Sebagian anak mungkin mudah merasa malu saat dihadapkan pada situasi baru. Hal ini sebenarnya terbilang lumrah dan wajar terjadi. Namun, agar sifat pemalu anak tidak sampai mengganggu kehidupan sosialnya, orang tua perlu membantu menumbuhkan keberaniannya.

Sebenarnya, tidak ada yang salah jika anak memiliki sifat pemalu. Anak pemalu biasanya lebih mandiri, bijaksana, dan mudah berempati. Hanya saja, anak yang terlalu pemalu bisa mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupannya.

7 Tips Menumbuhkan Sifat Berani pada Anak yang Pemalu - Alodokter

Tips Menumbuhkan Keberanian pada Anak Pemalu

Meski umum terjadi, tetapi ada faktor lain yang turut membuat anak menjadi pemalu. Faktor ini bisa karena meniru sifat orang tua, tidak diajarkan bersosialisasi sejak dini, korban perundungan (bullying), dan selalu dituntut menjadi untuk menjadi yang terbaik dalam segala hal.

Sebenarnya, anak pemalu mungkin ingin bersosialisasi, tetapi bisa aja mereka merasa takut, ragu, dan tidak tahu bagaimana caranya. Anak pemalu pun belum tentu introvert, ya. Perlu diingat, peran orang tua dalam pembentukan karakter anak sangatlah penting.

Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa Bunda dan Ayah lakukan untuk menumbuhkan sifat berani pada anak yang pemalu:

1. Dorong anak untuk menceritakan hal-hal yang membuatnya malu

Anak yang pemalu umumnya merasa sungkan untuk bercerita dan menunjukkan kemampuannya. Oleh karena itu, cobalah ajak Si Kecil mencurahkan isi hatinya untuk mengetahui apa yang membuatnya menjadi malu.

Dengan begitu, Bunda dan Ayah dapat menentukan cara yang tepat untuk mendorong keberaniannya dan melawan rasa malu yang ia rasakan.

Bila orang tua mampu mendengarkan isi hati anak, ia juga dapat merasa memiliki tempat untuk mencurahkan perasaannya. Lambat laun, anak juga akan lebih berani berkomunikasi dengan orang lain.

2. Jangan sebut anak pemalu

Meski ia pemalu, akan tetapi hindari melabelinya sebagai “anak pemalu”. Hal ini justru bisa membuatnya yakin bahwa ia memang seperti apa yang dikatakan orang kepada dirinya. Katakan pula kepada orang-orang terdekatnya untuk tidak mengatakan hal serupa.

Sebaliknya, Bunda dan Ayah bisa mendorongnya agar lebih berani dengan mengatakatan kalimat yang afirmatif dan suportif setiap kali ia mencoba hal baru, contohnya Wah, anak Bunda jagoan dan pemberani, ya? Hebat!

3. Hindari memarahi anak

Ketika Si Kecil mulai menampakkan sifat pemalu, Bunda dan Ayah sebaiknya tidak memarahi atau mengolok-oloknya. Jangan pula memaksanya untuk melakukan hal yang ditakutinya. Cobalah pahami perasaannya terlebih dahulu, ya.

Posisikan cara pandang Bunda dan Ayah sebagaimana cara Si Kecil memandang orang dan lingkungan di sekitarnya. Perlahan-lahan, jelaskan kepadanya bahwa tidak ada hal yang perlu ia takuti. Bunda dan Ayah juga bisa memberi contoh bagaimana cara menghadapi situasi yang Si Kecil hindari.

4. Tempatkan anak pada situasi sosial

Orang tua bisa turun langsung membantu anak bergaul dengan teman-temannya. Sebagai contoh, saat acara sekolah, Bunda dan Ayah bisa mulai pembicaraan dengan teman-temannya dan pancing Si Kecil untuk berinteraksi dengan mereka.

5. Bangun rasa percaya dirinya

Bangun keberaniannya untuk berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal. Misalnya, Bunda dan Ayah meminta tolong kepada Si Kecil untuk memesan makanan yang ia mau ke pelayan saat makan di restoran atau memberinya uang untuk membayar barang belanjaan di kasir.

Bunda dan Ayah bisa juga mengadakan pesta kecil-kecilan di rumah dan mengundang teman-temannya beserta orang tua mereka agar Si Kecil terbiasa dengan banyak orang.

6. Tunjukkan sifat percaya diri di depan anak

Jadilah contoh yang baik karena anak kerap kali meniru apa yang dilakukan orang tuanya. Bunda dan Ayah bisa mulai dari hal sederhana, seperti sering menyapa tetangga saat bertemu di jalan atau bersikap ramah kepada orang lain dengan percaya diri. Dengan begitu, Si Kecil mungkin bisa ikut mencontohnya.

7. Beri pujian

Saat anak berhasil menunjukkan rasa percaya dirinya atau berhasil menyapa orang lain, Bunda dan Ayah dapat memberikan apresiasi untuknya dalam bentuk pujian. Hal ini akan membuat anak merasa bahwa ia sudah melakukan hal yang baik dan benar.

Mengatasi sifat pemalu pada anak tidak bisa dilakukan dalam sekejap. Jadi, Bunda dan Ayah sebaiknya tidak memaksa atau memarahi ketika Si Kecil masih menjadi sosok yang pemalu dan belum mampu menjadi pemberani sesuai ekspektasi kalian berdua.

Bunda dan Ayah harus tetap sabar dalam mendorong Si Kecil untuk menjadi anak pemberani. Jika sifat pemalunya sudah sangat berlebihan, sebaiknya Bunda dan Ayah berkonsultasi ke psikolog untuk mendapatkan solusi yang tepat.