Carbocisteine adalah obat untuk mengatasi batuk berdahak pada pasien penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan cystic fibrosis. Carbocisteine bisa memudahkan pasien dengan kondisi tersebut mengeluarkan dahak. Obat ini hanya boleh digunakan berdasarkan resep dokter.
Pada pasien PPOK dan cystic fibrosis, dahak yang diproduksi di saluran pernapasan lebih kental dan banyak. Oleh karena itu, pasien dengan kondisi ini bisa mengalami kesulitan bernapas akibat dahak yang menumpuk dan sulit dikeluarkan.
Carbocisteine adalah obat mukolitik. Obat ini bekerja dengan cara mengencerkan dahak dan mengurangi jumlah sel yang memproduksi dahak. Dengan begitu, dahak akan berkurang dan bisa lebih mudah dikeluarkan saat batuk.
Merek dagang carbocisteine: Mucozine, Rhinathiol
Apa Itu Carbocisteine
Golongan | Obat resep |
Kategori | Mukolitik |
Manfaat | Mengencerkan dahak |
Digunakan oleh | Dewasa dan anak usia di atas 2 tahun |
Carbocisteine untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori C: Belum ada cukup bukti dari studi pada binatang percobaan maupun manusia yang menjelaskan keamanan obat terhadap ibu hamil maupun janin. |
Obat ini sebaiknya tidak dikonsumsi oleh ibu hamil, terutama pada trimester pertama, kecuali jika disarankan oleh dokter. | |
Belum diketahui apakah carbocisteine terserap ke dalam ASI atau tidak. Bila Anda sedang menyusui, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter mengenai penggunaan obat ini. | |
Bentuk obat | Kapsul dan sirop |
Peringatan Sebelum Mengonsumsi Carbocisteine
Ada hal-hal yang harus Anda perhatikan sebelum mengonsumsi carbocisteine, yaitu:
- Beri tahu dokter riwayat alergi yang Anda miliki. Carbocisteine tidak boleh diminum oleh orang yang memiliki alergi terhadap obat ini.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita asma, ulkus duodenum, atau tukak lambung.
- Jangan memberikan obat ini kepada anak usia di bawah 2 tahun.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
- Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi carbocisteine.
Dosis dan Aturan Pakai Carbocisteine
Dosis carbocisteine untuk mengatasi dahak berlebih berdasarkan usia pasien adalah:
- Dewasa: Dosis awal 750 mg, 3 kali sehari. Jika kondisi pasien sudah membaik, dosis bisa diturunkan menjadi 500 mg, 3 kali sehari.
- Anak usia 2–5 tahun: 62,5–125 mg diminum 4 kali sehari atau 100 mg 2 kali sehari.
- Anak usia 6–12 tahun: 100–250 mg dikonsumsi 3 kali sehari.
Cara Mengonsumsi Carbocisteine dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk pada kemasan sebelum mengonsumsi carbocisteine. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.
Konsumsilah carbocisteine setelah makan atau bersama makanan. Telan kapsul carbocisteine dengan bantuan air putih. Jika Anda minum carbocisteine sirop, pastikan untuk menggunakan sendok takar yang ada di dalam kemasan obat agar dosisnya tepat. Jangan menggunakan alat takar lain, seperti sendok makan.
Konsumsilah carbocisteine pada waktu yang sama setiap harinya agar efek pengobatan maksimal. Jika lupa mengonsumsi carbocisteine, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila sudah mendekati jadwal konsumsi berikutnya, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis.
Lakukan kontrol sesuai dengan jadwal yang diberikan dokter sehingga kondisi dan respons terapi dapat terpantau. Anda juga dianjurkan untuk berolahraga secara rutin agar pernapasan bisa lebih lancar dan pengobatan lebih efektif.
Carbocisteine biasanya digunakan untuk jangka panjang. Konsultasikan ke dokter jika Anda merasa keluhan yang dialami tidak membaik dengan obat ini setelah 1 bulan mengonsumsinya secara rutin.
Simpan carbocisteine di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Carbocisteine dengan Obat Lain
Ada beberapa efek interaksi yang mungkin muncul jika carbocisteine dikonsumsi bersama obat tertentu. Berikut ini adalah obat-obat yang bisa meningkatkan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan dengan carbocisteine:
- Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen dan diclofenac
- Obat kortikosteroid
- Obat antiplatelet, seperti clopidogrel
- Obat antikoagulan
Selain itu, carbocisteine sebaiknya tidak digunakan bersama obat batuk golongan antitusif, seperti dextromethorphan atau levodropropizine. Oleh karena itu, jangan menggunakan obat batuk yang dijual bebas tanpa seizin dokter selama Anda menggunakan carbocisteine.
Efek Samping dan Bahaya Carbocisteine
Efek samping yang bisa muncul setelah mengonsumsi carbocisteine antara lain:
Periksakan diri ke dokter jika keluhan di atas tidak kunjung mereda atau malah memburuk. Segera cari pertolongan medis jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius di bawah ini:
- Tinja berdarah atau berwarna hitam pekat
- Muntah darah atau muntah berwarna hitam dan bertekstur seperti bubuk kopi
- Ruam, sesak napas, maupun wajah, mata, atau mulut bengkak
- Demam, yang disertai dengan ruam dan kulit mengelupas di seluruh tubuh, termasuk, mulut dan lidah