Uvulitis adalah peradangan pada uvula, yang ditandai dengan uvula bengkak, kemerahan, dan terkadang disertai nyeri atau kesulitan menelan. Radang uvula umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, reaksi alergi, maupun cedera akibat prosedur medis tertentu di tenggorokan. 

Uvula merupakan jaringan lunak berukuran kecil yang menggantung di bagian belakang langit-langit mulut. Jaringan ini berfungsi untuk menutup nasofaring saat menelan agar makanan atau cairan tidak masuk ke rongga hidung. Selain itu, uvula juga dapat menghasilkan lendir untuk menjaga kelembapan rongga mulut dan faring.

Uvulitis

Uvulitis atau radang uvula dapat terjadi ketika uvula terinfeksi, mengalami reaksi alergi, atau teriritasi oleh paparan asap rokok dan udara kering. Selain itu, uvula bengkak juga bisa muncul akibat peradangan pada jaringan di sekitarnya, misalnya radang amandel (tonsilitis) atau radang tenggorokan (faringitis).

Penyebab Uvulitis

Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan uvulitis, mulai dari infeksi hingga iritasi pada uvula. Beberapa penyebab yang umumnya ditemukan adalah:

  • Penyakit infeksi, misalnya radang tenggorokan, infeksi saluran pernapasan, flu atau pilek, mononukleosis, atau croup
  • Reaksi alergi terhadap serbuk sari; debu; bulu hewan; gigitan serangga; atau makanan, seperti kacang dan telur
  • Penyakit refluks asam lambung (GERD)
  • Iritasi pada uvula yang disebabkan oleh paparan asap rokok atau bahan kimia yang mudah menguap
  • Cedera akibat prosedur medis di mulut dan tenggorokan, misalnya pemasangan intubasi, endoskopi, atau komplikasi dari operasi pengangkatan amandel (tonsilektomi)
  • Dehidrasi, yang membuat jaringan di sekitar uvula mudah teriritasi dan membengkak
  • Kebiasaan tidur mendengkur pada penderita sleep apnea
  • Kelainan genetik, misalnya angioedema herediter
  • Infeksi menular seksual, seperti gonore atau sifilis
  • Efek samping atau reaksi alergi obat, misalnya ibuprofen, obat golongan ACE inhibitor, antidiabetes, atau obat migrain

Selain beberapa penyebab di atas, ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami radang uvula, yaitu:

  • Memiliki alergi, misalnya alergi makanan atau alergi debu
  • Merokok
  • Terpapar bahan kimia atau zat tertentu yang bisa mengiritasi uvula, misalnya polusi udara atau bahan pembersih lantai
  • Mempunyai sistem kekebalan tubuh yang lemah sehingga lebih mudah terkena infeksi

Gejala Uvulitis

Uvulitis umumnya akan menimbulkan gejala berupa:

  • Uvula bengkak dan kemerahan
  • Bintik-bintik putih pada uvula atau tenggorokan
  • Sakit tenggorokan atau sensasi seperti ada benda asing di tenggorokan
  • Amandel bengkak
  • Regurgitasi, yaitu makanan maupun cairan yang kembali ke bagian tubuh sebelumnya
  • Mudah tersedak
  • Produksi air liur meningkat
  • Kesulitan menelan 
  • Suara berubah atau menjadi serak
  • Batuk kering
  • Demam dan nyeri otot 
  • Sulit bernapas atau napas berbunyi

Kapan harus ke dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter atau konsultasikan lewat Chat Bersama Dokter jika Anda mengalami gejala-gejala radang uvula seperti yang disebutkan di atas. Melalui chat, dokter dapat memberikan saran, menilai kondisi Anda, atau meresepkan obat yang bisa dikirim ke rumah jika diperlukan.

Anda juga bisa membuat janji konsultasi langsung bersama dokter di rumah sakit apabila uvula bengkak disertai dengan gejala reaksi alergi atau infeksi. Dengan begitu, dokter bisa segera memberikan penanganan sesuai keluhan yang timbul.

Jangan tunda untuk mencari pertolongan medis atau ke IGD rumah sakit terdekat bila timbul gejala-gejala berikut:

  • Sesak napas
  • Kesulitan menelan
  • Demam tinggi

Diagnosis Uvulitis

Pertama-tama, dokter akan melakukan tanya jawab seputar keluhan, obat yang sedang digunakan, serta riwayat alergi pasien maupun paparan iritan. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada mulut untuk menilai kondisi uvula dan tenggorokan pasien, serta mencari tanda infeksi.

Guna memastikan penyebab uvula bengkak, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa:

  • Swab tenggorokan, untuk mengetahui jenis kuman penyebab uvulitis, dengan menguji sampel dari tenggorokan untuk diperiksa di laboratorium
  • Tes alergi, untuk menentukan jenis alergi yang menyebabkan uvula bengkak
  • Tes darah, untuk mencari tanda-tanda infeksi virus, bakteri, maupun jamur, yang mungkin menyebabkan radang uvula
  • Rontgen leher, untuk mencari penyebab pasien mengalami kesulitan menelan, tersedak, atau muntah

Pengobatan Uvulitis

Pengobatan uvulitis akan disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan uvula bengkak. Penanganan tersebut dapat berupa pengobatan medis dan perawatan mandiri, seperti yang dijelaskan berikut:

Pengobatan medis

Radang uvula bisa diobati dengan pemberian obat-obatan atau operasi sesuai saran dokter. Berikut adalah jenis penanganan yang umumnya diberikan dokter:

  • Antihistamin, misalnya Winatin atau Miratadin, untuk mengurangi uvula bengkak akibat reaksi alergi
  • Kortikosteroid, untuk meredakan pembengkakan jika pasien mengalami radang uvula berat
  • Antibiotik, anjimaur, atau antivirus, untuk mengatasi uvulitis akibat penyakit infeksi
  • Obat refluks, untuk mengobati iritasi uvula yang disebabkan penyakit refluks asam lambung

Perawatan mandiri

Selain menjalani pengobatan dari dokter, pasien bisa melakukan beberapa upaya berikut untuk meredakan uvula bengkak:

  • Menghindari alergen dan iritan, seperti serbuk sari maupun asap
  • Mencukupi kebutuhan cairan tubuh dengan minum air putih
  • Berkumur dengan air garam hangat
  • Beristirahat dan tidur yang cukup atau sesuai kebutuhan
  • Minumlah teh hangat yang dicampur madu, untuk membantu meredakan nyeri di mulut dan tenggorokan
  • Mengunyah es, untuk meringankan pembengkakan
  • Menggunakan permen pelega tenggorokan atau semprotan tenggorokan, untuk membantu meredakan nyeri
  • Mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti Panadol atau Sumagesic, setelah berkonsultasi dengan dokter 

Pada beberapa kondisi, dokter mungkin akan menyarankan tindakan operasi pengangkatan uvula atau uvulektomi. Prosedur ini umumnya dilakukan bila uvula bengkak tidak kunjung membaik dengan obat-obatan atau perawatan mandiri. 

Selain itu, uvulektomi juga dapat menjadi pilihan bila uvula membesar atau memanjang hingga mengganggu proses menelan, berbicara, atau menyebabkan mendengkur.

Perlu diketahui bahwa pengangkatan uvula umumnya tidak menimbulkan masalah kesehatan serius. Namun, setelah tindakan bedah, pasien mungkin memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri karena adanya perubahan pada bagian belakang tenggorokan.

Dokter akan memberikan petunjuk perawatan pascaoperasi agar proses pemulihan berjalan optimal dan mencegah radang uvula kambuh kembali.

Komplikasi Uvulitis

Apabila uvula bengkak makin parah atau tidak diobati dengan tepat, komplikasi yang mungkin terjadi antara lain:

  • Sumbatan jalan napas, yang mengakibatkan sesak napas, napas berbunyi, atau bahkan henti napas mendadak
  • Penyebaran infeksi ke amandel, tenggorokan, atau bahkan saluran napas bawah, seperti trakea
  • Kesulitan menelan (disfagia)
  • Perburukan sleep apnea yang sudah ada
  • Nyeri kronis, terutama setelah makan atau berbicara lama

Pencegahan Uvulitis

Uvulitis tidak selalu bisa dicegah karena penyebabnya sangat beragam. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya radang uvula dan uvula bengkak, yaitu:

  • Menjaga kebersihan mulut dan gigi secara rutin
  • Menghindari paparan iritan, seperti asap rokok, makanan sangat panas, atau minuman beralkohol
  • Mengenali dan menjauhi pemicu alergi
  • Segera mengobati infeksi mulut dan tenggorokan
  • Tidak berbagi alat makan atau minum dengan orang lain, terutama saat sedang sakit