Tensi tinggi adalah kondisi ketika tekanan dalam pembuluh darah terlalu tinggi. Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari gaya hidup, bertambahnya usia, hingga komplikasi dari kondisi medis yang dialami.

Seseorang dikatakan mengalami tensi tinggi (hipertensi) jika tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg. Tensi tinggi biasanya tidak menunjukkan gejala sehingga cara untuk mengetahui kondisi ini adalah dengan memeriksa tekanan darah secara rutin menggunakan tensimeter.

Tensi Tinggi, Kenali Penyebab dan Cara Mencegahnya - Alodokter

Jika tidak diobati, hipertensi dapat menyebabkan komplikasi, seperti penyakit ginjal, jantung, dan stroke. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui penyebab dan cara mencegah tensi tinggi.

Tensi Tinggi dan Penyebabnya

Berdasarkan penyebabnya, tensi tinggi dibedakan menjadi dua, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah jenis hipertensi yang terjadi secara bertahap selama bertahun-tahun. Sementara itu, hipertensi sekunder disebabkan oleh penyakit tertentu.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi adalah sebagai berikut:

1. Keturunan

Memiliki keluarga dengan riwayat tensi tinggi merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit ini. Mutasi gen atau kelainan genetik yang diwariskan dari orang tua yang menderita hipertensi akan meningkatkan risiko terjadinya tensi tinggi.

2. Usia

Faktor lain yang juga memicu tensi tinggi adalah usia. Seiring bertambahnya usia, pembuluh darah cenderung akan kehilangan keelastisannya dan menjadi lebih kaku. Kondisi ini dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah dan menyebabkan terjadinya tensi tinggi.

3. Gaya hidup tidak sehat

Gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, mengonsumsi alkohol, kurang olahraga, dan pola makan yang kurang sehat akan berdampak buruk pada kesehatan. 

Kandungan nikotin dalam rokok dapat menyempitkan pembuluh darah dan menaikkan detak jantung. Akibatnya, tekanan darah meningkat karena jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah melalui pembuluh darah yang menyempit.

sementara itu, konsumsi alkohol secara berlebihan juga dapat meningkatkan kadar hormon kortisol. Tingginya kadar hormon kortisol atau hormon stres ini dapat menyebabkan tensi tinggi serta jantung berdebar-debar. 

4. Obesitas

Kelebihan berat badan merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi primer. Ketika seseorang memiliki berat badan berlebih, kadar lemak dalam tubuh juga kemungkinan lebih tinggi. Hal ini akhirnya membuat jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. 

Peningkatan kerja jantung yang terjadi secara terus-menerus dapat membuat jantung dan pembuluh darah menjadi kelelahan. Pada akhirnya, kondisi ini akan memicu tensi tinggi.

5. Kondisi medis

Berbeda dengan hipertensi primer, hipertensi sekunder adalah terjadinya peningkatan tekanan darah melebihi batas normal karena suatu penyakit, seperti penyakit ginjal, gangguan kelenjar adrenal, sleep apnea, dan koarktasio aorta. Kondisi ini juga bisa dialami oleh ibu hamil dengan komplikasi kehamilan, yakni preeklamsia.

6. Obat-obatan

Konsumsi beberapa jenis obat, seperti pil KBantidepresan, dan obat antiinflamasi nonsteroid, juga dapat menyebabkan terjadinya tensi tinggi. Namun, respons tubuh terhadap konsumsi obat bisa berbeda-beda pada setiap orang. Jadi, bisa saja Anda tidak mengalami peningkatan tekanan darah setelah mengonsumsi obat tersebut.

Jika Anda mengalami tensi tinggi setelah mengonsumsi suatu jenis obat, jangan menghentikan pengobatan sebelum berkonsultasi dengan dokter. Hal ini penting dilakukan agar pengobatan tetap berjalan sebagaimana mestinya dan dokter bisa meresepkan obat pengganti yang sesuai bagi Anda.

Tensi Tinggi dan Cara Mencegahnya

Bila tidak ditangani dengan tepat, tensi tinggi bisa menyebabkan berbagai komplikasi yang membahayakan nyawa. Oleh sebab itu, upaya pencegahan terjadinya tensi tinggi perlu dilakukan, terutama bagi yang berisiko mengalaminya.

Tensi tinggi yang terjadi karena keturunan dan usia memang tidak dapat dicegah, tetapi ada beberapa cara untuk mencegah faktor risiko lain yang bisa memicu hipertensi, yaitu: 

  • Batasi konsumsi garam dengan tidak mengonsumsi lebih dari 1 sendok teh garam per hari.
  • Konsumsi makanan yang kaya akan kalium, seperti pisang, bayam, kentang, susu, dan kacang merah.
  • Rutin berolahraga, setidaknya selama 30 menit dalam sehari sebanyak 5 kali dalam seminggu.
  • Jaga berat badan ideal.
  • Tidur yang cukup. 
  • Jangan merokok dan minum minuman beralkohol.
  • Lakukan pemeriksaan kesehatan, khususnya cek tekanan darah secara rutin.

Menerapkan upaya di atas dapat meminimalisir risiko terjadinya tensi tinggi dan bahaya yang menyertainya. Bagi Anda yang sudah terdiagnosis hipertensi, cara-cara di atas juga dapat dilakukan untuk mendukung pengobatan tensi tinggi

Jika Anda memiliki beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya tensi tinggi, seperti memiliki keluarga dengan tensi tinggi atau menderita penyakit tiroid, lakukanlah pemeriksaan kesehatan secara rutin sesuai dengan arahan dokter

Dengan begitu, dokter dapat memberikan penanganan untuk menjaga tensi tetap normal sehingga komplikasi kesehatan akibat tensi tinggi pun dapat dihindari.