Perdarahan saluran cerna bagian bawah ditandai dengan munculnya darah pada tinja. Ada berbagai jenis penyakit yang bisa menyebabkan kondisi tersebut. Walaupun tampak mengerikan, darah pada tinja belum tentu sesuatu yang membahayakan nyawa.

Secara umum, saluran cerna manusia dibagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian atas dan bawah. Saluran cerna bagian atas meliputi mulut, kerongkongan, lambung, dan usus halus, sementara saluran cerna bagian bawah dimulai dari usus besar hingga anus.

Perdarahan Saluran Cerna Bagian Bawah, Ini Penyebabnya - Alodokter

Ada macam-macam penyakit yang dapat menyebabkan perdarahan saluran cerna bagian bawah. Penampakan darah pada masing-masing penyakit pun berbeda-beda. Ada darah yang berwarna merah segar, ada juga yang bercampur dengan tinja dan berwarna gelap.

Penyebab Perdarahan Saluran Cerna Bagian Bawah

Berikut adalah beberapa penyakit yang dapat menyebabkan perdarahan saluran cerna bagian bawah:

1. Hemoroid

Hemoroid yang disebut juga ambeien atau wasir adalah pembengkakan pembuluh darah yang terjadi di sekitar anus. Penyakit yang membuat buang air besar (BAB) terasa nyeri ini merupakan penyebab paling umum dari perdarahan saluran cerna bagian bawah.

Pembengkakan pembuluh darah awalnya hanya berupa benjolan di anus. Perdarahan baru terjadi bila pembuluh darah yang membentuk benjolan ini pecah, biasanya akibat peningkatan tekanan pada pembuluh darah tersebut, misalnya ketika mengejan saat BAB.

Darah biasanya menetes setelah tinja keluar dan berwarna merah segar. Hemoroid tidak boleh dibiarkan berlarut-larut karena bisa menyebabkan komplikasi serius berupa anemia atau rasa sakit yang sangat hebat hingga membutuhkan operasi.

2. Fisura ani

Fisura ani adalah luka atau sobekan kecil pada dinding dalam anus yang ditandai rasa sakit tajam saat BAB. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh tinja yang besar atau keras akibat sembelit. Sama seperti hemoroid, perdarahan pada fisura ani menetes setelah tinja keluar dan berwarna merah segar.

Tidak ada pengobatan khusus untuk mengatasi fisura ani. Luka di anus ini biasanya akan sembuh sendiri dalam beberapa hari, terutama bila diiringi konsumsi makanan tinggi serat dan asupan cairan setidaknya 8 gelas per hari.

3. Infeksi usus

Infeksi usus biasanya menyebabkan diare. Dari sekian banyak kuman penyebab diare, ada beberapa bakteri dan parasit yang bisa menyebabkan kerusakan jaringan usus. Salah satunya adalah bakteri Shigella dysenteriae penyebab penyakit disentri.

Kerusakan jaringan usus pada infeksi ini menyebabkan diare bercampur dengan darah dan lendir. Biasanya, darah berwarna merah segar. Selain itu, gejala yang terjadi bisa berupa nyeri perut, demam, dan muntah.

Berbeda dengan diare biasa, kondisi ini perlu ditangani dengan antibiotik. Bila dibiarkan, kerusakan jaringan usus bisa semakin parah hingga menyebabkan usus besar bolong dan bakteri menyebar ke dalam rongga perut.

4. Kolitis ulseratif

Kolitis ulseratif adalah peradangan kronis yang menyebabkan perlukaan dan perdarahan pada saluran cerna bagian bawah. Gejala yang terjadi biasanya berupa sakit perut atau mulas, dan BAB atau diare bercampur darah yang sedikit-sedikit tapi sering. Selain itu, penderita kolitis ulseratif juga bisa mengalami demam dan penurunan berat badan.

Penyakit ini tidak bisa dianggap sepele karena bisa menyebabkan komplikasi yang berbahaya, seperti perdarahan hebat dan dehidrasi berat. Luka pada usus juga lama-kelamaan bisa semakin dalam dan menyebabkan usus besar bolong. Selain itu, penyakit ini juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker usus besar.

5. Polip usus

Polip usus adalah benjolan kecil bertangkai yang tumbuh pada dinding dalam usus besar. Umumnya, polip tidak menimbulkan keluhan. Namun, polip jenis tertentu dapat membesar. Semakin besar polip, semakin besar pula risikonya untuk berkembang menjadi kanker.

Polip yang besar dapat menimbulkan gejala nyeri perut, sembelit, atau diare yang bertahan lebih dari seminggu, dan juga perdarahan saluran cerna bagian bawah yang terlihat saat BAB. Darah bisa berwarna merah segar atau bercampur dengan tinja dan membuat tinja berwarna kehitaman.

6. Kanker usus besar

Kanker usus besar juga dapat menyebabkan perdarahan saluran cerna bagian bawah. Darah biasanya terlihat bercampur dengan tinja dan bisa berwarna merah segar atau coklat kehitaman.

Selain perdarahan, kanker biasanya ditandai dengan penurunan berat badan yang drastis dan perubahan pola BAB. Pada stadium lanjut, kanker bisa menyebabkan usus besar bolong dan sel-sel kanker menyebar ke organ lain.

Kanker bisa disebabkan oleh berbagai macam hal. Pola makan dan jenis makanan yang tidak sehat, misalnya tinggi lemak dan rendah serat, bisa memicu timbulnya penyakit ini. Seperti yang telah disebutkan di atas, beberapa penyakit, seperti kolitis ulseratif dan polip usus, juga bisa memicu terjadinya kanker usus besar.

Selain keenam penyakit di atas, masih ada penyakit lain yang juga bisa menyebabkan perdarahan saluran cerna bagian bawah, misalnya divertikulitis, kelainan pembuluh darah usus besar, dan penyakit Crohn.

Penyebab perdarahan saluran cerna bagian bawah bisa bermacam-macam, mulai dari yang ringan hingga yang berbahaya. Untuk menghindarinya, diperlukan pola hidup yang sehat dan bersih.

Salah satu yang terpenting adalah mengonsumsi makanan sehat tinggi serat dan mencukupi asupan cairan setidaknya 8 gelas air putih setiap hari agar BAB lancar. Pola buang air besar yang teratur dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit pada usus besar.

Selain itu, walaupun mungkin menjijikkan, perhatikanlah tinja Anda setiap buang air besar agar bisa menyadari apabila ada perdarahan atau perubahan pada warna tinja. Tinja yang sehat biasanya berwarna kuning kecokelatan hingga cokelat gelap.

Jika menyadari adanya perdarahan saat buang air besar, jangan menunggu lama-lama. Segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan. Semakin cepat penyebab perdarahan ditemukan, semakin kecil pula risikonya untuk menimbulkan komplikasi yang berbahaya.