Benjolan di mata bagian dalam membuat penderitanya merasa seperti ada sesuatu yang mengganjal di mata. Selain terasa mengganjal, kondisi yang disebabkan oleh beberapa hal ini juga bisa mengganggu penglihatan. Oleh karena itu, penanganan yang tepat diperlukan agar benjolan cepat mengecil dan hilang.

Benjolan di mata bagian dalam memiliki ukuran dan bentuk yang bervariasi, tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Benjolan ini umumnya tidak berbahaya dan dapat menghilang dengan sendirinya. Namun, beberapa penyebab benjolan di mata bagian dalam tidak dapat disepelekan karena bisa menyebabkan masalah penglihatan jika tidak ditangani dengan benar.

Benjolan di Mata Bagian Dalam, Kenali Penyebab dan Pencegahannya - Alodokter

Penyebab Benjolan di Mata Bagian Dalam

Benjolan di mata bagian dalam bisa disebabkan oleh infeksi maupun pertumbuhan jaringan yang tidak normal. Berikut ini adalah beberapa penyebab benjolan di mata bagian dalam dan penjelasannya:

 1. Hordeolum

Hordeolum atau bintitan adalah benjolan kecil menyakitkan yang timbul di bagian luar maupun di bagian dalam kelopak mata. Penyebab umum benjolan ini adalah infeksi bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri ini dapat menyumbat kelenjar minyak di kelopak mata, sehingga menimbulkan peradangan. 

Munculnya hordeolum bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti menggunakan lensa kontak yang kotor, tidak menjaga kebersihan mata, menggunakan kosmetik kedaluwarsa, atau mengalami blefaritis, dermatitis seboroik, rosacea, dan diabetes.

Benjolan hordeolum yang ada di dalam kelopak mata juga bisa terasa lebih sakit daripada yang tumbuh di luar. Selain rasa sakit, kondisi ini juga menyebabkan mata berair dan mata merah.

Untuk menangani hordeolum, dokter akan memberikan obat salep atau tetes mata antibiotik. Namun, jika benjolan di mata bagian dalam tidak membaik dengan obat tersebut, dokter akan melakukan pembedahan guna mengeluarkan nanah.

2. Pinguecula

Penyebab lain benjolan di mata bagian dalam adalah pinguecula. Benjolan kecil dan kekuningan ini terjadi akibat perubahan jaringan konjungtiva mata. Benjolan biasanya terbentuk dari protein, lemak, atau kalsium.

Selain muncul benjolan, penderita pinguecula juga bisa mengalami mata kering, bengkak, dan berair. Jika jaringan pinguecula terus bertumbuh, akan terbentuk lapisan tipis pterygium yang menutupi kornea mata dan mengganggu penglihatan.

Pinguecula dan pterygium umumnya tidak berbahaya dan dapat ditangani dengan obat tetes mata kortikosteroid. Namun, bila pertumbuhannya sudah mengganggu penglihatan, dokter akan menganjurkan tindakan operasi.

 3. Kalazion

Kalazion merupakan benjolan merah di dalam kelopak mata akibat penyumbatan pada kelenjar meibom, yaitu kelenjar yang memproduksi minyak untuk menjaga kelembapan mata. Pada beberapa kasus, penyumbatan tersebut dipicu oleh peradangan atau infeksi pada kelenjar meibom.

Siapa pun bisa mengalami kalazion. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kalazion, seperti pernah menderita kalazion sebelumnya, memiliki kulit kering, dan mengalami blefaritis kronis, dermatitis seboroik, rosacea, atau diabetes.

Benjolan kalazion berwarna kemerahan dan terasa sakit saat disentuh. Selain itu, kalazion juga dapat disertai dengan mata berair, iritasi ringan, dan penglihatan kabur.

Bila masih tergolong ringan, benjolan bisa hilang dalam beberapa hari dengan mengompres kelopak mata menggunakan air hangat. Namun, jika kalazion tidak kunjung hilang, dokter akan melakukan operasi guna mengeluarkan cairan di dalamnya.

4. Kista dermoid

Kista dermoid juga menjadi salah satu penyebab munculnya benjolan di mata bagian dalam. Benjolan ini umumnya berisi jaringan kulit, rambut, atau lemak yang tidak tumbuh dengan normal di masa perkembangan janin. 

Kista dermoid di mata bisa terbentuk di bagian putih mata dekat kornea atau di bawah kulit dekat tulang rongga mata. Kista ini dapat mengganggu penglihatan dan menimbulkan nyeri jika bertambah besar atau disertai infeksi.

Benjolan di mata bagian dalam ini bisa bisa dialami oleh siapa saja, tetapi lebih sering dialami oleh anak-anak berusia di bawah 5 tahun. Benjolan ini juga sering kali muncul tanpa menunjukkan gejala dan baru disadari saat sudah membesar dan terasa nyeri. 

Apabila tidak menimbulkan keluhan, kista dermoid mata tidak memerlukan penanganan apa pun. Namun, jika berisiko mengganggu penglihatan, dokter akan melakukan operasi untuk mengangkat kista.

5. Tumor mata

Penyebab lain munculnya benjolan di mata bagian dalam adalah tumor mata. Kondisi ini belum diketahui secara pasti penyebabnya. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko tumbuhnya tumor mata, seperti berusia diatas 50 tahun, sering terpapar sinar UV, dan memiliki keluarga yang terkena tumor. 

Tumor mata bisa tidak bergejala pada tahap awal, tetapi lama-kelamaan mampu menimbulkan benjolan dan bercak kehitaman di mata, mata merah atau mata bengkak, perubahan pada pupil mata, penglihatan kabur atau silau, dan munculnya floaters dalam penglihatan.

Tidak semua tumor mata bersifat ganas, sehingga untuk memastikannya harus melalui pemeriksaan dokter mata. Tumor mata jinak dan berukuran kecil umumnya ditangani dengan operasi. Sementara itu, tumor mata berukuran besar dan bersifat ganas memerlukan radioterapi, kemoterapi, serta terapi laser.

Pencegahan Benjolan di Mata Bagian Dalam

Berbagai aktivitas sehari-hari yang Anda jalani tentunya membutuhkan peran mata sebagai indra penglihatan. Untuk menjaga kesehatan mata agar terhindar dari penyakit mata, termasuk benjolan di mata bagian dalam, berikut ini adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan:

  • Lakukan olahraga mata.
  • Gunakan kacamata hitam saat berada di luar ruangan.
  • Periksa kesehatan mata setiap 1–2 tahun sekali ke dokter mata.
  • Hindari paparan rokok dan polusi.
  • Hindari menatap gawai dalam waktu lama.
  • Konsumsi makanan yang bagus untuk mata, seperti wortel, ubi jalar, ikan, dan sayuran hijau.
  • Tidur yang cukup setidaknya 7–8 jam setiap hari.

Benjolan di mata bagian dalam kerap menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu penglihatan. Jika benjolan tersebut tidak kunjung membaik, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter agar mendapatkan penanganan yang sesuai sedini mungkin.