Rheumatoid arthritis merupakan penyakit autoimun, yaitu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi tubuh justru menyerang jaringan yang sehat. Akibatnya, terjadi peradangan kronis yang menyebabkan nyeri, bengkak, dan kekakuan sendi.

Pada rheumatoid arthritis, sistem kekebalan menyerang sendi dan menyebabkan peradangan pada jaringan sendi tersebut. Jaringan sendi yang dimaksud meliputi:

  • Lapisan penghasil minyak sendi (synovial)
  • Jaringan penghubung antartulang (ligamen)
  • Jaringan penghubung tulang dengan sendi (tendon)
  • Tulang rawan

Penyebab pasti rheumatoid arthritis belum diketahui. Namun, para ahli meyakini bahwa penyakit ini muncul akibat kombinasi beberapa faktor yang memengaruhi cara kerja sistem imun. Faktor-faktor tersebut dapat saling berinteraksi dan memicu peradangan sendi yang berlangsung lama.

Berbagai Faktor yang Dapat Menyebabkan Rheumatoid Arthritis

Berikut ini adalah beberapa faktor yang diketahui berperan dalam terjadinya rheumatoid arthritis:

1. Penyakit autoimun

Penyakit autoimun terdiri dari berbagai jenis, dan masing-masing menyerang organ atau jaringan yang berbeda. Sebagai contoh, pada lupus sistemik, sistem imun dapat menyerang kulit, ginjal, atau organ lain, sedangkan pada psoriasis, yang terdampak terutama adalah kulit.

Seseorang yang memiliki satu penyakit autoimun cenderung memiliki sistem imun yang lebih mudah bereaksi tidak normal. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko munculnya penyakit autoimun lain, termasuk rheumatoid arthritis, meski tidak selalu terjadi pada setiap orang.

2. Faktor genetik

Seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan rheumatoid arthritis atau penyakit autoimun lain diketahui memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi ini. Meski demikian, faktor genetik saja tidak langsung menyebabkan rheumatoid arthritis, tetapi dapat meningkatkan kerentanan seseorang terhadap pemicu lain.

3. Infeksi atau paparan zat berbahaya

Infeksi tertentu diduga dapat memicu respons imun yang tidak normal pada orang dengan kerentanan genetik. Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh yang awalnya melawan kuman justru terus aktif meskipun infeksi telah berlalu, lalu menyerang jaringan sendi.

Selain itu, paparan zat berbahaya dalam jangka panjang, seperti debu silika atau bahan kimia tertentu, juga diketahui dapat memicu peradangan dan meningkatkan risiko terjadinya rheumatoid arthritis.

4. Kebiasaan merokok

Merokok merupakan salah satu faktor risiko terkuat yang berhubungan dengan rheumatoid arthritis. Kebiasaan ini tidak hanya meningkatkan risiko terjadinya penyakit, tetapi juga dapat memperberat peradangan dan menurunkan respons terhadap pengobatan pada penderita rheumatoid arthritis.

5. Perubahan hormon

Rheumatoid arthritis lebih sering terjadi pada perempuan, terutama pada usia produktif. Hal ini menunjukkan bahwa hormon, seperti estrogen, diduga turut berperan dalam memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan risiko terjadinya penyakit autoimun, termasuk rheumatoid arthritis.

6. Obesitas

Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh dan memberi tekanan tambahan pada sendi. Kondisi ini dapat memperburuk gejala rheumatoid arthritis serta meningkatkan risiko kekambuhan.

Itulah berbagai faktor yang diduga berperan dalam terjadinya rheumatoid arthritis. Jika Anda masih memiliki pertanyaan seputar penyebab rheumatoid arthritis atau ingin memahami risiko sesuai kondisi kesehatan Anda, jangan ragu untuk berkonsultasi melalui Chat Bersama Dokter di aplikasi Alodokter.