Prohistin adalah obat untuk meredakan gejala alergi pada pasien rhinitis alergi, eksim, biduran, konjungtivitis alergi, atau alergi makanan. Obat yang mengandung loratadine ini hanya boleh dikonsumsi berdasarkan resep dari dokter. 

Prohistin mengandung loratadine, yang bekerja dengan cara memblokir histamin, yaitu senyawa pemicu munculnya reaksi alergi di dalam tubuh. Dengan begitu, gejala alergi yang ditandai dengan kulit gatal, bersin, hidung meler, mata berair, hidung atau tenggorokan gatal, bisa teratasi. 

Prohistin

Kelompok obat antihistamin ini mulai bekerja dalam 10–20 menit setelah dikonsumsi. Prohistin juga tidak menyebabkan kantuk yang parah jika dibandingkan dengan golongan antihistamin generasi pertama. Namun, obat ini tidak bisa digunakan untuk mengatasi alergi berat. 

Apa Itu Prohistin

Bahan aktif  Loratadine 10 mg
Golongan Obat resep
Kategori Antihistamin
Manfaat Meringankan gejala alergi, seperti biduran, ruam kulit akibat alergi, rhinitis alergi, dan konjungtivitis alergi 
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak
Prohistin untuk ibu hamil  Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. 
Ibu hamil harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter terkait keamanan konsumsi Prohistin selama kehamilan. 
Prohistin untuk ibu menyusui Prohistin dapat menyerap ke dalam ASI dalam jumlah kecil. Penggunaan obat ini selama menyusui harus atas persetujuan dokter.
Bentuk obat Tablet

Peringatan sebelum Menggunakan Prohistin

Prohistin merupakan obat resep sehingga hanya bisa dibeli setelah berkonsultasi dengan dokter, bisa secara langsung atau online melalui Chat Bersama Dokter. Sebelum menggunakan obat ini, perhatikan hal-hal berikut ini: 

  • Informasikan kepada dokter jika memiliki alergi terhadap kandungan loratadine.
  • Beri tahu dokter jika Anda memiliki riwayat penyakit ginjal, penyakit hati, asma, fenilketonuria, epilepsi, atau penyakit lain yang menyebabkan terjadinya kejang.
  • Jika ada rencana untuk menjalani tes alergi, bicarakan dengan dokter bahwa Anda sedang menggunakan Prohistin. Obat ini dapat memengaruhi hasil tes tersebut. 
  • Hindari penggunaan Prohistin bersama dengan obat antihistamin lain tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. 
  • Sampaikan kepada dokter mengenai obat atau suplemen yang akan atau sedang dikonsumsi selama menjalani pengobatan dengan Prohistin. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya interaksi obat.
  • Informasikan kepada dokter apabila Anda sedang hamil, berencana hamil, atau sedang menyusui. 
  • Hindari konsumsi minuman beralkohol selama menggunakan Prohistin. Hal ini agar Anda tidak mengalami sakit kepala dan kelelahan.
  • Jangan melakukan aktivitas yang memerlukan kewaspadaan, seperti mengemudi, usai mengonsumsi Prohistin. Pasalnya, obat ini bisa menyebabkan kantuk.
  • Segera hubungi dokter ketika muncul reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan obat Prohistin. 

Dosis dan Aturan Pakai Prohistin

Dosis Prohistin akan disesuaikan dengan usia dan respons tubuh pasien terhadap pengobatan. Berikut adalah dosis umum pemberian obat ini

  • Dewasa dan anak usia  ≥ 12 tahun: 10 mg, sekali sehari atau 5 mg sebanyak 2 kali sehari. 
  • Anak usia 2–12 tahun: 5 mg, sekali sehari untuk anak dengan berat kurang dari 30 kg. Dosis untuk anak dengan berat badan lebih dari 30 kg adalah 10 mg, sekali sehari.

Cara Menggunakan Prohistin dengan Benar

Bacalah aturan yang tertera pada kemasan atau ikuti anjuran dokter mengenai penggunaan Prohistin sebelum minum obat ini. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa seizin dokter. 

Manfaat Prohistin dalam meredakan gejala alergi akan bekerja dengan baik jika digunakan dengan benar. Oleh karena itu, perhatikan cara menggunakan Prohistin berikut ini: 

  • Minumlah Prohistin sebelum atau sesudah makan.
  • Telan obat ini secara utuh dengan bantuan air putih. Jika sulit untuk menelannya, coba belah tablet menjadi dua bagian terlebih dahulu sebelum diminum. Jangan mengunyah obat ini.
  • Jika Anda lupa mengonsumsi Prohistin, segera minum obat ini begitu teringat. Bila jadwal minum obat selanjutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis berikutnya.
  • Simpan Prohistin di dalam wadah tertutup dan letakkan di tempat bersuhu ruang, kering, dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

Hentikan penggunaan Prohistin ketika gejala alergi sudah hilang. Namun, jika tidak juga membaik setelah digunakan secara rutin, sebaiknya bicarakan dengan dokter. Begitu juga jika gatal pada kulit tidak kunjung hilang setelah 6 minggu menjalani pengobatan dengan Prohistin. 

Interaksi Prohistin dengan Obat Lain

Interaksi obat bisa terjadi ketika Prohistin digunakan bersama dengan obat atau suplemen tanpa seizin dokter. Efek interaksi obat tersebut meliputi: 

  • Penurunan kadar Prohistin jika digunakan bersama butalbital, budesonide, cortisone, carbamazepine, rifabutin, rifampicin, atau clarithromycin
  • Peningkatan kadar atau risiko terjadinya efek samping Prohistin saat dikonsumsi dengan atazanavir, cimetidine, erythromycin, ketoconazole, lumefantrine, isocarboxazid, atau tranylcypromine
  • Peningkatan efek samping amikasin atau amitriptyline
  • Peningkatan risiko terjadinya kantuk, saat digunakan dengan diazepam, estazolam, desflurane, desloratadine, desipramine, dimenhydrinate, doxylamine, atau doxepin   

Efek interaksi obat bisa dicegah dengan selalu berkonsultasi dengan dokter ketika ingin menggunakan obat atau suplemen apa pun bersama dengan Prohistin. Agar mudah dan cepat, lakukan konsultasi via online

Efek Samping dan Bahaya Prohistin

Layaknya obat yang mengandung loratadine, Prohistin bisa menyebabkan efek samping berupa:

  • Kantuk 
  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Mulut kering
  • Sakit tenggorokan
  • Sakit perut
  • Mata merah atau gatal

Efek samping tersebut umumnya akan mereda dengan sendirinya. Namun, jika tidak kunjung hilang atau bertambah parah, sebaiknya konsultasikan kepada dokter. 

Pada beberapa kondisi, konsumsi Prohistin dapat mengakibatkan timbulnya reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti:

  • Penglihatan kabur
  • Sembelit 
  • Mimisan 
  • Sulit tidur atau insomnia
  • Cemas atau gelisah
  • Detak jantung cepat atau tidak teratur

Segera periksakan diri ke dokter begitu efek samping tersebut dialami sehingga Anda bisa mendapatkan penanganan yang cepat.