Renasistin adalah obat untuk mengobati berbagai infeksi bakteri, termasuk infeksi saluran pernapasan, kulit, saluran kemih, dan radang tenggorokan. Obat ini tersedia dalam bentuk kapsul dan drops, serta hanya dapat diperoleh dengan resep dokter.

Cefadroxil yang terkandung dalam Renasistin termasuk ke dalam antibiotik golongan sefalosporin generasi pertama. Zat aktif ini bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan bakteri penyebab infeksi sehingga membantu tubuh mengatasi penyakit dengan lebih cepat. 

RENASISTIN

Produk Renasistin

Renasistin tersedia dalam 2 varian, yaitu:

  • Renasistin kapsul 500 mg 10 kapsul, yang mengandung 500 mg cefadroxil tiap kapsul
  • Renasistin 150 mg drops 15 ml, dengan kandungan 150 mg cefadroxil dalam setiap 1 ml

Apa Itu Renasistin

Bahan aktif Cefadroxil 
Golongan Obat resep 
Kategori Antibiotik sefalosporin
Manfaat Mengatasi infeksi bakteri
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak
Renasistin untuk ibu hamil Kategori B: Studi pada binatang percobaan menunjukkan tidak adanya efek samping terhadap janin, tetapi hal ini tidak terkonfirmasi dengan data yang didapatkan dari studi terkontrol pada ibu hamil.
  Obat ini sebaiknya hanya digunakan oleh ibu hamil jika dokter menilai bahwa manfaatnya lebih besar dibandingkan risikonya terhadap janin.
Renasistin untuk ibu menyusui Kandungan cefadroxil pada Renasistin dapat terserap ke dalam ASI, dan umumnya aman digunakan oleh ibu menyusui selama digunakan sesuai anjuran dokter. 
Bentuk obat Kapsul dan tetes mulut (drops)

Peringatan sebelum Menggunakan Renasistin

Sebelum menggunakan Renasistin, pastikan untuk memberi tahu dokter mengenai hal-hal berikut:

  • Beri tahu dokter jika Anda memiliki alergi terhadap Renasistin atau obat lain dalam golongan sefalosporin. Penggunaan obat ini tidak dianjurkan jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap golongan tersebut.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, kelainan darah, diabetes, gangguan pencernaan atau kolitis ulseratif.
  • Sampaikan kepada dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
  • Konsultasikan jika Anda sedang menggunakan obat resep, obat bebas, suplemen, atau produk herbal, untuk menghindari kemungkinan interaksi obat.
  • Beri tahu dokter jika Anda berencana menjalani vaksinasi dengan vaksin bakteri hidup, seperti vaksin tifoid.
  • Jika Anda akan menjalani tes laboratorium, seperti tes kadar glukosa dalam urine, atau tindakan medis apa pun, termasuk operasi gigi, beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan Renasistin.
  • Hindari mengemudi langsung atau melakukan aktivitas yang memerlukan konsentrasi tinggi setelah mengonsumsi Renasistin, karena obat ini dapat menyebabkan kantuk dan pusing.
  • Segera cari bantuan medis jika Anda mengalami reaksi alergi atau efek samping serius selama menggunakan obat ini.

Dosis dan Aturan Pakai Renasistin

Dosis Renasistin ditentukan oleh dokter berdasarkan usia, berat badan, jenis infeksi, serta tingkat keparahannya. Obat ini tersedia dalam bentuk kapsul dan tetes mulut (drops) yang perlu dilarutkan sebelum digunakan.

Secara umum, berikut adalah dosis Renasistin berdasarkan kondisi yang ditangani:

Faringitis atau tonsilitis akibat infeksi bakteri streptococcus

  • Dewasa dan anak dengan berat badan >40 kg: 500-1.000 mg, diminum 1-2 kali sehari. Lama pengobatan minimal 10 hari.
  • Anak dengan berat badan <40 kg: 30 mg/kgBB per hari, diminum 1-2 kali sehari. Lama pengobatan minimal 10 hari.

Infeksi kulit, jaringan lunak, atau infeksi saluran kemih

  • Dewasa dan anak dengan berat badan >40 kg: 1.000–2.000 mg per hari, diminum 1-2 kali sehari.
  • Anak usia ≥6 tahun dengan berat badan <40 kg: 30–50 mg/kgBB per hari, diminum 1-2 kali sehari. Dosis maksimal: 100 mg/kgBB per hari.

Pencegahan endokarditis sebelum prosedur medis tertentu

  • Dewasa: 2.000 mg, diminum 1 jam sebelum prosedur seperti operasi gigi atau tindakan medis di saluran pernapasan atas.
  • Anak-anak: 50 mg/kgBB, diminum 1 jam sebelum prosedur. Dosis maksimal: 2.000 mg.

Cara Menggunakan Renasistin dengan Benar

Gunakan Renasistin sesuai petunjuk pada label kemasan atau anjuran dokter. Jangan menambah, menggandakan, atau mengurangi dosis sendiri tanpa konsultasi dokter terlebih dahulu.

Agar obat bekerja maksimal dan mengurangi risiko efek samping, ikuti cara penggunaan Renasistin yang benar berikut ini:

  • Obat ini bisa dikonsumsi dengan atau tanpa makanan, tetapi disarankan untuk diminum setelah makan guna mengurangi risiko iritasi lambung.
  • Jika Anda menggunakan Renasistin dalam bentuk kapsul, telan obat secara utuh dengan air putih. Jangan menghancurkan atau mengunyah obat sebelum ditelan. 
  • Untuk Renasistin sediaan tetes mulut (drops), kocoklah botol sebelum obat dikonsumsi. Gunakanlah alat takar atau pipet yang disertakan dalam kemasan agar dosisnya akurat.
  • Minumlah Renasistin pada waktu yang sama setiap hari untuk hasil pengobatan yang optimal. Jika Anda lupa mengonsumsi obat ini, segera minum begitu teringat. Namun, bila waktu konsumsi berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis.
  • Pastikan untuk menghabiskan seluruh Renasistin yang telah diresepkan, meskipun gejala sudah membaik. Menghentikan pengobatan terlalu cepat dapat membuat infeksi lebih sulit diobati.
  • Selama menggunakan Renasistin, dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan darah atau fungsi ginjal, terutama jika Anda memiliki riwayat gangguan ginjal atau menjalani pengobatan dalam jangka panjang. Ikuti jadwal kontrol yang diberikan agar efek pengobatan dapat dipantau dengan baik.
  • Simpan Renasistin sesuai bentuk sediaannya. Untuk kapsul, simpan di tempat kering dan sejuk, serta jauh dari sinar matahari langsung. 
  • Jangan gunakan obat yang sudah kedaluwarsa dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Renasistin dengan Obat Lain

Renasistin bisa berinteraksi dengan beberapa obat lain jika dikonsumsi bersamaan. Interaksi ini bisa memengaruhi cara kerja Renasistin atau obat lain, dan kadang menimbulkan efek samping. Beberapa contoh interaksi yang mungkin terjadi meliputi:

  • Penurunan efektivitas obat jika digunakan bersama obat antasida yang mengandung aluminium atau magnesium.
  • Peningkatan kadar cefadroxil dalam darah jika digunakan bersamaan dengan probenecid, sehingga risiko efek samping bisa meningkat.
  • Peningkatan risiko perdarahan jika digunakan bersama obat antikoagulan, seperti warfarin, atau obat antiplatelet, seperti aspirin.
  • Peningkatan risiko kerusakan ginjal jika digunakan bersama antibiotik golongan aminoglikosida seperti gentamisin, polymyxin B, colistin, atau diuretik loop dosis tinggi seperti furosemide.
  • Penurunan efektivitas obat jika digunakan bersama antibiotik lain, seperti erythromycin, chloramphenicol, sulfonamida, atau tetrasiklin.
  • Penurunan kadar cefadroxil dalam darah jika digunakan bersamaan atau dalam waktu berdekatan dengan cholestyramine.
  • Penurunan efektivitas vaksin bakteri hidup, seperti vaksin BCG atau vaksin tifoid oral, jika digunakan bersamaan dengan cefadroxil.

Jika Anda sedang menggunakan obat lain, selalu informasikan kepada dokter sebelum mengonsumsi Renasistin untuk mencegah interaksi obat yang tidak diinginkan.

Efek Samping dan Bahaya Renasistin

Meskipun bermanfaat untuk mengobati infeksi, penggunaan Renasistin bisa menimbulkan sejumlah efek samping. Beberapa efek samping yang ringan dan umum antara lain:

  • Mual, muntah, atau diare.
  • Ruam kulit atau gatal ringan.
  • Sakit kepala.

Jika keluhan atau efek samping yang Anda alami tidak kunjung mereda atau justru memburuk, sebaiknya konsultasikan diri Anda ke dokter. Anda juga bisa menggunakan fitur Chat Bersama Dokter atau membuat janji konsultasi melalui aplikasi Alodokter.

Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Reaksi alergi obat, seperti pembengkakan pada wajah, bibir, atau lidah, sesak napas, dan ruam merah yang luas di kulit.
  • Gangguan fungsi ginjal, yang ditandai dengan penurunan frekuensi buang air kecil atau bengkak pada tungkai.
  • Gangguan darah, seperti anemia atau penurunan jumlah sel darah putih.