Staforin adalah obat untuk mengobati infeksi di saluran napas, tenggorokan, kulit, atau saluran kemih. Staforin tersedia dalam bentuk kapsul dan sirup kering, yang hanya dapat dibeli dengan resep dokter.
Staforin adalah obat antibiotik yang mengandung cefadroxil. Obat ini bekerja dengan cara merusak dinding sel bakteri, sehingga bakteri bisa mati dan infeksi pun teratasi. Penggunaan antibiotik ini harus dilakukan dengan hati-hati. Jika digunakan sembarangan, bakteri bisa menjadi kebal, dan infeksi di kemudian hari akan lebih sulit diobati.

Produk Staforin
Staforin tersedia dalam 3 varian, yaitu:
- Staforin 500 mg 10 Kapsul, dengan kandungan 500 mg cefadroxil tiap kapsul
- Staforin 250 mg sirup 60 ml, yang berisi 250 mg cefadroxil tiap 5 ml
- Staforin 125 mg sirup 60 ml, dengan kandungan 125 mg cefadroxil per 5 ml
Apa Itu Staforin
| Bahan aktif | Cefadroxil |
| Golongan | Obat resep |
| Kategori | Antibiotik sefalosporin |
| Manfaat | Mengatasi infeksi akibat bakteri, seperti infeksi saluran napas, infeksi kulit, tonsilitis, dan saluran kemih |
| Digunakan oleh | Dewasa dan anak usia ≥6 tahun |
| Staforin untuk ibu hamil | Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
| Berkonsultasilah dengan dokter sebelum menggunakan obat ini. | |
| Staforin untuk ibu menyusui | Kandungan cefadroxil dalam Staforin dapat terserap ke dalam ASI. Obat ini umumnya aman digunakan oleh ibu menyusui selama digunakan sesuai anjuran dokter. |
| Bentuk obat | Kapsul dan sirup kering |
Peringatan sebelum Menggunakan Staforin
Sebelum menggunakan Staforin, penting untuk mengetahui sejumlah hal di bawah ini:
- Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Staforin tidak boleh digunakan jika Anda alergi terhadap cefadroxil, penisilin, atau obat lain yang juga tergolong antibiotik sefalosporin.
- Sampaikan kepada dokter jika Anda memiliki atau pernah menderita penyakit liver, gangguan ginjal, asma, kolitis, atau gangguan darah.
- Beri tahu dokter jika Anda berencana menjalani vaksinasi dengan vaksin bakteri hidup, seperti tifoid.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menggunakan Staforin sebelum menjalani tes urine atau prosedur medis, termasuk operasi gigi.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Konsultasikan ke dokter jika Anda sedang atau akan menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas yang memerlukan kewaspadaan tinggi, karena Staforin dapat menyebabkan kantuk dan pusing.
- Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti kulit melepuh, mengelupas, atau pembengkakan kelenjar getah bening.
Dosis dan Aturan Pakai Staforin
Penggunaan Staforin harus mengikuti anjuran dokter. Dosisnya tergantung pada usia, berat badan, kondisi kesehatan, dan tingkat keparahan infeksi yang dialami pasien.
Berikut ini adalah dosis umum berdasarkan tujuan pengobatannya:
Tujuan: mengobati faringitis atau tonsilitis
- Dewasa dan anak dengan berat >40 kg: 1 gram 1 kali sehari atau 500 mg 2 kali sehari, selama minimal 10 hari.
- Anak dengan berat badan <40 kg: 30 mg/kgBB per hari, diminum 1–2 kali sehari, selama minimal 10 hari.
Tujuan: mengatasi infeksi di kulit, jaringan lunak, atau saluran kemih
- Dewasa dan anak >40 kg: 1–2 gram per hari, diminum 1-2 kali sehari.
- Anak ≥6 tahun dengan berat badan <40 kg: 30–50 mg/kgBB per hari, diminum 1-2 kali sehari. Dosis maksimal 100 mg/kgBB per hari.
Tujuan: mencegah endokarditis sebelum tindakan medis atau operasi gigi
- Dewasa: 2 gram diminum 1 jam sebelum prosedur.
- Anak-anak: 50 mg/kgBB diminum 1 jam sebelum prosedur, maksimal 2 gram.
Pengobatan biasanya berlangsung selama 7–14 hari, tergantung pada kondisi pasien.
Cara Menggunakan Staforin dengan Benar
Gunakan Staforin sesuai anjuran dokter dan aturan pakai yang terdapat pada kemasan. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.
Agar Staforin bisa bekerja dengan optimal dan risiko efek samping dapat diminimalkan, perhatikan cara penggunaannya berikut ini:
- Telan Staforin kapsul secara utuh dengan bantuan air putih, tanpa dibelah, dikunyah, atau dihancurkan terlebih dahulu.
- Jika menggunakan Staforin sirup kering, larutkan dulu dengan air sesuai petunjuk pada botol.
- Staforin dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan. Namun, jika Anda memiliki riwayat sakit maag, sebaiknya obat ini diminum setelah makan.
- Jika Anda menggunakan Staforin dalam jangka panjang, dokter mungkin akan meminta Anda menjalani tes darah berkala agar kondisi tubuh selama pengobatan dapat terpantau.
- Konsumsilah Staforin pada waktu yang sama setiap harinya agar efektivitas obat tetap optimal. Jika Anda lupa, segera minum obat ini saat teringat. Namun, jika dosis berikutnya sudah dekat, jangan menggandakan dosis.
- Teruskan penggunaan Staforin hingga selesai walaupun gejala sudah membaik. Hal ini untuk mencegah infeksi kambuh atau muncul resistensi bakteri
- Jangan memberikan Staforin kepada orang lain walau gejalanya mirip dengan Anda.
- Simpan Staforin di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Staforin dengan Obat Lain
Sebelum menggunakan Staforin, penting untuk memahami bahwa obat ini bisa berinteraksi dengan obat lain. Interaksi obat dapat memengaruhi cara kerja Staforin atau meningkatkan risiko efek samping. Berikut adalah efek interaksi yang mungkin terjadi:
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping jika digunakan bersama probenecid, azathioprine, mercaptopurine, atau methotrexate.
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama obat pengencer darah, seperti warfarin atau obat antiplatelet.
- Peningkatan risiko terjadinya gangguan ginjal jika digunakan bersama antibiotik aminoglikosida, seperti gentamicin, polymyxin B, colistin, atau diuretik dosis tinggi, seperti furosemid.
- Penurunan efektivitas Staforin jika digunakan bersama antibiotik lain, seperti tetrasiklin, sulfonamida, eritromisin, atau chloramphenicol.
- Penurunan efektivitas vaksin yang mengandung bakteri hidup, seperti vaksin tifoid, BCG, atau kolera.
- Penurunan efektivitas alat kontrasepsi berbasis hormon, seperti yang mengandung desogestrel, estradiol, mestranol, norethindrone, atau norgestrel.
- Penurunan penyerapan Staforin di saluran pencernaan jika diminum bersamaan atau berdekatan waktunya dengan cholestyramine.
Untuk mencegah interaksi obat yang tidak diinginkan, selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat, suplemen, atau produk herbal lain bersama Staforin.
Efek Samping dan Bahaya Staforin
Penggunaan Staforin dapat menimbulkan beberapa efek samping. Segera periksakan diri ke dokter jika muncul keluhan berikut selama menggunakan Staforin:
- Mual atau muntah
- Sakit atau nyeri di perut
- Diare
- Sakit kepala
- Ruam pada kulit
- Gatal atau keputihan di area vagina
Hubungi dokter jika efek samping di atas tidak kunjung membaik atau malah memburuk. Hentikan penggunaan Staforin dan segera ke dokter jika Anda mengalami efek samping berat berikut ini:
- Reaksi alergi berat, seperti sesak napas, biduran, atau pembengkakan di wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
- Gejala gangguan hati, seperti kulit dan mata menguning, hilang nafsu makan, urine berwarna gelap, atau perut terasa nyeri.
- Tanda gangguan ginjal, seperti jarang buang air kecil, urine sedikit, bengkak di kaki atau pergelangan kaki, mudah lelah, dan sesak napas.
- Diare parah atau berdarah, terutama bila disertai sakit atau kram perut, atau tinja berlendir.
- Demam tinggi disertai lemas, menggigil, linglung, atau nyeri otot, yang bisa menandakan infeksi atau kondisi serius lainnya.
- Kulit pucat, mudah memar, atau perdarahan yang tidak wajar, seperti mimisan atau luka yang sulit berhenti berdarah.
- Kejang atau perubahan kondisi mental, seperti linglung atau perubahan suasana hati.
- Nyeri saat buang air kecil, atau gejala lain yang mengarah ke infeksi atau masalah pada saluran kemih.
- Tanda-tanda infeksi baru, seperti sakit tenggorokan atau demam yang tidak membaik setelah beberapa hari.
Jika Anda mengalami efek samping berat atau keluhan yang tidak kunjung membaik, lakukan Chat Bersama Dokter atau gunakan fitur buat janji konsultasi langsung dengan dokter.