Mengurus bayi baru lahir bisa menjadi hal yang membahagiakan sekaligus melelahkan. Kewalahan mengurus bayi baru lahir bahkan dapat berujung pada kondisi stres. Jika Bunda merasa lelah dan stres mengurus bayi baru lahir, ini cara mengatasinya.
Mengurus bayi baru lahir bukanlah perkara mudah karena bisa menguras energi fisik dan mental. Ibu yang baru melahirkan umumnya lebih rentan mengalami stres karena kadar hormon yang belum stabil, kurang tidur, serta fisik yang belum pulih usai persalinan.
Bayi baru lahir juga lebih sering menangis, sering buang air, dan memiliki pola tidur yang belum teratur. Kondisi tersebut dapat memicu stres, apalagi jika Bunda juga masih mengerjakan urusan rumah tangga lainnya.
Cara Mengatasi Stres Saat Mengurus Bayi Baru Lahir
Merasa stres bukan berarti Bunda gagal dalam menjalani peran sebagai ibu. Wajar kok jika Bunda merasa stres dengan tanggung jawab yang menumpuk.
Kendati demikian, stres sebaiknya ditangani dan tidak dibiarkan berlarut. Yuk, lakukan hal-hal berikut ini agar stres Bunda berkurang:
1. Membatasi kunjungan keluarga atau teman
Meski bermaksud untuk menunjukkan simpati dan ikut berbahagia dengan kelahiran Si Kecil, kunjungan kerabat dapat menyita waktu. Di samping itu, sering kali ibu yang baru melahirkan mendapatkan komentar yang kurang menyenangkan terkait fisik maupun cara mengurus bayi.
Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk menolak sementara kunjungan kerabat sampai Bunda merasa siap. Beri pengertian bahwa Bunda membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan peran yang baru.
2. Meluangkan waktu untuk diri sendiri
Saat Si Kecil tertidur, luangkan waktu sejenak untuk me time. Normalnya, bayi baru lahir menghabiskan waktu 14–17 jam dalam sehari, dengan durasi 2–3 jam setiap sesi tidur.
Di sela waktu tersebut, manfaatkan waktu untuk menonton serial kesukaan, berendam di air hangat, membaca buku, melakukan hobi, atau tidur agar tubuh kembali bugar.
3. Meminta bantuan orang lain
Jangan memaksakan diri untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga. Piring kotor yang menumpuk atau rumah yang berantakan mungkin membuat Bunda tidak tenang. Namun, pemulihan fisik Bunda dan menghabiskan waktu bersama Si Kecil lebih penting untuk dilakukan.
Bunda dapat meminta bantuan suami atau anggota keluarga lain dalam mengerjakan pekerjaan rumah. Nenek Si Kecil dan anggota keluarga lain umumnya senang ketika dilibatkan dalam mengasuh bayi baru lahir. Manfaatkan bantuan mereka agar Bunda bisa rehat sejenak dan bersantai.
4. Meluangkan waktu bersama pasangan
Bermesraan dengan pasangan mungkin terasa sulit dilakukan setelah memiliki anak. Meski sulit, sempatkan untuk melakukan quality time berdua, bahkan sekadar menonton TV.
Keluarkan keluh kesah yang Bunda rasakan. Ungkapkan kepada pasangan bahwa dukungan dan bantuannya sangat berarti dalam menjalani peran sebagai orang tua baru.
5. Memijat bayi
Saat Bunda stres, cobalah untuk memijat Si Kecil. Memijat bayi merupakan cara sederhana dan efektif untuk menjalin dan memperkuat ikatan emosional (bonding) antara orang tua dengan bayi.
Memberikan pijatan juga dapat membuat Bunda lebih tenang dan menstabilkan emosi. Penelitian bahkan mengungkapkan bahwa pijat bayi dapat menurunkan kecemasan, stres, serta gejala depresi pascamelahirkan.
Agar pijat bayi lebih bermanfaat, Bunda dapat menggunakan minyak telon yang memang khusus diformulasikan untuk bayi. Minyak telon umumnya mengandung campuran minyak kayu putih, minyak kelapa, dan minyak lain, seperti minyak chamomile.
Secara tradisional, minyak kayu putih dikenal dapat memberikan rasa hangat pada tubuh bayi. Sementara itu, penelitian membuktikan bahwa kandungan minyak anis berkhasiat dalam mengatasi perut kembung pada bayi.
Kandungan minyak kelapa pada minyak telon juga dipercaya memiliki manfaat untuk melembapkan dan melindungi kulit bayi agar tidak kering.
6. Bertukar pikiran dengan ibu lain
Sering kali stres berasal dari ketidakpahaman mengenai cara mengasuh anak. Misalnya, tidak tahu bagaimana cara menangani tangisan bayi, kesulitan menyusui, atau khawatir berlebihan ketika bayi menunjukkan perilaku yang tidak biasa.
Agar tidak panik, bekali diri dengan berbagai pengetahuan tentang metode mengasuh bayi. Bunda dapat bergabung di komunitas orang tua untuk berbagi cerita serta bertukar pengetahuan dengan ibu-ibu lainnya. Koneksi yang terbangun dapat menjadi support system dalam menjalani peran Bunda sebagai orang tua.
Adanya ruang diskusi dengan ahli juga memberikan kesempatan bagi Bunda untuk bertanya mengenai kendala dalam mengurus Si Kecil. Dengan berbekalkan pengetahuan tentang merawat bayi, Bunda dapat terhindar dari stres yang mungkin terjadi setelah proses persalinan.
Itulah beberapa hal yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi stres mengurus bayi baru lahir. Upayakan untuk tidak menumpuk dan memendam stres agar tidak berujung pada depresi pascamelahirkan. Berbeda dengan baby blues yang umumnya hilang setelah 2 minggu persalinan, depresi pascamelahirkan bisa berlangsung lebih lama.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog jika Bunda mengalami gejala baby blues atau depresi pascamelahirkan.