Betametason adalah obat untuk meredakan gejala peradangan pada sejumlah kondisi, seperti alergi, radang sendi, lupus, sarkoidosis, kolitis ulseratif, atau asma. Obat ini hanya boleh digunakan berdasarkan resep dokter.

Betametason tergolong obat golongan kortikosteroid. Obat ini bekerja menghambat pelepasan zat-zat kimia yang memicu munculnya reaksi peradangan. Betametason juga dapat menekan respons sistem kekebalan tubuh yang berlebihan sehingga bisa membantu meredakan penyakit autoimun.

Betametason - Alodokter

Di Indonesia, betametason tersedia dalam bentuk obat minum (oral), tetes mata, tetes telinga, dan obat oles (betametason topikal). Artikel ini akan membahas betametason bentuk obat minum.

Merek dagang Betametason: B-Dex, BDM, Benoson, Celestamine, Colergis, Cortamine, Durocort, Exabet, Hufabethamin, Meclovel, Mexon Beta, Ocuson, Polacel, Proceles

Apa Itu Betametason

Golongan Obat resep
Kategori Kortikosteroid
Manfaat Meredakan peradangan
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak
Betametason untuk ibu hamil dan menyusui Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Betametason dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa seizin dokter.
Bentuk obat Tablet, sirop

Peringatan sebelum Mengonsumsi Betametason

Betametason hanya boleh digunakan sesuai resep dokter. Di bawah ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi betametason:

  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Betametason tidak boleh diberikan kepada pasien yang alergi terhadap obat ini.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah menderita gangguan pembekuan darah, myasthenia gravis, sindrom Cushing, osteoporosis, diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, penyakit ginjal, epilepsi, gangguan mental, penyakit liver, hipotiroidisme, atau gangguan penglihatan, seperti glaukoma maupun katarak.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menderita penyakit infeksi, seperti TBC, infeksi jamur, atau herpes.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat, suplemen atau produk herbal tertentu, untuk mengantisipasi terjadinya interaksi antarobat.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
  • Hindari kontak langsung dengan penderita penyakit infeksi yang mudah menular, seperti flu atau cacar air, karena obat ini dapat meningkatkan risiko Anda terinfeksi.
  • Konsultasikan dengan dokter sebelum menjalani vaksinasi jika Anda mengonsumsi betametason secara rutin.
  • Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang serius setelah menggunakan betametason.

Dosis dan Aturan Pakai Betametason

Berikut ini dosis umum betametason bentuk tablet atau sirop untuk orang dewasa berdasarkan kondisi yang akan diatasi:

  • Kondisi: Alergi, kondisi peradangan, atau penyakit autoimun, seperti lupus, sarkoidosis, atau kolitis ulseratif
    2–3 mg per hari selama beberapa hari pertama. Selanjutnya, dosis dapat dikurangi sebanyak 0,25 mg atau 0,5 mg, tiap 2–5 hari, berdasarkan kondisi dan respons pasien terhadap pengobatan.
  • Kondisi: Rheumatoid arthritis
    0,5–2 mg per hari. Dosis bisa dikurangi secara bertahap berdasarkan kondisi dan respons pasien terhadap pengobatan.

Cara Mengonsumsi Betametason dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk penggunaan pada kemasan obat sebelum menggunakan betametason. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa seizin dokter.

Betametason sebaiknya dikonsumsi setelah makan. Telan obat dengan bantuan air putih. Untuk betametason sirop, kocok obat terlebih dahulu. Konsumsi betametason sirop menggunakan sendok takar di dalam kemasan obat agar dosisnya tepat.

Jika Anda lupa mengonsumsi betametason, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila jadwal minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.

Jangan berhenti menggunakan betametason secara tiba-tiba, karena bisa memperparah kondisi yang dialami. Jika sudah bisa dihentikan, dokter akan mengurangi dosis yang diberikan secara bertahap.

Simpan betametason di tempat yang sejuk, hindarkan obat dari paparan sinar matahari langsung, dan jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Betametason dengan Obat Lain

Beberapa interaksi obat yang dapat terjadi bila betametason digunakan dengan obat-obatan tertentu adalah:

  • Penurunan efektivitas obat neostigmine atau pyridostigmine dalam mengobati myasthenia gravis
  • Penurunan efek obat betamethasone jika digunakan dengan mifepristone, carbamazepine, primidone, phenytoin, atau rifampicin
  • Penurunan efek terapi dari obat antihipertensi, obat diuretik, atau obat antidiabetes
  • Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan dengan obat pengencer darah, seperti warfarin
  • Peningkatan risiko terjadinya kekurangan kalium (hipokalemia) jika digunakan bersama obat diuretik, teofilin, atau obat antijamur, seperti amphotericin B.
  • Peningkatan risiko terjadinya perdarahan saluran pencernaan jika digunakan bersama obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
  • Peningkatan risiko terjadinya robekan tendon jika digunakan bersama antibiotik quinolone
  • Peningkatan kadar betametason dalam darah jika digunakan dengan itraconazole, ritonavir, atau pil KB
  • Penurunan efektivitas vaksin hidup, seperti vaksin tifoid atau vaksin BCG

Efek Samping dan Bahaya Betametason

Efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi betametason adalah:

  • Sakit kepala
  • Lelah atau lemas
  • Sulit tidur
  • Sakit perut, mual, atau gangguan pencernaan
  • Kenaikan berat badan
  • Gelisah
  • Keringat berlebih
  • Siklus haid tidak teratur
  • Nyeri otot atau tulang

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping di atas tidak kunjung reda atau justru memburuk. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti:

  • Sindrom Cushing, yang bisa ditandai dengan stretch mark keunguan; kulit menipis; atau penumpukan lemak, terutama di bahu (buffalo hump) dan wajah (moon face)
  • Perubahan perilaku atau suasana hati yang drastis (mood swing), halusinasi, mudah marah, depresi, atau muncul keinginan untuk menyakiti diri sendiri
  • Gangguan penglihatan, seperti penglihatan buram atau penyempitan lapang pandang (tunnel vision)
  • Gejala infeksi, seperti demam, batuk, atau gejala flu
  • Bengkak di tangan, kaki, atau pergelangan kaki

Selain itu, penggunaan betamethasone dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis. Pada anak-anak, penggunaan obat ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat.