Kamu mungkin pernah mendapati pasangan yang kerap mengumbar kemesraan di media sosial. Tak jarang, hal ini bisa membuat iri sebagian orang yang melihatnya. Namun, apakah mereka benar-benar merasa bahagia dalam menjalani hubungan tersebut?

Selain digunakan untuk berkomunikasi dengan seseorang yang jauh atau menjalin pertemanan baru, media sosial juga kerap kali dimanfaatkan untuk membagikan berbagai momen. Salah satunya adalah momen kemesraan bersama pasangan.

Umbar Kemesraan di Media Sosial Tanda Lebih Bahagia? - Alodokter

Fenomena ini disebut dengan public display of affection (FDA). Ini bisa berupa membagikan foto atau video yang menampilkan keintiman, saling menulis hal yang mesra di kolom komentar, hingga mencantumkan status hubungan.

Fakta Seputar Kebahagiaan Pasangan yang Umbar Kemesraan di Media Sosial

Ada sejumlah penelitian yang mengungkap fakta unik terkait pasangan yang suka pamer kemesraan di dunia maya. Penelitian ini menyatakan, pasangan yang mengumbar kemesraan di media sosial mungkin bisa merasa lebih bahagia dibandingkan dengan pasangan yang tidak membagikan momen kemesraannya.

Meski begitu, tidak semua pasangan yang tidak atau jarang mengumbar kemesraan di media sosial itu tidak bahagia, ya.

Pasalnya, dalam penelitian ini juga disebutkan bahwa pasangan yang bahagia justru tidak terlalu fokus untuk mengumbar kemesraan di dunia maya. Mereka umumnya lebih memilih untuk menikmati kebahagiannya dengan cara menghabiskan waktu bersama untuk quality time.

Jadi, kesimpulannya, unggahan di media sosial tidak bisa menjadi tolok ukur yang ideal untuk menilai tingkat kebahagiaan pasangan ataupun seorang individu. Ini karena perasaan senang dan bahagia bersifat subjektif dan bisa dimaknai berbeda-beda oleh setiap orang.

Risiko Mengumbar Informasi Pribadi di Media Sosial

Penting untuk diketahui, mengunggah sesuatu di media sosial secara berlebihan, baik itu konten kemesraan, aktivitas sehari-hari, curhat, atau yang lainnya, dapat menimbulkan dampak yang tidak baik, misalnya cyberbullying, penyalahgunaan foto atau video, bahkan kebocoran data pribadi.

Akibatnya, seseorang yang terkena dampak buruk penggunaan media sosial bisa merasa stres dan terbebani. Jika digunakan dengan kurang bijak, sosial media juga dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan mental yang lebih serius, seperti depresi, gangguan cemas, hingga ide untuk bunuh diri.

Jika kamu dan pasangan ingin membagikan momen kemesraan di media sosial, hal ini boleh-boleh saja dilakukan. Tetapi, pastikan kalian berdua menggunakannya dengan baik dan bijaksana, agar media sosial bisa memberikan dampak yang positif di dunia nyata, ya.

Bila kamu atau pasanganmu masih memiliki pertanyaan terkait efek penggunaan media sosial atau merasa sudah mengalami kecanduan media sosial, cobalah berkonsultasi dengan dokter.

Jika penggunaan media sosial sudah mengganggu kehidupanmu, termasuk hubunganmu dengan pasangan, maka kalian bisa mengikuti sesi konseling bersama psikolog atau dokter.