Sindrom nasi goreng adalah istilah yang digunakan untuk keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri Bacillus cereus. Bakteri ini dapat tumbuh pada makanan, seperti nasi, pasta, dan kentang, terutama jika sudah dimasak tetapi dibiarkan terlalu lama dalam suhu ruang.

Keracunan akibat Bacillus cereus sering disebut sindrom nasi goreng karena kasus ini pertama kali dilaporkan terjadi pada seseorang yang makan nasi goreng. Meski dikenal dengan nama sindrom nasi goreng, bakteri penyebabnya juga bisa tumbuh pada lauk-pauk dan makanan lain yang disimpan pada suhu yang tidak sesuai.

Sindrom Nasi Goreng, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya - Alodokter

Sindrom nasi goreng juga bisa terjadi jika Anda tidak menjaga kebersihan alat masak, seperti pisau atau panci, saat memasak. Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga kebersihan dan menyimpan makanan dengan benar guna mencegah infeksi Bacillus cereus.

Gejala Sindrom Nasi Goreng

Gejala sindrom nasi goreng biasanya muncul setelah mengonsumsi makanan yang telah dibiarkan terlalu lama pada suhu ruangan terbuka. Berikut ini adalah gejala yang dapat muncul akibat infeksi Bacillus cereus:

Diare

Diare adalah salah satu gejala paling umum dari sindrom nasi goreng. Keluhan ini biasanya muncul 6–15 jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri. Anda mungkin mengalami peningkatan frekuensi buang air besar cair yang disertai dengan kram perut dan perut kembung.

Meskipun diare umumnya hanya berlangsung sekitar 24 jam dan tidak menimbulkan masalah jangka panjang, Anda perlu memastikan tubuh tetap terhidrasi dengan baik. Anda disarankan untuk minum banyak air guna menggantikan cairan yang hilang saat BAB dan meminum obat antidiare guna untuk meredakan diare. 

Mual dan muntah

Mual dan muntah adalah gejala umum yang terjadi akibat sindrom nasi goreng. Gejala ini biasanya muncul dalam waktu 1–6 jam setelah Anda mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri.

Rasa mual sering diikuti oleh muntah yang bisa terjadi sekali atau bahkan berulang kali, tergantung pada tingkat keparahan keracunan. Keluhan ini dapat sangat mengganggu bahkan bisa menyebabkan dehidrasi dan badan lemas jika dibiarkan terus-menerus.

Dehidrasi

Dehidrasi merupakan risiko serius yang dapat terjadi akibat sindrom nasi goreng, terutama jika diare dan muntah terus berulang. Kehilangan cairan tubuh yang cepat dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti rasa haus, mulut dan kulit kering, serta lemas. 

Untuk mencegah dehidrasi, Anda perlu mengonsumsi air setidaknya 8 gelas sehari atau minum larutan oralit.

Demam

Demam sering kali muncul sebagai gejala tambahan dari sindrom nasi goreng. Ketika tubuh terinfeksi bakteri, sistem kekebalan tubuh bekerja keras untuk melawannya. Hal ini dapat menyebabkan suhu tubuh meningkat sampai di atas 38°C. Selain itu, Anda mungkin akan merasa keringat berlebih dan kelelahan.

Cara Mencegah Sindrom Nasi Goreng

Untuk mencegah sindrom nasi goreng, ada langkah mudah yang bisa Anda lakukan di rumah. Cara-cara ini penting diterapkan tidak hanya saat memasak nasi goreng tetapi juga saat memasak makanan lain.

Berikut ini berbagai cara mencegah sindrom nasi goreng:

1. Simpan makanan dengan benar

Bakteri Bacillus cereus dapat berkembang biak dengan cepat pada suhu ruang dan mengontaminasi makanan. Oleh karena itu, jangan biarkan makanan terlalu lama berada setelah selesai dimasak. Jika tidak langsung dimakan, makanan sebaiknya disimpan dalam lemari es dalam waktu 1–2 jam setelah dimasak.

2. Panaskan makanan dengan benar

Saat memanaskan makanan sisa, pastikan Anda memanaskannya hingga benar-benar panas. Suhu makanan harus mencapai setidaknya 74°C untuk membunuh bakteri yang mungkin telah berkembang biak. Selain itu, makanan sebaiknya hanya dipanaskan 1 kali untuk menjaga kualitas dan keamanannya.

3. Jaga kebersihan saat dan sesudah memasak

Cucilah tangan Anda dengan sabun sebelum mengolah dan memasak makanan. Setelah selesai masak, cuci tangan Anda kembali dan pastikan peralatan masak, seperti pisau, panci, sendok, dan talenan, sudah benar-benar bersih setelah digunakan. Kotoran atau sisa makanan pada peralatan yang tidak bersih dapat menyebabkan bakteri berpindah dan berpotensi menimbulkan masalah kesehatan.

4. Masak makanan hingga matang

Pastikan makanan, seperti daging, ayam, atau makanan laut, dimasak hingga matang sempurna. Jangan memasak makanan hanya setengah matang karena bakteri dapat bertahan dalam makanan yang tidak dimasak dengan baik.

5. Jangan biarkan makanan terlalu lama di suhu ruang

Jika Anda menggelar arisan atau acara makan-makan di rumah, jangan membiarkan makanan terlalu lama di atas meja. Hal ini karena bakteri bisa berkembang biak dengan cepat pada suhu ruang. Sebaiknya, simpan makanan di kulkas setelah 2 jam untuk menjaga keamanannya.

6. Cuci bahan makanan

Sebelum dimasak, selalu cuci sayuran, buah-buahan, dan bahan lainnya dengan air bersih yang mengalir. Mencuci bahan makanan bisa menghilangkan kotoran, pestisida, atau bakteri yang menempel.

Dengan memahami penyebab dan gejala sindrom nasi goreng, Anda bisa lebih berhati-hati dalam mengelola makanan sehari-hari. Mempraktikkan langkah pencegahannya dapat membantu Anda terhindar dari gangguan kesehatan dan memastikan makanan yang dikonsumsi tetap aman dan sehat untuk disantap bersama keluarga.

Jika Anda merasakan gejala sindrom nasi goreng setelah makan, seperti demam, mual, muntah, diare, atau sakit perut, jangan tunda untuk chat dokter. Gejala ini tidak boleh diabaikan, terutama jika berlangsung lebih dari 24 jam atau menjadi makin parah.