Ngorok merupakan kondisi yang umum terjadi pada sebagian orang. Rasa lelah umumnya menjadi pemicu seseorang ngorok saat tidur. Meski demikian, keluhan ini juga bisa menjadi tanda dari suatu penyakit, terlebih bila ngorok mengeluarkan suara nyaring dan sudah berlangsung lama.

Mendengkur atau ngorok adalah kondisi ketika seseorang mengeluarkan bunyi dari hidung dan mulutnya ketika tertidur. Saat mendengkur pernapasan akan terhenti selama beberapa detik. Akibatnya, kadar oksigen dalam darah menjadi turun dan otak akan “membangunkan” tubuh dengan paksa agar dapat kembali menghirup oksigen. Inilah mengapa orang yang ngorok bisa tersentak saat tidur.

8 Langkah Mudah Mencegah Ngorok - Alodokter

Jika ngorok tidak ditangani atau dicegah, penderitanya akan merasa kurang bertenaga dan tidak segar saat bangun tidur, padahal waktu tidurnya sudah cukup.

Ini yang Terjadi Ketika Ngorok

Saat bernapas, udara akan masuk melalui hidung atau mulut untuk dialirkan ke paru-paru. Ketika saluran pernapasan, seperti hidung, mulut, dan tenggorokan, mengalami penyempitan atau kelainan bentuk, aliran udara akan tertahan dan menyebabkan tekanan yang tinggi.

Tekanan inilah yang dapat menimbulkan getaran suara dan menghasilkan bunyi, sehingga terjadilah dengkuran atau ngorok. Uniknya, hampir sebagian besar orang dewasa pernah, bahkan rutin mengalami ngorok.

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang ngorok saat tertidur, misalnya obesitas, kebiasaan minum minuman beralkohol, posisi tidur terlentang, atau kelainan pada hidung maupun tenggorokan.

Terkadang, tidur ngorok juga bisa terjadi karena pembesaran amandel. Hal ini sering kali terjadi pada anak-anak.

Penyebab Seseorang Sering Ngorok

Mungkin selama ini Anda belum mengetahui bahwa mendengkur bisa menjadi tanda-tanda penyakit serius, seperti apnea tidur atau sleep apnea.

Kondisi ini merupakan gangguan tidur yang membuat penderitanya berhenti bernapas selama beberapa saat ketika tidur, sehingga membuat kadar oksigen dalam darah menurun.

Apnea tidur bisa menimbulkan gejala berupa tidur kurang nyenyak, merasa kurang bertenaga saat bangun tidur, lemas, dan sulit konsentrasi. Pada kasus yang sudah parah, apnea tidur bahkan bisa menyebabkan kematian mendadak.

Selain karena apnea tidur, ngorok yang sudah parah atau berkelanjutan juga bisa disebabkan oleh beberapa penyakit kronis atau kondisi medis lain, seperti:

  • Stroke
  • Diabetes
  • Tekanan darah tinggi
  • Kelainan pada hidung, misalnya deviasi septum hidung, rhinitis alergi, dan sinusitis
  • Obesitas
  • Kelainan bentuk tenggorokan dan lidah

Selain beberapa hal di atas, tidur ngorok juga bisa disebabkan oleh faktor lain, seperti konsumsi obat yang memiliki efek samping kantuk dan kelainan pada kelenjar tiroid.

Cara Menghentikan Kebiasaan dan Mencegah Ngorok

Ngorok yang terjadi sesekali, terutama saat Anda merasa kelelahan, umumnya bukanlah hal yang berbahaya. Namun, keluhan ini bisa menjadi masalah ketika suara ngorok yang muncul sangat nyaring, berlangsung dalam waktu lama, atau menimbulkan keluhan lain, seperti sakit kepala dan tidur tidak nyenyak.

Untuk mencegah dan mengatasi kebiasaan ngorok, Anda bisa mencoba melakukan beberapa tips berikut ini:

1. Ubah posisi tidur

Posisi tidur tertentu bisa menjadi penyebab ngorok. Riset menyebutkan bahwa tidur telentang bisa membuat seseorang lebih mudah mendengkur.

Hal ini dapat terjadi karena tidur terlentang bisa membuat pangkal lidah dan langit-langit mulut menutupi dinding tenggorokan, sehingga menimbulkan getaran suara saat tidur. Untuk mengantisipasinya, cobalah tidur dengan posisi miring.

2. Tidur yang cukup

Kurang tidur atau memiliki jadwal tidur yang buruk bisa memicu Anda mendengkur karena kelalahan. Oleh karena itu, cobalah untuk mencukupi waktu istirahat dengan tidur selama 7–9 jam setiap malamnya.

3. Hindari minuman beralkohol dan obat tidur

Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol diketahui dapat membuat seseorang lebih sering ngorok atau memperparah keluhan tersebut. Selain itu, efek samping obat tidur juga bisa memicu Anda untuk mendengkur.

Obat tidur atau minuman beralkohol memang bisa membuat Anda lebih cepat terlelap, tetapi hal tersebut juga bisa membuat otot-otot leher menjadi lebih rileks. Akibatnya, Anda akan mudah mendengkur atau ngorok saat tidur.

4. Banyak minum air putih

Saat tubuh kekurangan cairan atau dehidrasi, lendir di hidung dan tenggorokan akan menjadi lebih lengket dan semakin sulit dikeluarkan. Hal ini juga bisa menjadi penyebab tidur ngorok.

Oleh karena itu, untuk mencegah ngorok, Anda perlu minum air putih yang cukup setiap hari. Orang dewasa disarankan untuk minum air putih minimal 8 gelas per hari untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh.

5. Cuci hidung dengan air garam

Tidur ngorok juga bisa terjadi karena adanya pembengkakan di dalam hidung, misalnya karena iritasi, alergi, atau infeksi. Untuk mengatasinya, Anda bisa mencuci hidung dengan larutan air garam. Caranya adalah dengan menyemprotkan air garam ke dalam hidung dengan alat yang disebut netipot.

Langkah ini juga baik dilakukan untuk mencegah dan menangani sinusitis secara alami di rumah. Selain itu, mandi air hangat sebelum tidur pun bisa mencegah Anda tidur mendengkur.

6. Jaga berat badan ideal

Menurunkan berat badan bisa menjadi cara untuk mengatasi dengkur, terutama untuk keluhan ngorok yang terjadi akibat obesitas. Meski demikian, keluhan ngorok juga bisa terjadi pada orang yang bertubuh kurus.

Oleh karena itu, jaga berat badan dengan menjaga pola makan dan rutin berolahraga.

7. Berhenti merokok dan jauhi asap rokok

Merokok dan kebiasaan menghirup asap rokok (merokok pasif) bisa mengakibatkan peradangan pada saluran napas bagian atas, sehingga memicu ngorok. Jadi, untuk mencegah dan mengatasi keluhan ngorok, Anda harus berhenti merokok dan menghindari paparan asap rokok.

8. Jaga kebersihan kamar tidur

Alergi atau iritasi pada hidung dan tenggorokan bisa menjadi penyebab Anda sering ngorok saat tidur, terlebih jika Anda memiliki riwayat alergi.

Untuk mencegah hal tersebut, cobalah untuk selalu jaga kebersihan kamar tidur. Cuci dan gantilah selimut, sarung bantal, guling, dan sprei setiap minggu, untuk menghindari tungau atau kutu. Selain itu, bersihkan pula berbagai perabot yang ada di dalam kamar.

Kebiasaan ngorok umumnya bisa diatasi dengan menerapkan beberapa cara di atas. Namun, jika disebabkan oleh kondisi medis tertentu, masalah tidur ngorok perlu ditangani oleh dokter dengan obat-obatan, terapi CPAP, atau operasi.

Apabila Anda telah mencoba beberapa tips mencegah ngorok di atas, tetapi keluhan ngorok tidak membaik, bahkan mengganggu orang di sekitar Anda, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk menjalani pemeriksaan dan pengobatan yang tepat.