Tensi normal lansia penting untuk dijaga karena lansia lebih rentan mengalami masalah kesehatan akibat tensi yang tidak normal. Terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan agar tensi tetap stabil, seperti menerapkan pola hidup sehat dan rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah.
Tensi atau tekanan darah menunjukkan seberapa kuat aliran darah dalam pembuluh darah saat dipompa jantung. Tensi harus berada di kisaran yang normal agar sirkulasi darah berjalan lancar, dan suplai oksigen ke seluruh tubuh optimal.
Inilah Tensi Normal Lansia
Pemeriksaan tensi dapat dilakukan dengan menggunakan tensimeter digital. Alat ini dapat menunjukkan tekanan saat jantung berdetak (tekanan sistolik) dan tekanan saat jantung beristirahat (tekanan diastolik). Angka pertama yang tertera adalah tekanan sistolik, sedangkan angka kedua adalah tekanan diastolik.
Berikut ini adalah tensi normal lansia:
- Di bawah 120/80 mmHg: lebih ideal
- 120/80–129/84 mmHg: tensi normal
- 130/85–139/89 mmHg: masih dianggap normal walaupun sudah termasuk dalam kategori tekanan darah tinggi dan lebih berisiko terkena hipertensi
Sementara itu, tensi lansia yang tidak normal berada di kisaran:
- Di bawah 90/60 mmHg: hipotensi
- Di atas 140/90 mmHg: hipertensi
Hipotensi dapat menimbulkan pusing, lemas, hingga pingsan. Di sisi lain, hipertensi dapat menyebabkan masalah pada pembuluh darah, jantung, dan ginjal, sehingga lansia rentan mengalami penyakit jantung, stroke, dan berbagai komplikasi lainnya. Oleh karena itu, penting untuk terus memantau dan menjaga tensi normal lansia.
Faktor yang Memengaruhi Tensi Normal Lansia
Tensi normal lansia cenderung lebih tinggi daripada orang dewasa. Pasalnya, jaringan pembuluh darah, termasuk arteri, menjadi lebih kaku seiring bertambahnya usia. Hal ini menyebabkan tensi lansia tergolong lebih tinggi, sehingga lansia lebih rentan mengalami hipertensi.
Faktor lain yang dapat memengaruhi tensi lansia adalah gaya hidup, seperti pola makan dan aktivitas fisik. Lansia yang sering mengonsumsi makanan tinggi garam atau lemak, serta kurang berolahraga, cenderung memiliki tensi yang lebih tinggi.
Selain itu, riwayat keluarga, dan kondisi medis, seperti obesitas, diabetes, penyakit ginjal, atau masalah pada jantung, juga dapat memengaruhi tensi lansia. Berbagai masalah kesehatan tersebut dapat mengganggu aliran darah, sehingga membuat tensi lansia menjadi tidak stabil.
Cara Menjaga Tensi Normal Lansia Tetap Stabil
Agar tensi normal lansia tetap stabil, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menjaganya, antara lain:
- Lakukan olahraga ringan, seperti berjalan atau berenang. Meski begitu, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu agar dokter dapat menyesuaikan jenis olahraga yang tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan lansia.
- Lakukan diet DASH, yakni diet yang baik untuk menjaga kestabilan tensi. Dalam program diet ini, lansia harus menghindari makanan yang tinggi garam dan mengonsumsi banyak sayur, buah-buahan, biji-bijian, dan susu.
- Jangan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.
- Hindari stres berlebih dengan melakukan berbagai teknik relaksasi, seperti meditasi dan yoga.
- Pantau tensi secara rutin agar berbagai masalah terkait tekanan darah dapat dideteksi sedini mungkin.
- Perbaiki kualitas tidur dan konsultasikan lebih lanjut dengan dokter apabila lansia mengalami gangguan tidur, seperti mendengkur atau sleep apnea.
- Konsumsi obat sesuai anjuran dokter apabila tensi tidak stabil disebabkan oleh penyakit tertentu.
Apabila memiliki keluarga yang sudah berusia lanjut, Anda bisa mengecek tensi normal lansia di rumah menggunakan tensimeter, jika memang memungkinkan, atau di pusat kesehatan terdekat. Jika terjadi perubahan nilai tensi yang signifikan, Anda bisa konsultasikan dengan dokter. Dengan demikian, dokter dapat mencari tahu penyebabnya dan mengambil tindakan yang tepat secepatnya.