembuluh darah vena yang terkena. Meski biasanya terjadi pada vena di kaki, phlebitis juga dapat terjadi di vena bagian tubuh lain.

Vena adalah pembuluh yang membawa darah kaya karbondioksida dari organ tubuh ke jantung. Pada phlebitis, aliran darah pada vena mengalami gangguan, bisa karena kerusakan pada dinding vena, atau adanya gumpalan darah dalam vena. Phlebitis yang terjadi akibat gumpalan darah dalam vena disebut tromboflebitis.

Phlebitis - Alodokter

Penyebab Phlebitis

Phlebitis disebabkan oleh kerusakan pada dinding vena atau adanya gumpalan darah dalam vena. Kondisi tersebut menyebabkan aliran darah di pembuluh vena tersumbat sehingga terjadi peradangan.

Berdasarkan letak dan faktor penyebabnya, phlebitis terbagi dalam dua jenis, yaitu:

Superficial phlebitis

Superficial phlebitis adalah phlebitis yang terjadi pada pembuluh darah vena di dekat kulit. Jenis ini umumnya tidak menyebabkan kondisi yang serius.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya superficial phlebitis adalah:

  • Pemasangan infus
  • Pemberian obat-obatan infus yang dapat mengiritasi vena, seperti cairan dekstrosa lebih dari 10%, obat kemoterapi, kalsium, atau kalium suntik
  • Infeksi
  • Cedera pada jaringan lunak

Deep vein phlebitis

Deep vein phlebitis adalah phlebitis pada pembuluh darah vena yang lebih dalam dan lebih besar. Jenis ini paling sering terjadi di kaki dan biasanya menimbulkan kondisi yang serius.

Faktor yang dapat menyebabkan deep vein phlebitis antara lain:

  • Cedera fisik, seperti akibat operasi atau patah tulang
  • Kurang bergerak sehingga aliran darah melambat, seperti saat duduk di dalam pesawat atau mobil dalam perjalanan jauh, atau ketika terlalu banyak berbaring karena sakit
  • Gangguan pembekuan darah

Faktor risiko phlebitis

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami phlebitis, yaitu:

  • Berusia di atas 60 tahun
  • Merokok
  • Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
  • Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
  • Menderita varises
  • Sedang hamil
  • Menderita kanker
  • Mengalami perubahan hormon, misalnya akibat mengonsumsi pil KB atau menjalani terapi penggantian hormon
  • Baru menjalani pengobatan melalui infus atau suntik di pembuluh darah vena
  • Menderita kondisi yang membuat darah mudah menggumpal, seperti trombofilia
  • Memiliki riwayat gangguan pembekuan darah dalam keluarga
  • Mengalami tirah baring dalam waktu lama, misalnya karena cedera berat, lumpuh, atau stroke

Gejala Phlebitis

Gejala phlebitis akan timbul di lokasi vena yang mengalami peradangan. Berdasarkan jenisnya, gejala phlebitis yang akan timbul adalah:

Superficial phlebitis

Jika peradangan terjadi di vena dekat kulit, penderita dapat mengalami gejala sebagai berikut:

  • Kulit kemerahan
  • Pembengkakan
  • Rasa sakit ketika disentuh
  • Kulit terasa hangat

Gejala superficial phlebitis dapat memburuk ketika kaki diluruskan ke bawah, misalnya ketika penderita berdiri setelah berbaring. Jika terjadi infeksi, gejala lain, seperti demam dan kerusakan kulit, juga dapat muncul.

Deep vein phlebitis

Gejala deep vein phlebitis umumnya serupa dengan superficial phlebitis, tetapi lebih sering terjadi di kaki. Pada beberapa kasus, deep vein phlebitis tidak menimbulkan gejala apa pun pada penderitanya.

Jika deep vein phlebitis terjadi dalam jangka panjang, penderita dapat mengalami gejala berupa perubahan warna kulit atau luka terbuka. Penderita deep vein phlebitis juga dapat terkena infeksi bakteri sehingga dapat mengalami demam.

Kapan harus ke dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami pembengkakan, kulit kemerahan, serta penonjolan pembuluh darah vena di bagian tubuh tertentu. Jika beberapa gejala tersebut tidak membaik selama 1–2 minggu atau malah memburuk, Anda perlu segera ke dokter.

Seperti yang telah dijelaskan, deep vein phlebitis dapat menimbulkan kondisi yang serius. Oleh karena itu, segera ke IGD jika Anda mengalami gejala deep vein phlebitis yang disertai dengan gejala berikut ini:

  • Demam tinggi
  • Benjolan di kaki
  • Nyeri parah di lengan atau kaki
  • Sesak napas yang timbul tiba-tiba

Diagnosis Phlebitis

Dokter akan mengawali diagnosis dengan melakukan tanya jawab terkait gejala yang dialami pasien, serta riwayat kesehatan pasien dan keluarganya. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mendeteksi pembuluh darah vena yang mengalami peradangan.

Untuk menegakkan diagnosis, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, yaitu:

  • Tes darah, untuk mengetahui kadar D-dimer, yaitu zat yang terbentuk ketika gumpalan darah terurai dalam aliran darah
  • USG, untuk mendeteksi sumbatan pada aliran darah
  • Venografi, untuk melihat kondisi pembuluh darah vena bagian dalam
  • Pemindaian, seperti MRI dan CT scan, untuk mendeteksi adanya gumpalan darah pada vena

Pengobatan Phlebitis

Pengobatan phlebitis bertujuan untuk mengatasi peradangan, meredakan gejala, dan mencegah kondisi pasien memburuk. Metode pengobatannya tergantung pada lokasi penggumpalan darah, luas gumpalan darah, dan penyebab yang mendasarinya.

Beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan adalah:

Penanganan mandiri

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan pasien di rumah untuk meredakan nyeri dan bengkak, yaitu:

  • Mengompres hangat area yang terkena
  • Menempatkan kaki lebih tinggi dari dada ketika berbaring, misalnya dengan disangga bantal
  • Mengenakan stoking khusus
  • Menghindari tirah baring atau bed rest terlalu lama

Penanganan medis

Selain dengan penanganan mandiri, phlebitis juga dapat ditangani dengan tindakan medis berikut ini:

  • Pemberian obat nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID), seperti ibuprofen atau aspirin, untuk meredakan rasa nyeri dan peradangan
  • Pemberian obat pengencer darah (trombolitik), untuk memecah gumpalan darah pada vena yang terkena
  • Pemberian obat antikoagulan, untuk mencegah gumpalan darah membesar jika menderita deep vein phlebitis
  • Pemberian obat antibiotik, untuk mengatasi infeksi bakteri yang mungkin terjadi

Pada penderita deep vein phlebitis, dokter akan menyarankan rawat inap di rumah sakit untuk mencegah terjadinya komplikasi. Jika diperlukan, dokter akan menyarankan operasi skleroterapi untuk menangani varises, atau trombektomi untuk menghilangkan gumpalan darah.

Komplikasi Phlebitis

Jika tidak ditangani dengan tepat, phlebitis dapat menimbulkan komplikasi berupa infeksi dan kumpulan nanah (abses). Penderita phlebitis juga sangat berisiko mengalami kekambuhan.

Meski jarang terjadi, superficial phlebitis dapat berkembang menjadi deep vein thrombosis (DVT), yaitu kondisi ketika gumpalan darah terjadi di vena dalam. DVT berisiko menimbulkan komplikasi yang lebih serius, seperti:

  • Emboli paru, yaitu kondisi ketika gumpalan darah terbentuk di paru-paru sehingga aliran darah tersumbat
  • Post phlebetic syndrome, yaitu kondisi yang mengakibatkan pembengkakan dan nyeri dalam jangka panjang (kronis) di kaki

Pencegahan Phlebitis

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya phlebitis, yaitu:

  • Hindari duduk dan berbaring terlalu lama.
  • Perbanyak minum air putih, terutama jika bepergian jauh.
  • Berdiri dan berjalan sebentar jika bepergian dengan pesawat terbang dalam waktu lama.
  • Hentikan kebiasaan merokok.
  • Jaga berat badan agar tetap ideal.
  • Rutin kontrol dan berobat jika menderita penyakit yang meningkatkan risiko terbentuknya gumpalan darah.