Istilah narsis sebenarnya tidak ditujukan kepada orang yang gemar melakukan selfie lalu mengunggahnya ke media sosial. Ada perbedaan mencolok antara perilaku narsis yang normal dengan gangguan kepribadian narsistik. Meski memiliki ciri yang mirip, keduanya tidak sama.
Narsis adalah perilaku ketika seseorang merasa terlalu kagum dengan dirinya sendiri dan cenderung mementingkan diri sendiri. Narsis tidak selalu buruk, ada beberapa perilaku narsis yang justru berdampak baik bagi pelakunya. Namun, jika narsis sudah menjadi kebiasaan dan berlebihan, ini bisa jadi merupakan tanda gangguan kepribadian narsisistik.
Perbedaan Perilaku Narsis Normal dan Gangguan Kepribadian Narsistik
Seseorang dikatakan mengalami gangguan kepribadian narsistik ketika menunjukkan ciri-ciri berikut:
- Mengutamakan kepentingan dirinya di atas segala-galanya dan sulit menerima kritikan dari orang lain
- Merasa dirinya paling hebat, unik, spesial, dan berharap orang-orang menganggapnya demikian
- Sering memonopoli percakapan serta mengumbar prestasi dan bakatnya secara berlebihan
- Selalu ingin dipuja atau diperhatikan, serta mudah iri, tersinggung, dan marah ketika hal ini tidak didapat
- Selalu mengharapkan perlakuan istimewa dan berperilaku arogan atau sombong
- Tidak mampu atau enggan memikirkan perasaan orang lain
- Memiliki rasa percaya diri tinggi dan menganggap bahwa banyak orang yang iri padanya
- Suka mengambil keuntungan dari orang lain demi mencapai impiannya
- Sering berkhayal tentang berbagai hal, seperti sukses di tempat kerja, menjadi paling hebat di antara teman-temannya, atau memiliki kehidupan yang sempurna
Penderita gangguan kepribadian narsistik mungkin terlihat memiliki kepercayaan diri yang normal seperti orang kebanyakan. Namun, faktanya tidak begitu. Orang dengan gangguan kepribadian narsistik hampir tidak pernah rendah hati dan selalu menganggap dirinya lebih baik dan lebih penting dari orang lain.
Hal tersebut tentu berbalik dengan perilaku narsis yang normal. Orang dengan sikap ini masih menyadari batasan dan kesalahan yang mungkin telah diperbuat. Dia juga berusaha memperbaiki hubungan ketika secara tidak sengaja menyakiti orang lain.
Kepribadian Narsistik dan Penanganannya
Sifat dan perilaku narsis yang masih dalam batas normal sebetulnya tidak perlu dikhawatirkan. Hal ini justru merupakan salah satu tanda bahwa seseorang memiliki self-love dan self-esteem yang baik.
Perilaku narsis yang wajar bisa membuat seseorang memiliki pikiran positif dan lebih bahagia dengan hidupnya. Kedua hal ini dapat membantu dalam melewati masa-masa sulit. Perilaku narsis juga bisa menjadi sumber motivasi seseorang agar bisa menyelesaikan pekerjaan atau tantangan dengan baik tanpa merasa frustrasi.
Meski begitu, sifat dan perilaku narsis sebaiknya jangan dipelihara karena bisa berkembang menjadi gangguan kepribadian narsistik. Ketika seseorang telah mengembangkan gangguan kepribadian tersebut, ini akan menyebabkan beragam masalah dalam hubungan sosial maupun pekerjaan.
Seseorang dikatakan mengalami gangguan kepribadian narsistik jika merasa sulit untuk mengendalikan egonya, merasa paling penting, cenderung merendahkan orang lain, dan memiliki tendensi untuk menjadi megalomania. Gangguan ini perlu ditangani oleh seorang psikolog atau psikiater.
Untuk mengatasi gangguan kepribadian narsistik, umumnya ada dua cara yang bisa dilakukan oleh psikolog dan psikiater, yaitu:
Psikoterapi
Penanganan sifat narsis berlebihan melalui konseling atau lebih tepatnya psikoterapi bisa membantu penderita gangguan kepribadian narsistik untuk menjalani kehidupan sosialnya dengan lebih baik.
Melalui terapi ini, psikolog atau psikiater akan menuntun penderita untuk memahami perasaan dan keterbatasan dirinya dan orang lain. Tidak hanya itu, penderita juga akan dituntun untuk mengenali kekuatan dan potensi diri sehingga dapat menerima kritikan maupun kegagalan.
Untuk mencapai perubahan yang maksimal, tentu dibutuhkan kesabaran dan beberapa sesi psikoterapi.
Obat-obatan
Pemberian obat-obatan umumnya diperlukan untuk mengatasi gangguan kepribadian narsistik yang disertai dengan gejala depresi dan kecemasan. Untuk mengobatinya, dokter biasanya memberikan obat-obatan, seperti obat antidepresan dan anticemas.
Perilaku narsis dan gangguan kepribadian narsistik tidaklah sama. Jika ada orang terdekat atau Anda sendiri yang merasa narsis dan telah menunjukkan gejala gangguan kepribadian narsistik hingga sering membuat masalah dalam kehidupan sehari-hari, sebaiknya berkonsultasilah ke psikiater atau psikolog.