Penyakit kulit kucing umumnya tidak berbahaya, tetapi bisa menular ke sesama kucing, manusia, atau hewan lainnya. Oleh karena itu, kucing yang mengalami penyakit kulit perlu mendapatkan pengobatan yang tepat dari dokter hewan guna mencegah penularan.

Penyakit kulit kucing dapat menimbulkan gejala khas, seperti lebih sering menggaruk tubuhnya, kurang mau makan atau minum, lebih agresif, bulu kucing rontok, serta muncul ruam dan bentol di kulitnya. Penyakit kulit kucing tidak hanya menyerang kucing liar, tetapi juga kucing peliharaan.

8 Penyakit Kulit Kucing yang Perlu Diwaspadai - Alodokter

Sebagian penyakit kulit kucing tidak berbahaya dan bisa sembuh sendiri, tetapi ada juga yang berpotensi menjadi lebih berat dan perlu ditangani oleh dokter hewan. Oleh karena itu, ketika melihat anabulmu mengalami masalah pada kulitnya, sebaiknya segera bawa ke dokter hewan, ya.   

Beragam Penyakit Kulit Kucing

Umumnya, penyakit yang menyerang kulit kucing paling sering terjadi karena infeksi. Selain itu, ada banyak faktor lain yang juga bisa meningkatkan risiko kucingmu mengalami penyakit kulit kucing, mulai dari cuaca yang terlalu panas dan lembap, kebersihan tubuh kucing yang kurang terjaga, stres, kurang gizi, atau obesitas.

Berikut ini adalah beberapa penyakit kulit kucing yang dapat terjadi:   

1. Infeksi kutu

Infeksi kutu termasuk salah satu penyakit kulit kucing yang paling umum. Kutu biasanya menyerang kulit di sekitar wajah, leher, dan punggung kucing. Saat terserang kutu, kulit kucing jadi gatal sehingga ia lebih sering menjilat dan menggaruk tubuhnya. Infeksi kutu juga bisa menimbulkan ruam dan bentol-bentol di tubuh kucing.

Penyakit kulit kucing ini bisa mudah menular ke sesama kucing maupun hewan lainnya, seperti anjing. Oleh karena itu, penyakit kulit kucing ini perlu diobati secepatnya agar tidak menular.

2. Skabies

Skabies adalah penyakit kulit kucing akibat infeksi tungau. Tungau bisa mudah menular ke hewan lain maupun ke manusia. Salah satu jenis tungau yang dapat menular dari kucing ke manusia adalah Sarcoptes scabiei. 

Skabies kucing ditandai dengan ruam, bintik-bintik kecil, dan bagian kulit yang kering berkerak. Kucing biasanya tertular penyakit ini karena ada kontak erat dengan kucing lain, misalnya kucing yang tinggal di petshop, pet shelter, maupun serumah dengan kucing yang terkena penyakit kulit ini. 

3. Infeksi jamur (ringworm)

Penyakit kulit ini merupakan salah satu masalah pada kulit yang paling umum terjadi pada kucing maupun anjing. Infeksi jamur bisa membuat kucing mengalami beberapa gejala berupa munculnya bercak berbentuk bulat atau pitak di kulit, bulu rontok, dan kulit bersisik atau korengan.

Bercak tersebut biasanya muncul di area kepala, telinga, dan kaki depan, tetapi bisa menyebar ke bagian tubuh lain. Infeksi jamur pada kucing lebih banyak dialami oleh kucing yang tinggal di daerah tropis, termasuk Indonesia. Ini karena daerah beriklim tropis yang panas dan lembap membuat jamur jadi mudah tumbuh.

4. Abses

Ini merupakan penyakit kulit kucing yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Abses biasanya akan tampak berupa benjolan mirip bisul di kulit yang tampak kemerahan, bengkak, dan bernanah. 

Jika sampai pecah, abses di kulit bisa menimbulkan koreng atau ulkus di bawah kulit.  Penyakit ini biasanya perlu diobati dengan obat antibiotik. Pada kasus yang parah, penyakit kulit kucing ini perlu ditangani dengan operasi.

5. Hot spots

Ini juga termasuk salah satu penyakit kulit yang cukup sering terjadi. Penyebab hot spots masih belum diketahui secara pasti, tapi penyakit ini diduga disebabkan oleh infeksi, alergi, atau peradangan pada kulit kucing. Tak hanya pada kucing, hot spots juga bisa dialami oleh anjing. 

Pada kucing, hot spots akan menyebabkan kucing muncul pitak yang kemudian membuat kulit jadi koreng, bernanah, dan kemerahan. Selain itu, hot spots juga bisa membuat kucing merasa kesakitan atau gatal, sehingga sering menjilat atau menggaruk tubuhnya.

6. Jerawat

Tidak hanya manusia, kucing juga bisa berjerawat, lho. Penyakit kulit kucing ini ditandai dengan ruam, bintik-bintik hitam, dan ada kotoran di dagunya. Pada kondisi yang parah, jerawat juga dapat membengkak dan berkerak, bahkan menyebabkan bulu rontok.

Jerawat pada kucing disebabkan oleh folikel rambut yang tersumbat oleh minyak berlebih sehingga membentuk komedo. Ketika komedo tersebut terinfeksi bakteri, jerawat pun muncul. Selain itu, faktor lain stres dan jarang mandi juga bisa membuat kucing lebih rentan terkena jerawat di kulitnya.

7. Tungau telinga

Parasit tungau dapat menginfeksi cairan telinga kucing dan menyebabkan peradangan. Infeksi tungau telinga kemudian dapat menyerang kulit di sekitar telinga. Penyakit kulit kucing ini ditandai dengan perilakunya sering menggaruk telinga serta keluar cairan dari telinga kucing yang berwarna gelap dan berbau.

8. Alergi

Beberapa tanda penyakit kulit kucing bisa muncul sebagai reaksi alergi. Kucing bisa alergi terhadap gigitan kutu, tungau, debu, serbuk sari, bahkan makanan. Ketika pemicu alergi menyerangnya, kucing bisa merasa sangat gatal hingga menggaruk, menjilat, bahkan menggigit tubuhnya lebih sering. 

Reaksi alergi juga biasanya disertai ruam kulit, infeksi telinga berulang, bahkan kebotakan di area kepala, leher, perut, dan paha dalam.

Penanganan Penyakit Kulit Kucing

Agar dapat ditangani dengan tepat, penyakit kulit kucing perlu dipastikan penyebabnya oleh dokter hewan. Pemeriksaannya meliputi pemeriksaan fisik dan tes penunjang, seperti tes darah, tes urine, dan pemeriksaan sampel jaringan kulit. 

Setelah penyebab penyakit kulit kucing diketahui, dokter akan memberikan penanganan sesuai penyebabnya. Selain itu, dokter juga bisa memberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan, seperti gatal-gatal, agar kucing tidak sering menggaruk kulitnya. 

Obat-obatan yang bisa diberikan untuk mengatasi penyakit kulit kucing bisa berupa obat salep, shampo khusus, obat minum, dan obat suntikan. Selain itu, agar kondisi penyakit kulit pada kucingmu lekas membaik, bahkan tidak kambuh lagi, kamu bisa melakukan perawatan berikut: 

  • Hindari pemicu alergi bila penyakit kulit pada kucingmu disebabkan oleh alergi, misalnya dengan mengganti makanan yang sesuai.
  • Jaga berat badan kucing tetap ideal.
  • Cegah kucing stres, misalnya dengan mengajaknya bermain.
  • Mandikan kucing secara rutin, terutama bila kucing berusia tua atau gemuk sehingga sulit untuk membersihkan tubuhnya sendiri.
  • Bersihkan kotak pasir, kandang, alat makan dan minum, dan mainan kucing secara rutin.
  • Selalu periksa kebersihan dan kondisi kulit kucing, misalnya jika ada luka, ruam, bercak, maupun kutu.
  • Gunakan sampo khusus sesuai kondisi kulit kucing.
  • Oleskan pelembap atau bahan alami, misalnya minyak kelapa, minyak zaitun, atau minyak lavender, untuk mendukung pemulihan kulit kucing.
  • Jauhkan kucing yang sakit dari kucing lain guna mencegah penyebaran penyakit kulit ke kucing lainnya di rumah.

Kamu juga bisa memberikan suplemen atau vitamin kucing untuk melindunginya dari penyakit kulit kucing, tetapi pastikan untuk berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter hewan, ya. Jadi, kucingmu bisa mendapatkan perawatan terbaik agar kulitnya tetap sehat dan bisa kembali aktif bermain denganmu.